Benarkah bahwa keheranan kita terhadap sikap ignorance yang diperlihatkan oleh para komentator imut (untuk tidak mengatakan bebal, bodoh dan rasis) pada setiap tread mirip dengan pengalaman seorang remaja SMP ketika pertama kali menemukan bahwa ketiaknya punya rambut atau seorang remaja putri yang bingung mengapa dadanya harus lebih membusung dibanding teman sebayanya yang laki-laki?
Mungkinkah cara kita mempersepsi lahirnya perundangan baru dari dewan legislatif kita yang terhormat mengikuti pola pemahaman seksualitas kita?
Sebelum tulisan ini dipelintir menjadi konten yang memprovokasi ke persoalan gender dan equalitas pria-wanita-transgender, saya ingin ulangi kembali: Kita masih sangat Freudian.
Itu saja.
Â
Wassalam. Â
Donald Haromunthe,
A Boy Growing To Be A Man.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H