Mohon tunggu...
Donald Siwabessy
Donald Siwabessy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Lagu Als U In Nood Verkeert dalam Kisah Oma Sumiatun dan Puisinya

24 November 2023   16:18 Diperbarui: 25 November 2023   10:52 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oma Sumiatun dan Lagu Als U In Nood Verkeert (Sumber: Freepik.com)

"Anda pernah mengingat sebuah lagu lama?" sore ini saya mengingatnya!

Hari Selasa (21/11/2023) saya terima telpon dari seorang kakak di Ambon. Ia orang Maluku yang lahir, dibesarkan dan tinggal di Belanda. Saat ini ia sedang vakansi dari Belanda bersama istrinya di Ambon.

Dalam ceritanya lewat handphone mengalir sebuah cerita tentang rasa syukurnya meyakini Sang Pencipta menolong istrinya dan ia melewati kesulitan dan ujian hidup. Syukurnya menghisapku mengalir bersama dalam syukurnya.

Aliran rasa syukur tiga hari lalu itu muncul kembali di benak sore ini membawa sejuknya. Deras alir syukur itu lalu menguak kenangan-kenangan  lama di sekitar soalan kesulitan hidup manusia.

           

Tak kebetulan cerita tentang sulit dan ujian hidup yang dihadapinya di Belanda ketika istrinya divonis dokter menderita penyakit kanker hingga akhirnya sembuh, mengingatkan kembali lagu pertama dalam bahasa Belanda yang pernah saya dengar. Lagu berjudul Als u in nood verkeert, diperkenalkan oleh oma Sumiatun.

Siapa oma Sumiatun? Tentang apa lagu itu? Hendak saya kisahkan. Semogah Anda tak buru-buru berlalu, saya hendak berkisah ... hehe

***

Oke, 18 Agustus 2011 untuk kedua kalinya saya berkunjung ke Yayasan Rumah Orang Tua Tuna Netra Ebenhaezer, di daerah Lembang (Bandung). Sebuah panti jompo Kristen. Para orang tua disitu adalah kaum disabilitas tuna netra.

Kunjungan bersama teman-teman gereja kali itu semacam silahturahmi dengan orang tua di panti itu. Mengadakan ibadah dan doa, selepasnya berbagi semacam bingkisan sebelum berpisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun