Mohon tunggu...
Donald Siwabessy
Donald Siwabessy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Film

Film "Railway Man", Kisah Menyudahi Kebencian Yang Menyembuhkan

28 Januari 2024   14:24 Diperbarui: 29 Januari 2024   04:29 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hanya dengan memaafkan ataupun mengampuni seseorang dapat memutuskan hubungan dengan pengalaman traumatiknya yang menyakitkan!"

Siang di hari Minggu ini, 28/01/2024, tak sengaja saya mengisinya dengan menonton ulang sebuah film lama berjudul Railway Man yang dirilis tahun 2013.

Film ini sebenarnya sudah saya tonton empat tahun silam, namun kembali menontonnya hari ini karena kepentingan mencari bahan perkuliahan untuk sebuah mata kuliah, secara khusus bahan studi kasus seputar masalah trauma dan solusi mengatasinya dalam perkuliahan tersebut.

Kisah film yang diangkat dari kisah nyata ini ingin saya bagikan pelajaran yang bisa dipetik darinya.  Semogah bisa menjadi sekadar masukkan bagaimana mengatasi persoalan traumatik yang menyakitkan dan menjadi masalah dalam hidup kita.

Railway Man, film yang dibintangi aktor Colin Firth dan aktris Nicole Kidman ini berkisah tentang episode perjalanan hidup kelam seorang mantan pejuang perang asal Inggri pada Perang Dunia 2, bernama Eric Lomax. Eric adalah seorang tawanan perang tentara Jepang yang dipekerjakan secara paksa bersama ribuan tawanan perang lainnya.

Dalam masa ditawan itu Eric dan tawanan lain harus membangun infrastruktur jalan kereta api sepanjang ratusan mil yang menghubungkan Thailand dan Burma. 

Suatu saat dalam masa penawanan itu, secara diam-diam Eric bersama beberapa rekannya membuat radio penerima siaran berita, mereka meliput berita tentang perkembangan PD 2 yang tengah berlangsung.

Karena menjadi otak pembuatan radio yang ditakuti Jepang dapat merusak proyek kerja paksa mereka, ia kemudian dihukum dengan cara disiksa secara sadis dalam ruang interogasi khusus selama 2 minggu. Waktu 2 minggu tersebut menjadi titik hitam yang kelam dalam perjalanan hidup Eric selanjutnya saat ia bebas setelah kekalahan Jepang di akhir PD 2.

Titik hitam tersebut memberi Eric luka jiwa berkepanjangan dalam hidupnya. Ia hidup dalam trauma, kebencian, hingga mengalami depresi berat yang disertai gangguan halusinasi. Bertahun-tahun ia sulit keluar dan sembuh dari penderitaan tersebut.

Suatu waktu Eric berencana kembali mengunjungi Thailand tempat dimana ia pernah ditawan. Ia bermaksud menemui salah seorang mantan tentara Jepang bernama Takashi Nagase, yang menjadi otak penyiksaan terhadapnya selama 2 minggu kala ditawan Jepang.

Eric mendengar bahwa Nagase yang telah bekerja sebagai agen rekonsiliasi yang rutin mendampingi para wisatawan mengadakan ziarah ke situs sejarah peninggalan PD 2 di Thailand. Situs itu menjadi sebuah objek wisata yang berkisah tentang kekejaman tentara Jepang menerapkan kerja paksa terhadap tawanan perangnya tempo itu.

Kanchanaburi tempat dimana situs itu berada adalah tempat dimana Eric dulu ditawan. Eric secara diam-diam bermaksud membalas dendamnya pada Nagase, ia hendak membunuhnya saat mereka bertemu kembali di Kanchanaburi.

Rupanya perjalanan Eric kembali ke Kanchanaburi, ke tempat ia pernah disiksa secara sadis itu justru membuka  jalan pemulihannya dari trauma, kebencian, dan depresi berat yang dialaminya.

Pada moment pertemuan pertama, Eric tak hanya bertemu kembali dengan Nagase, ia bisa melihat kembali tempat dimana ia pernah disiksa sambil mengenang semua tindakan sadis yang dulu dialaminya.

Di moment itu ia urung melakukan niatnya menghabisi nyawa Nagase, namun moment itu justru membuat Eric terbuka menerima peristiwa kelam yang pernah dialaminya sebagai fakta hidup yang tak pernah dapat diubahnya lagi. Itulah langka awal pemulihan Eric. Ia bahkan bisa membuka diri dan menceritakan apa yang dia alami pasca pengalaman mengerikan dalam tawanan tentara Jepang pada Nagase

Kemudian hari terjadi moment pertemuan kedua antara Eric dan Nagase. Pertemuan ini berlangsung beberapa bulan setelah pertemuan pertama dan setelah Nagase menulis sebuah surat permohan maafnya kepada Eric atas semua yang telah Eric alami akibat perlakuannya dan tentara Jepang. Nagase berharap bisa bertemu kembali dengan Eric di Kanchanaburi

Eric merespons, ia menemui kembali Nagase. Saat pertemuan itu menarik, Eric menyatakan bahwa ia telah memaafkan dan mengampuni Nagase. Bahkan dinyatakan Eric, walau tak bisa melupakan kisah pahit yang terjadi di Kanchanaburi, namun ia yakinkan pada Nagase bahwa ia sungguh-sungguh telah memaafkan dan mengampuninya.

Memaafkan dan mengampuni. Itulah langkah akhir dari kisah film Railway Man. Itulah yang membawa Eric pada kesembuhan dari trauma, kebencian, dan depresinya. 

Langkah itu seakan tuntas ketika Eric menyatakan dengan haru pada Nagase: "Kebencian itu harus dihentikan". Mereka  lalu saling ragkul dalam damai. Rangkulan yang mengekspresikan kebebasan diri dari masa lalu kelam yang mematikan. Eric dan Nagase selanjutnya bersahabat sampai akhir hidup mereka.

Apa yang bisa dipelajari dari kisah nyata film Railway Man ini, bahwa pengalaman traumatik dan menyakitkan yang dialami seseorang dapat menyebabkan masalah yang serius semacam depresi jika tak dapat diatasi dengan baik.

Bagaimana caranya? Memang ini bukanlah hal yang mudah, namun pengalaman traumatik itu tak akan bisa diatasi seseorang tanpa kesediaan untuk menghadapi dan menerima realitas pengalaman trauma itu sebagai sebuah bagian hidup yang pernah dialami.

Setelah keberanian mengahdapinya dijalani dan diterima sebagai bagian dari masa lalu yang tak dapat diubah. Maka orang yang mengalaminya perlu mengambil langkah untuk memaafkan atau mengampuni mereka yang menjadi sebab pengalaman trauma tersebut.

Hanya dengan memaafkan ataupun mengampuni seseorang memutuskan hubungan dengan pengalaman traumatiknya yang menyakitkan!

Semogah kisah dari film ini dan pelajaran yang dituangkannya berkenan bermanfaat! Akhirnya salam sehat selalu.[]

Cimahi, Minggu, 28/01/2024.           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun