Mohon tunggu...
Donald Sitompul
Donald Sitompul Mohon Tunggu... -

I'm cool.........

Selanjutnya

Tutup

Politik

WikiLeaks, Era Informasi Baru?

9 Desember 2010   16:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:52 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia terpana... Terkaget-kaget saat situs WikiLeaks membocorkan ratusan ribu dokumen kabel milik Uwak Sam (Amerika Serikat) yang selama ini dinyatakan 'berklasifikasi rahasia' dengan kantor-kantor perwakilan diplomatiknya di berbagai belahan dunia.

Pemerintah negeri adikuasa ini kontan berang dengan bocornya dokumen-dokumen tersebut dan belum lagi negara-negara terkait yang ikut-ikut disebut dalam isi berita pada dokumen ramai-ramai membantah atau paling sedikit mencoba menetralisir pemberitaan situs tersebut.

Geger itu pasti. Bagaimana tidak. Dunia tampaknya bisa melihat wajah sesungguhnya dunia diplomatik negara-negara yang selama ini tampak di permukaan sepertinya bermusuhan, rupanya di belakang layar saling berkonspirasi ingin menjatuhkan negara tertentu yang dianggap mengganggu kestabilan kawasan.

Apa yang bisa katakan disini? Informasi yang tadinya hanya berseliweran di kalangan terbatas di kantor-kantor diplomatik ternyata sekarang tersebar luas dan menjadi transparan di dunia maya/internet.

Siapa pemilik sah informasi spesifik jadinya? Informasi memang menjadi sebuah kekuatan, tapi kini siapa saja bisa mengaksesnya. Tak ada lagi yang bisa memonopoli informasi dan kebenaran menurut versinya sendiri.

Seperti dikatakan sendiri oleh pendiri WikiLeaks, Julian Assange, WikiLeaks sedang menjalankan sebuah misi penting, yaitu, "Memublikasikan fakta-fakta yang perlu diketahui publik tanpa rasa takut. Masyarakat demokratis membutuhkan media yang kuat dan WikiLeaks merupakan bagian dari media," ungkapnya dan mengutip CNN, "Media membantu dalam menjaga pemerintah untuk (tetap) jujur. WikiLeaks telah menelanjangi beberapa kebenaran tentang perang Irak dan Afganistan serta membongkar cerita tentang korupsi korporasi."

Pandangannya sendiri tentang dokumen diplomatik terkait perang, terlihat kejengkelannya pada perilaku pimpinan negara adidaya yang secara politis mencoba membentuk opini pembenaran terhadap perilaku di domain tempur Afganistan dan Irak terkait fakta buruk yang terjadi disana.

Siapakah Mereka?

Situs nonpemerintah yang diluncurkan secara resmi pada tahun 2007 berbasis di Swedia ini mengusung prinsip hak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan tukar-menukar informasi. Bermula sebagai forum dialog di jejaring internet antara para aktivis dari mancanegara. Forum ini didasarkan pada prinsip saling menghormati dan tujuan lain adalah penegakan hak asasi manusia.

Mereka (para aktivis) itu berkeyakinan bahwa jalan terbaik untuk menghentikan pelanggaran adalah dengan mengungkap pelanggaran itu sendiri ke permukaan. Mereka ingin menggiring perhatian publik ke arah pelanggaran tersebut serta mendorong para pegawai pemerintah di mancanegara membocorkan bukti-bukti tentang praktik kezaliman dan ketimpangan (Musthafa Abd Rahman, Kompas, 5 Desember).

Apakah misi yang diusung oleh mereka itu salah? Tergantung. Yang jelas situs ini berhasil terutama adanya dukungan sekitar 800 sukarelawan dan puluhan ribu simpatisan. Situs ini meraih popularitas secara cepat akibat keberanian mereka dalam memuluskan misinya yang semata-mata mengungkap kebenaran yang kadang-kadang tersaji apa adanya. Pahit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun