Mohon tunggu...
Donald Siwabessy
Donald Siwabessy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Strategi Sederhana Membaca Banyak Buku

22 November 2023   15:25 Diperbarui: 24 November 2023   10:10 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, "Cinta" yang cinta membaca (Sumber: Dokumen Pribadi)

Strategi Sederhana Membaca Banyak Buku

"Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya." Pribahasa yang berarti setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda itu tak asing lagi bagi sebagian besar kita.

Namun apa hubungannya dengan soal strategi membaca buku? Mungkin secara langsung tidak ada, namun secara tidak langsung bisa saja ada.

Bagaimana menjelaskannya? Begini, sama seperti masing-masing daerah di Indonesia memiliki adatnya yang berbeda. Demikian juga masing-masing buku memiliki 'adat istiadatnya' tersediri atau 'kebiasaan' yang berbeda.

Adat istiadat yang saya maksud tentu tentang bagiamana cara kita menambang kekayaan pengetahuan dan informasi darinya dilakukan dengan cara yang berbeda melalui proses membaca.

Dengan kata lain, tak semua buku sama. Dan untuk memaksimal mendapat manfaat dari membaca sebuah buku, maka buku yang berbeda harus dibaca dengan cara yang berbeda.

Adat istiadat buku semacam itu mungkin yang dimaksud oleh Francis Bacon, seorang filusuf berkebangsaan Inggris ketika beliau berkata: "Beberapa buku harus dikecap, yang lainnya harus ditelan, dan yang lainnya lagi harus dikunyah dan dicerna."

Apa yang dimaksud Bacon? Bisa jadi ia bermaksud bahwa beberapa buku hanya perlu dibaca sebagian; yang lain perlu dibaca tetapi tidak dengan rasa ingin tahu penuh; dan lainnya lagi perlu dibaca seluruhnya dengan penuh perhatian dan ketekunan.

Suatu hari saya ditanyai mahasiswa semester awal di sekolah tempat saya mengajar. Ia kesulitan mendekati banyak buku yang berbeda untuk pengerjaan tugas makalahnya.

"Pak bagaimana cara saya memperolah bahan dari banyak buku untuk pengerjaan makalah saya?" tanyanya.

"Ya, dibacalah!" sambut saya sambil tertawa lepas.

"Pastilah pak, maksud saya bagaimana cara saya melakukannya dengan buku sebanyak ini?" tanggapnya sambil menunjuk setumpuk buku di atas meja saat bertemu dengannya di ruang perpustakaan sekolah.

Saya ingat apa yang dikatakan Francis Bacon tadi lalu menjawab dengan memberinya sebuah strategi sederhana melakukan apa yang dimaksudnya.

(Sumber: Dokumen Pribadi)
(Sumber: Dokumen Pribadi)

Berikut strategi sederhana yang saya sampaikan sambil membumbuinya dengan sedikit candaan, antara lain:

Pertama, melakukannya seperti mengunyah dan mencerna sepotong daging sapi dimasak bumbu rendang.

Cara ini seperti seseorang berkata: "Ya, buku ini tampaknya bagus sekali dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan. Saya akan membacanya dengan cermat dan intensional dari awal sampai akhir."

Kedua, melakukannya seperti meneguk ludes segelas susu murni hangat.

Buku yang dibaca dengan cara ini tampaknya bermanfaat dan akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kita. Kemudian dibaca seperti seseorang berkata: "Saya ingin membaca seluruh isinya, tetapi secara cepat. Saya tidak ingin menginvestasikan waktu terlalu banyak waktu untuk satu buku ini."

Ketiga, melakukannya seperti mengecap sepiring besar keju yang terkenal asal Eropa.

Buku yang dibaca dengan cara ini bisa sederhananya dapat dikatakan antara ya dan tidak. Maksudnya terdapat bagian-bagian tertentu buku ini tampaknya tidak berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan kita, tetapi bagian-bagian lainnya tampak sangat berkaitan dan berguna.

Dengan kata lain tak ada salahnya hanya membaca Sebagian isi buku atau bab-bab tertentu saja. Dengan cara ini, seseorang bisa tetap fokus membaca buku, dan fokus ini membuatnya tidak kehilangan minat.

Cara ini bisa melindungi seseorang dari mitos kebanyakan orang bahwa buku harus selalu dibaca dari awal sampai akhir. Dalam 'adat istiadat buku' tak harus begitu!

Keempat, melakukannya seperti memuntahkan segelas susu basi.

Buku yang dibaca dengan cara ini akan langsung dinilai bukan buku yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kita, atau setidaknya tidak sebaik lainnya. Akhirnya orang akan segerah beralih dan mencari buku lain.

Demikian sekelumit strategi sederhana membaca banyak buku. Karena pembaca yang dewasa memperlakukan buku yang berbeda dengan cara yang berbeda, maka jadilah pembaca yang dewasa. Semogah berkenan!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun