Dan sebagaimana biasanya, impressum ini akan menjadi katalisator bagi brand management selanjutnya dalam konteks yang lebih luas.
Maksudnya bagaimana?
Sekian persen keyakinan pembaca anti-pariwisata (yang sebelumnya meragukan komitmen dari pemerintah dan swasta untuk mempercepat pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba bagi pertumbuhan ekonomis rakyat setempat) akan bertambah. Seiring dengan gebrakan branding yang lain (semoga berjalan simultan dan serentak), keyakinan dari para pembaca testimolni semacam ini terutama warga setempat ini akan menyuburkan keniscayaan pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata.
Mengikut jejak pak Raja sebagai konsumen Garuda, berikutnya kita akan semakin tertarik mendengar testimonial lainnya terhadap berbagai bentuk pelayanan di destinasi wisata Danau Toba:
"Bangganya Jadi Peyicip Pertama Kopi Humbang Dalam Kemasan Semewah Starbucks" (Memangnya sudah ada, saya tidak tahu. Kalau belum ada, berarti ini blue ocean market. Pangsa pasar segar yang bisa disasar dan dimulai oleh para barrista coffee yang ingin membuka usaha sendiri)
"Bangganya Jadi Panortor Pertama Mengisi Konvensi Internasional di Hotel Bintang Lima Kawasan Danau Toba" (Saat ini belum dibangun. Tetapi, jika kawasan pariwisata Danau Toba nanti benar berhasil menjadi destinasi wisata kelas dunia, ini adalah keniscayaan).
"Bangganya Jadi General Manager Hotel Pribumi Pertama di Swiss Belhotel - Silangit" (Saat ini juga belum ada. Tapi akan ada. Idem dengan yang di atas) Dan akan ada untaian "bangganya"-"bangganya" yang lain.
Ini saatnya bagi setiap warga lokal yang ingin mencari opportunity di tengah pengembangan destinasi Danau Toba. Kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka selama ini, lalu mengidentifikasi ke sektor mana mereka bisa berkecimpung, berjuang, bersusah-payah, dan berprestasi di sana.
Hasil akhirnya, selain dapur tetap bisa mengepul, ialah kebanggaan-kebanggaan seperti di atas yang sulit ditukar nilainya dengan rupiah semata.
Â
Impressum mesti sustainable
Tentu kebanggaan hanya bisa muncul jika kesan pertama atau primum impressum berlanjut dengan secunda impressum, tertium impressum, dan seterusnya.