Mohon tunggu...
Donald Siwabessy
Donald Siwabessy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Krisis Ketakutan Mendasar Pada Lansia dan Bagaimana Mereka Mengahadapinya

15 Agustus 2024   01:00 Diperbarui: 15 Agustus 2024   07:49 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Krisis Ketakutan Mendasar Lansia dan Cara Menghadapinya" (Sumber: Dokpri)

Krisis Ketakutan Mendasar Pada Lansia dan Bagaimana Mereka Menghadapinya.

 

Anda mungkin sempat mengikuti pemberitaan viral di bulan Juli lalu soal pasangan suami dan istri Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (72), yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi membusuk dikamarnya di Kawasan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Tanpa mengurangi rasa keprihatinan pada apa yang dialami kedua orang tua tersebut, berdasar semua cerita yang mengitari kejadian meninggal mereka, saya menduga, sekali lagi ini dugaan saja, bahwa kedua orang tua tersebut sempat alami krisis ketakutan mendasar beberapa waktu sebelum mereka berpulang.

Loh, dari mana dugaan itu muncul? Begini, malam ini saya bertemu dengan dua orang pakar, yakni Hanna Santoso dan Andar Ismail. Siapa mereka? Mereka berdua adalah tim penceramah pada berbagai pertemuan gereja untuk warga lanjut usia dan keluarganya.

Kurang lebih telah dua puluh tahun mereka jalani aktifitas itu, perjalanan memberi ceramah itu lalu mempertemukan mereka dengan aneka macam krisis fisik dan psikis yang dialami oleh para lanjut usia, salah satunya krisis ketakutan mendasar pada lansia.

Pengalaman memberi ceramah dengan semua temuan itu kemudian mereka bukukan dalam sebuah buku berjudul, "Memahami Krisis Lanjut Usia (Uraian Medis & Pedagosis-Pastoral), terbitan BPK Gunung Mulia tahun 2009.

Lewat buku itulah saya berjumpa dengan mereka berdua malam ini. Saya lalu mendengar banyak uraian mereka lewat membaca buku itu, secara khusus soal krisis ketakutan mendasar yang biasa dialami para lansia.

Berdasar uraian itu saya menduga krisis itu tak luput dialami juga oleh opa Hans dan oma Rita sebelum mereka meninggal.

Apa yang dimaksudkan dengan krisis ketakutan mendasar?

Menurut Hanna dan Andar dalam buku mereka, krisis ketakutan mendasar adalah rasa takut dan khawatir yang biasa dihadapi banyak orang saat memasuki masa lanjut usia.

Hal utama yang paling ditakutkan ialah takut tidak disayang, takut anak, menantu dan cucu tidak sayang lagi pada mereka. Biasanya perasaan takut tidak disayang atau kurang disayang ini tidak pernah mereka ungkapkan, hanya disimpan dalam hati saja.

Ada perasaan takut bahwa dirinya dilupakan karena anak-anak sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan rutin mereka. Orang tua minta tolong diantarkan ke dokter karena sakit, namun anak beberapa waktu lambat datang menolong. Maka dalam pikiran mereka, anak-anak tidak peduli lagi, tidak sayang lagi, bahkan sudah lupa pada orang tuanya.

Lansia takut tidak masuk hitungan lagi, takut tidak diikutsertakan dalam kegiatan keluarga. Mereka takut terlantar, takut tidak diurus oleh anak-anak, takut tidak dilindungi, takut tidak ada yang menjaga, bahkan "dibuang" oleh kelurga.

Lansia juga takut tersisihkan, takut "dibuang" oleh masyarakat karena merasa sudah tidak dibutuhkan lagi. Perasaan ini sering membuat mereka semakin menarik diri dari lingkungan sekitar, tidak mau iku kegiatan apapun.

Hal terakhir yang menjadi bagian dari krisis ketakutan mendasar ini adalah kondisi para lansia yang takut menghadapi kesepian dan "kesendirian". Apalagi bila teman-teman dekat mereka satu persatu telah meninggal dunia, dan mereka semakin sulit mendapat teman baru.

Berhadapan dengan krisis lansia seperti itu maka apa yang dapat dilakukan oleh para lansia untuk menghadapi krisis ini? Berikut beberapa hal yang dapat diadopsi sebagai masukan dari nasihat praktis Hanna dan Andar dalam bukunya itu, antara lain:

"Krisis Ketakutan Mendasar Lansia dan Cara Menghadapinya" (Sumber: Dokpri)

Pertama, tetap terlibat dan bermanfaat bagi orang lain.

Lansia tidak boleh menarik diri karena melakukannya membuat mereka makin tersisih dan akan merasakan kesepian yang berkepanjangan. Maka mereka harus berusaha membuat dirinya terlibat dan bermanfaat bagi orang lain.

Hal bermanfaat yang dapat dilakukan lansia bagi orang lain misalnya, mengunjungi teman-teman lansia yang hidup sendiri dan membutuhkan teman untuk bercakap-cakap. Atau menelpon lansia yang lain, dan hal lain yang menyenangkan.

Dengan melayani orang lain secara demikian akan membuat para lansia tidak pernah kesepian.

Kedua, dekatkan diri dan berserah pada Tuhan.

Lansia dapat mengatasi krisis ketakutan mendasar ini dengan mendekatkan diri dan berserah diri kepada kemurahan Tuhan dalam keyakinannya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan hamba-hamba Nya yang bertaqwa pada Nya.

Hal yang juga penting, ketika lansia menghayati kesadaran bahwa Tuhan adalah sosok yang setia bahkan melebihi seorang sahabat akan menghilangkan semua ketakutan ini.

Demikian apa yang bisa dibicarakan soal krisis ketakutan mendasar yang kerap dialami para lansia dan bagaimana cara menghadapinya. 

Jika kita masih memiliki orang tua yang lanjut usia, mari berilah perhatian dan kasih sayang tulus kepada mereka. Semogah apa yang bisa kita lakukan sebagai anak ikut menolong mereka mengaatasi krisis ini.

Semogah bermanfaat![]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun