"Liburan di rumah, Kenapa tidak?"
Coba Anda dalami pertanyaan ini, "Berlibur, di rumah ajah?" Mungkin ada Anda yang langsung menanggapi "Ogah ah, nggak asik. Masa libur di rumah ajah!"
Lepas dari tanggapan Anda itu, biasanya ditemui dua hal yang dimaksud dengan pertanyaan itu.
Pertama, upaya memastikan apa benar berlibur hanya di rumah saja. Ini sepaham dengan tanggapan ogah tadi. Kedua, bentuk ejekkan, kok libur hanya sejauh itu.
Dua hal tadi jelas menguatkan pendapat bahwa banyak kita cenderung memahami liburan itu hanya sebatas mengunjungi tempat indah nan jauh, kalau di rumah, ogah!
Apakah benar jika berlibur hanya di rumah, tak layak dinamakan liburan? Tahan dulu jika Anda bernafsu menjawab ya. Kenapa? Anda bakal salah, tak selalu demikian.
Jadi gimana? Begini, secara sederhana soal liburan itu Anda tak cukup hanya bermodal rencana yang dibonceng keinginan besar. Anda harus benar-benar bermodal dana. Apalah arti rencana dan keinginan Anda tanpa modal itu, benarkan?
Maka menghadapi masa liburan Natal dan akhir tahun yang tinggal sejengkal di depan mata, jika Anda tak bermodal dana, dan memiliki halangan lain maka bersiaplah untuk mengganti pertanyaan di atas menjadi:Â "Libur di rumah, kenapa tidak?"
Ya, kenapa tidak liburan di rumah? Tak masalah. Anda dan keluarga bisa menikmatinya tergantung bagaimana Anda memandang dan menyetingnya.
Jika Anda serius tertarik memikirkan rumah menjadi salah satu opsi tempat tujuan liburan nanti, rasanya akan lebih mantap bila memiliki pandangan lebih luas soal liburan dan bagaimana menyettingnya jika liburan berlangsung di rumah.