Oma Sumiatun, adalah satu di antara orang tua itu. Usianya 76 tahun kala itu. Seperti pertemuan pertama dua tahun sebelumnya, ia tampak antusias, bersemangat. Terus saja ingin bernyayi memuji Tuhan walau telah tuntas ibadah.
Saat itu saya menemukan hal menarik lain tentangnya. Sebuah foto di ruang tamu panti itu yang tak sempat dilihat saat kunjungan pertama. Foto berukuran besar. Dibingkai. Tergantung di dinding.
Fotto itu memotret tangan kanan seseorang sedang membaca kitab suci berhuruf Braille dengan jari-jarinya. Pada jari manis tangan kanan itu melingkar indah cincin kawin, nice.
Di samping foto itu tertulis sebuah puisi, berjudul, "Tetap Setia". Sebaris di bawah judul puisi tertera nama oma Sumiatun. Rupanya itu puisinya. Tangan itu milik oma Sumiatun sendiri.
Anda pasti pasti penasaran bagaimana isi puisinya. Begini ...
"Tetap Setia"
Masa indah memang telah berlalu
Dan kini kau tidak lagi ada di sisiku
Namun janjiku untuk tetap setia padamu
Tidak akan mengenal waktu
Saat aku bisa melihat suamiku