Sampai di sini kita melihat sebuah pokok penting dalam hubungan manusia. Pokok ini berpusat pada cara manusia menatap atau memandang orang lain. Ternyata cara memandang orang lain bisa sangat menentukan kualitas relasi antarmanusia. Nampaknya tak sederhana, hal itu sangat menentukan kesan, sejauh mana seseorang memiliki apa yang disebut sebagai daya empati pada sesama.
Daya empati biasanya dikenal sebagai kemampuan memahami perasaan, pikiran, kemauan, sikap, dan tindakan orang lain. Orang yang memiliki daya empati dalam diri biasanya adalah pribadi yang memandang sesamanya dengan tatapan mata empati atau cara pandang empati
Cara Pandang Empati
 Cara pandang empati adalah cara memandang yang tidak egosentris. Tindakan ini hadir dari kesadaran penuh manusia akan keinginan memahami dan menerima orang lain dengan kehangatan yang wajar.
Orang dengan cara pandang berempati ini sering menuai banyak kebaikan dan "keuntungan" sejati dari orang atau pihak lain. Orang yang dipandang dengan tatapan empati ini karena diperlakukan demikian cenderung akan meluapkan seluruh potensi kreatif dalam dirinya. Luapan potensi kreatif ini tak terhindarkan akan menjadi keuntungan tersendiri bagi pemilik pandangan empati tadi.
Akibat seperti itu bisa dipahami karena natur setiap kita sangat mendambakan perlakuan baik sesamanya, salah satunya dipandang dengan tatapan empatik.
Menurut para ahli psikologi, setiap kita memiliki kebutuhan mendasar akan kebermaknaan diri dan kasih atau perasaan dihargai, yang jika tak terpenuhi menjadi sebab seseorang bermasalah secara kejiwaan. Dengan kata lain setiap orang membutuhkan perasaan diterima dan dihargai sesamanya. Ketika kedua kebutuhan ini terpenuhi ia merasa ditempatkan pada posisi kemanusiaan yang optimal.
Pada posisi kemanusiaan yang optimal orang akan mengembangkan potensi-potensi kreatif yang dimilikinya secara optimal pula. Disinilah sesungguhnya letak kekuatan cara pandang empati.
Maka apa arti penting cara pandang ini bagi seorang pemimpin?
Pemimpin Dengan Pandangan Empati