Mohon tunggu...
Donal Moraka
Donal Moraka Mohon Tunggu... Penulis - "Menulislah Agar Kamu Diceritakan Sejarah"

Penulis kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Atas Nama Cinta dan Patriarki

20 September 2019   22:42 Diperbarui: 20 September 2019   22:57 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


                              (Jeklyn Eqin)
Berbicara  tentang cinta berarti berbicara tentang kemanusiaan, hati dan perasaan seseorang. Dan bisa dipastikan seseorang tertarik pada seseorang lantaran penampilan terlebih dahulu entah dari segi kecantikan, ketampanan, sikap, perilaku dan kelebihan-kelebihan lainya.

Bukankah cinta itu saling membebaskan? bebas dari kekerasan seksualitas, diskriminasi, rasis serta feodal yang masi tertanam diam. Cinta juga berbicara tentang kebutuhan, kebutuhan dalam hal romantisme tetapi tidak saling merugikan dan tidak ada unsur paksaan ini realitas dalam setiap manusia yang mesti kita sadari.

Secara langsung menuding para perintang utama yang telah menghalangi kaum perempuan sehingga tak bisa berjuang demi mencapai kesetaraan yaitu tirani rumah tangga! Penyangkalan terhadap hak-hak politik, pendidikan, dan pekerjaan yang setara buat kaum perempuan merupakan tirani. Dan ketergantungan ekonomi kaum perempuan kepada laki-laki dalam pernikahan merupakan suatu "pelacuran yang legal."

Bagi mayoritas kaum perempuan, jalan yang harus ditempuh untuk mencapai semua itu masih panjang. Feminitas merupakan suatu konstruksi kaum perempuan terlahir setara, namun dididik untuk menjadi subordinat, lemah dan jinak. "Perempuan dibesarkan untuk menjadi mainan dari laki-laki, yang menari seirama dengan kemauan laki-laki dan harus bisa menghibur laki-laki kapan pun dikehendaki)." Baca: Feminisme untuk pemula (Marisa Rueda dkk)

Dalam konsep materialisme Marx mengatakan bahwa benda itu adalah primer dan ide adalah sekunder atau  materi menentukan ide dan tidak bisa dipungkiri orng yang mulai jatu cinta terlebih dahulu memandang fisik. Entah prestasi, harta benda, sikap dan perilaku atau dalam bentuk fisik atau tubuh yang tampak oleh mata telanjang. Yakin pada prospek Cinta sebagai fenomena sosial dan bukan sekedar fenomena individu tak bisa adalah sebuah keyakinan rasional yang berdasarkan pada wawasan kedalam koadrat manusia.

Seperti pepata mengatakan "Cinta itu tumbu dari mata turun kehati " jadi cinta itu tumbu dari materi yang tampak oleh mata kemudian meresap kehati. Kelebih-kelebihan yang tampak oleh mata kemudian mempengaruhi psikologi untuk tertarik pada seseorang yang memiliki kelebihan tersebut dan munculnya sebua ide disebut cinta.

Menurut saya cinta tidak bisa dilepaskan dengan watak patriarki mengapa demikian?. Pengertian patriarki secara umum adalah bahwasannya perempuan berderajat lebih rendah dari pada laki-laki, ini anggapan yang keliruh bukan? dan anggapan umum ini berlaku tentang kedudukan perempuan dalam masyarakat. Mengapa saya katakan tidak bisa dipisakan antra cinta dan patriarki karena saya masi melihat realitas sosial yang terjadi sekarang Ini karana saling ketergantungan dalam sebua hubungan. (Fredick Engels ) Eksploitasi kelas dan penindas seksual perempuan lahir bersama dengan tujuan melayani kepentingan pribadi.

Ketampanan bukanlah ukuran untuk memperdaya perempuan sesuka mau mu tepeti bagimana kita menjaga, memberi kesadaran, keadilan dan arti cinta yang membebasaka seperti Kata Pramodya Anata Toer: "Aku Hanya Ingin Menjadi Manusia Merdeka bu' Yang Tidak diperintah Dan Memerintah"

Dalam sebua hubungan cinta sudah pasti ada patriarkinya atau bahasa trennya dimana ada cinta disitu ada patriarki. Kalau sudah Patriarki tentunya isi kepalanya sudah tentu rasis dan feodal jadi sebagai kaum perempuan seluru dunia satukan barisan lawan patriarki dan seksisme dan buktikan pada dunia bahwa kita bukan kelas nomor dua apalagi pemuas nafsu laki-laki atau cinta bukanlah alat pemuas tapi anugerah yang mesti dipertanggung jawabkan.

"Yang perlu diingatkan  tidak ada Pembebasan Nasional tampa pembebasan Perempuan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun