Kombinasi flavonoid dan dua asam fenolin inilah yang memegang peran utama dalam untuk mengembalikan fungsi organ reproduksi lelaki dan berpotensi sebagai solusi infertilitas. Aksi – aksi penyembuhan organ reproduksi oleh propolis antara lain :
- Meningkatkan konsentrasi sperma. Jumlah sperma yang rendah merupakan salah satu masalah terbesar infertilitas pria. Semakin sedikit jumlah sel sperma yang terkandung dalam cairan semen makan kesempatan pembuahan juga berkurang. Propolis telah diteliti mampu menaikkan jumlah sel sperma dengan meningkatkan produksi sel sperma di dalam testis.
- Meningkatkan proliferasi sperma. Sperma diproduksi secara berkala dalam testis dan harus melaui proses proliferasi (perubahan bentuk dan fungsi) bertahap dan pematangan hingga siap untuk membuahi sel telur. Namun, tidak semua sel sperma yang diproduksi dapat bertahan melalui proliferasi dan berakhir dengan kematian sel. Penelitian yang dilakukan menggunakan propolis local Indonesia menunjukkan bahwa propolis yang dikonsumsi oleh mencit dapat meningkatkan jumlah sperma yang mampu bertahan hingga tahap akhir proses proliferasi.
- Memperbaiki kelincahan sperma. Untuk dapat membuahi sel telur, sperma harus ‘berenang’ dengan selamat sampai ke lokasi pembuahan dalam saluran reproduksi wanita. Sperma yang lincah dapat meningkatkan kesempatan pembuahan. Karena memiliki berbagai antioksidan, propolis mampu memperbaiki kelincahan pergerakan sperma yang terpapar oleh radikal bebas.
- Memperbaiki produksi hormon testosteron (kejantanan). Testosteron adalah hormon yang berperan aktif dalam menentukan kesuburan, libido, dan pembentukan organ seksual anak lelaki saat pubertas serta meningkatkan massa otot dan ciri fisik kejantanan. Telah diteliti bahwa propolis mampu memperbaiki produksi hormon testosteron pada hewan kelinci yang telah berkurang akibat terpapar oleh radikal bebas.
Bermacam logam berat seperti aluminium dan tembaga yang mencemari lingkungan maupun zat kimia yang biasa dikonsumsi sehari-hari seperti fluoride dan monosodium glutamate dapat menjadi toksin yang mengancam kesehatan organ reproduksi. Propolis mampu memperbaiki struktur organ testis, memperbaiki kualitas sperma, dan meningkatkan daya tahan sel sperma pada hewan coba yang diberikan aluminium dan tembaga. Efek toksik dari fluoride dan monosodium gluatamate terhadap organ reproduksi jantan juga bisa ditanggulangi oleh propolis melalui efek antioksidannya dalam menurunkan stress oksidatif, meningkatkan kadar testosteron, dan memperbaiki karakteristik cairan semen.
Tidak hanya bermanfaat secara langsung pada organ reproduksi, propolis juga dapat dimanfaatkan dalam dunia teknologi reproduksi. Sperma yang disimpan dengan dibekukan mudah mengalami kerusakan karena berada diluar lingkungan alaminya. Penelitian menunjukkan bahwa dengan menambahkan propolis ke dalam pengencer semen beku dapat mempertahankan karakteristik serta menaikkan kelincahan dan keutuhan membran sperma.
Panen Potensi dengan Atensi
Meski memiliki banyak potensi medis, propolis juga dapat membahayakan tubuh apabila dikonsumsi secara sembarangan. Sejumlah jurnal penelitian menyatakan bahwa propolis dengan dosis yang tinggi justru dapat mengurangi produksi sel sperma. Oleh karena itu dibutuhkan kehati-hatian dalam mengonsumsi propolis, jangan mengonsumsi propolis melebihi dosis yang disarankan oleh kemasan.
Dengan berbagai aktifitas penyembuhan yang ditunjukkan propolis melalui banyak penelitian, propolis merupakan hadiah dari alam untuk keberlanjutan hidup manusia. Namun, ada baiknya kita tetap berhati – hati dalam mengonsumsi propolis agar kita dapat memanen seluruh kebaikannya dengan efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H