Upaya menyeimbangkan kedua tugas atau peran tersebut dapat dilakukan dengan meminimalkan konflik. Bagaimanapun, seorang ibu yang berperan ganda tak dapat menghilangkan konflik peran. Konflik tersebut akan selalu ada, yang perlu dilakukan hanyalah meminimalkan konflik-konflik tersebut.
Beberapa kiat berikut dapat dilakukan seorang ibu sebagai cara meminimalkan konflik sehingga diharapkan sukses menyeimbangkan peran di rumah (keluarga) dan tempat kerja (karier).
Pertama, mempunyai pandangan yang sepaham dengan suami.
Dengan pandangan yang sepaham, seorang ibu akan lebih mudah untuk berkarier dan beraktivitas di luar rumah. Dalam contoh kasus di awal artikel ini misalnya, hal ini telah dimiliki ibu Tatik sebab ia mendapat dukungan dari sang suami untuk berkarier. Ini sangat baik baginya menghadapi konflik peran ganda.
Kedua, memiliki skala prioritas.
Terdapat banyak pekerjaan yang harus dilakukan seorang ibu ketika melakoni kedua tanggung jawa terbut, hal ini tentu dapat membuat bingung mana yang harus didahulukan. Apalagi ketika pekerjaan dan keluarga menuntut perhatian yang sama. Dengan membuat skala prioritas, seorang ibu menjadi lebih tahu hal yang harus diutamakan.
Ketiga, mendapat dukungan keluarga.
Mendapat dukungan keluarga, baik dari keluarga besar (extended family) ataupun suami sangatlah penting. Mengapa penting? Mengingat konteks budaya kita di Indonesia dimana dukungan keluarga besar sangat berarti bagi ibu yang bekerja.
Menurut hasil penelitian A. Handayani dalam, "Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Konflik Peran Ganda Pada Dosen-Dosen Wanita," 2008, dikemukakan bahwa, dukungan suami merupakan faktor terpenting bagi wanita yang telah berkeluarga.
Lebih lanjut menurut Handayani, para ibu dapat berperan  secara optimal, baik dalam dunia karier maupun dalam kehidupan rumah tangga baik sebagai seorang ibu maupun istri karena adanya dukungan suami.
Keempat, meluangkan waktu untuk diri sendiri.
Sekilas kiat ini terlihat egois karena dengan begitu banyak aktivitas untuk pekerjaan dan keluarga, seorang ibu malah memilih untuk bersenang-senang sendiri. Namun tentu hal itu tak bermaksud demikian.
Meluagkan waktu sejenak untuk diri sendiri seumpama mobil listrik yang dicharger batreinya demi energi yang baru. Demikian halnya bagi seorang ibu, meluangkan waktu sejenak untuk diri sendiri dapat memberinya energi baru, demikian juga semangat yang baru untuk beraktivitas selanjutnya.
Demikian empat kiat yang dapat dilakukan seorang ibu dalam meminimalkan konflik dan menyeimbangkan perannya baik di tengah keluarga maupun dalam karier.