Mohon tunggu...
Dona Rima
Dona Rima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

You'll never know if you never go

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyusuri Desa Les, Keindahan Dari Bukit yang Teduh Menuju Ombak Laut yang Indah

21 Januari 2024   18:57 Diperbarui: 21 Januari 2024   19:01 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulau dengan julukan seribu pura selalu menyimpan beragam kejutan menarik yang menunggu untuk dieksplorasi. Terkenal dengan kekayaan budaya dan keragaman tradisi. Bali menjadi destinasi yang tak pernah kehilangan daya tarik bagi wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, restoran mewah, tempat hits, dan hiburan malam terdapat kedamaian di satu tempat terpencil yang ditawarkan di wilayah Bali bagian utara. Desa Les bagian timur Kabupaten Buleleng, tepatnya di kecamatan Tejakula dan berada di jalan kota penghubung Singaraja-Amlapura. Desa Les menjadi salah satu desa yang memiliki kearifan lokal yang menjunjung tinggi pelestarian alam dan bagaimana memanfaatkan hasil alam guna untuk kebutuhan kehidupan sehari-hari. Adapun tempat wisata yang dapat dikunjungi ketika bermain ke Desa Les dari kegiatan alam serta kulinernya yang tidak kalah enak sebagai berikut : 

1. Air Terjun

Air terjun atau warga Les menyebutnya dengan sebutan Yeh Mampeh adalah salah satu destinasi yang wajib dikunjungi. Penamaan Yeh Mampeh dikarenakan yeh artinya air, sementara mampeh menjelaskan aliran airnya jatuh seperti terbang setinggi 30 meter hingga mencapai permukaan air di bawahnya. Maka dari itu disebut Yeh Mampeh. Berlokasi di Dusun Selonding, Desa Les, air terjun ini berada di kawasan hutan negara. Menariknya, wisatawan disuguhkan dengan alam yang asri, diiringi dengan nyanyian burung-burung menjadikannya tempat yang sempurna untuk menenangkan diri atau sekadar menyegarkan pikiran. Namun terdapat aturan apabila wisatawan ingin berkunjung ke Air Terjun yaitu tidak sedang menstruasi dan juga dilarang membuang sampah sembarangan. Di tengah perjalanan, terdapat mata air Toya Anakan atau dikenal sebagai Yeh Anakan, digunakan umat Hindu sebagai tempat pengambilan air suci untuk upacara yadnya atau digunakan untuk penyucian diri (melukat) dan pemerintah Desa Les juga menyediakan fasilitas kamar mandi untuk wisatawan dapat berganti pakaian. 

2. Pemandian Yeh Katak

Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi

Selain keindahan air terjun, masyarakat lokal juga memiliki pemandian yang biasanya setiap sore selalu ramai digunakan oleh warga setempat untuk mandi.  Alasan dinamakan Yeh Katak karena patung yang digunakan untuk mengeluarkan air berbentuk katak. Mata air yang langsung dari gunung Batur, membuat air nya terasa segar dan sejuk. Pemandian tersebut juga digunakan oleh warga Les untuk melakukan upacara keagamaan, apabila terdapat upacara bayi tiga bulanan maka digunakan tempat pemandian perempuan, dan juga apabila masyarakat datang dari kuburan maka akan melakukan pembersihan diri di tempat pemandian laki-laki bagi laki-laki dan pemandian perempuan untuk kaum perempuan.

3. Pasar Tradisional

Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi

Bagi wisatawan yang ingin merasakan interaksi langsung dengan warga lokal, dapat mengunjungi pasar tradisional yang buka mulai dari pukul 04.00 sampai 10.00 WITA, produk-produk yang dijual juga berasal dari alam seperti tangkapan ikan di laut oleh para nelayan Desa Les, buah-buahan dan makanan tradisional yang dapat dengan mudah dijumpai di Desa Les. Pasar ini berlokasi di tengah-tengah desa yang jaraknya berdekatan dengan pemandian Yeh Katak. 

4. Pembuatan Garam Tradisional

Sumber : Bali Express
Sumber : Bali Express

Wisata proses pembuatan Garam  menjadi daya tarik lain yang dapat dinikmati di Desa Les. Garam ini  berhasil diekspor ke luar negeri, termasuk ke Jepang, Australia, dan Amerika, yang menandakan bahwa kualitas garam Desa Les sangat baik dan mampu bersaing dengan garam lainnya. Masyarakat di Desa Les tidak hanya terbatas pada profesi sebagai nelayan, tetapi juga sebagai petani garam. Keunikan garam di Kabupaten Buleleng terletak pada butiran yang kasar dengan tingkat asin yang tinggi menjadikan garam Desa Les sebagai umami nya dapur dan hanya ditemukan di wilayah tersebut. Wisatawan dapat langsung melihat cara pembuatan garam di desa Les mulai pagi hari dari  pukul 08.00 WITA di pantai tasik segara. Proses pembuatan garam diawali dengan petani mengambil air laut secara manual kemudian ditaruh di tanah yang sudah dikeruk dan dibasahi dengan air laut. Air laut tersebut nantinya menguap yang dibantu oleh cahaya matahari. Setelah itu tanah digemburkan secara manual dan dilanjutkan menyiram kembali dengan air laut, proses ini dilakukan berulang yang dilakukan dua kali dalam sehari selama empat hari berturut turut dengan tujuan media tanah memiliki kadar garam yang tinggi dan siap dinaikkan ke atas tinjung sebagai media penyaring air, kemudian air laut tersebut tersaring di wadah yang dibuat khusus untuk menampungnya. Setelah itu air tadi ditaruh di atas palungan dan disinari oleh matahari, dan garam siap diangkat serta memiliki cita rasa yang menjadi lebih gurih. 

5. Spot Bawah Laut

Sumber : Instagram @angelamayrina
Sumber : Instagram @angelamayrina

Petualangan di dunia bawah laut menampilkan keelokan terumbu karang yang sangat dijaga dan dirawat oleh kelompok nelayan mina lestari Desa Les yang peduli terhadap kelestarian karang laut. Desa Les menyuguhkan lokasi menyelam yang menarik, dimana terumbu karang yang kaya akan ragam warna dan jenis ikan hias menjadi daya tarik utama. Selain menyelam, pengunjung dapat belajar tentang upaya penyelamatan dan pelestarian terumbu karang yang telah lama dilakukan oleh para nelayan dan terdapat juga kegiatan snorkeling yang tak kalah menarik untuk dilakukan Wisata selam di desa ini menjadi kegiatan andalan karena kehadiran berbagai jenis ikan hias menunjukkan bahwa terumbu karang di Desa Les sangat terjaga. 

6. Dapur Bali Mula

Sumber : Instagram @angelamayrina
Sumber : Instagram @angelamayrina

Daya tarik yang tak terlupakan saat berkunjung ke desa wisata Les, yaitu rumah makan tradisional bali dengan makanan khas nya dan  pengalaman unik yang diberikan oleh dapur Bali Mula milik Chef Jero Yudi. Tempat ini menghadirkan suasana restoran dengan nuansa tradisional Bali. Kesederhanaan yang dihadirkan oleh Dapur Bali Mula menjadi sesuatu yang langka, terutama jika dibandingkan dengan beberapa restoran di pusat wisata utama di Bali. Selain itu, terdapat sejumlah keunikan lain yang menanti untuk diungkapkan di Dapur Bali Mula yaitu tidak terdapat menu tertulis, karena pengunjung akan disajikan makanan berdasar pada apa yang ada di dapur Bali Mula saat itu. Selain dari menu yang menyesuaikan dengan bahan yang tersedia di sekitarnya kala itu, tempat ini juga tidak mematok harga dari makanan yang dihidangkan, hanya menerima donasi sebagai bentuk pembayaran. Pengalaman unik ini mencerminkan konsep unik dari Dapur Bali Mula dengan cara masak yang masih sederhana menggunakan tungku api sehingga cita rasa lebih otentik. Para wisatawan juga dapat langsung melihat cara memasak makanan yang dilakukan oleh Chef Jero Yudi. Selain menu yang disajikan, di dapur bali mula juga menjual produk minuman beralkohol atau sering disebut arak bali. gula aren dan garam khas Desa Les.  

7. Makanan Tradisional Mengguh

Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi

Mengguh merupakan makanan yang berbahan dasar beras memiliki cita rasa gurih. Bagi mereka yang menyukai sensasi pedas, hidangan ini juga dapat dinikmati dengan cita rasa pedas yang benar-benar menyengat lidah. Warga Desa Les mengatakan bahwa memasak menu ini tergolong cukup sederhana, karena bahan yang digunakan terdapat di sekitar kita. Cukup dengan memasak ikan laut menggunakan bumbu bali genep (bumbu lengkap) sebagai dasar, sehingga menghasilkan kaldu yang lezat dan juga beras. Makanan mengguh ini sangat mudah sekali di dapatkan di Desa Les dari pagi hingga sore hari, biasanya mengguh dihidangkan dengan sayuran di atas nya dan juga kerupuk sebagai pelengkap. 

8. Makanan Tradisional Jukut Blook

Sumber : BaleBengong
Sumber : BaleBengong

Selain dari alamnya yang memukau, Desa Les memiliki kuliner yang khas dan beragam, seperti makanan satu ini "Jukut Blook" dibuat dengan bahan-bahan yang mudah didapat. Terdiri dari bahan-bahan seperti pucuk daun labu yang masih muda, ubi singkong, bumbu racikan khas Bali, kacang, dan santan. Semua bahan dicampur dan di masak di satu wadah kemudian disajikan dengan tambahan jagung yang telah  disangrai atau digoreng. Makanan ini dapat dijumpai pada siang hari, biasanya pedagang jukut blook akan berkeliling untuk berjualan dari gang satu ke gang yang lainnya di Desa Les. Harganya relatif murah mulai dari Rp 5.000 per porsi jukut blook. 

Itulah tempat dan kegiatan yang dapat dilakukan jika berada di Bali Utara tepatnya di Desa Les, tidak hanya menyimpan keindahan alam, tetapi juga kisah-kisah tak terlupakan yang akan selalu mengiringi kenangan perjalanan di pulau dewata ini .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun