Prabowo Subianto, meski dianggap kaya namun Prabowo tetap membutuhkan dukungan adiknya yang merupakan pengusaha kaya, Hashim Djojohadikusumo. Hashim sudah sejak lama menjadi donatur utama Prabowo dalam dunia politik, selain Sandiaga Uno yang kini menjadi kader gerindra.
Demikian pula Ganjar maupun Erick Thohir. Jika mereka berdua nantinya berpasangan sebagai hasil rekomendasi PDIP, dipastikan tetap butuh dukungan bohir dan cukong. Apalagi PDIP saat ini merupakan partai penguasa.
Realitas politik ini harus menyadarkan kita semua. Pertama, hindari fanatik buta apalagi fanatik yang mengancam kesatuan bangsa dan negara. Kedua, kita akan memilih yang paling sedikit mudharatnya bukan yang terbaik. Mengjngat, semua bakal calon akan dipengaruhi bohir dan cukong.
Ketiga, jangan terprovokasi isu SARA yang sengaja dihidangkan para tim pemenangan kandidat maupun partai politik. Keempat, tetap melakukan riset seobjektif mungkin sebelum memutuskan kandidat pilpres mendatang. Dan terakhir, hindari caci maki di media sosial.
Kini sudah saatnya kita semua menjadi pemilih cerdas. Pemilih yang tidak terprvokasi hasutan yang dikemas seolah-olah kebenaran absolut. Para pengemas hasutan memang bukan orang sembarangan. Mereka memiliki ilmu psikologi, komunikasi massa, dan pastinya kucuran dana yang tidak sedikit.
Pemilih cerdas juga kelompok pemilih yang mampu memahami mana provokasi dan mana kebenaran. Mereka juga tidak mudah terpedaya dengan uang receh yang ditebarkan para bohir dan cukong. Sudah jadi rahasia umum, money politic selalu hadir dalam demokrasi kita.
Pemilih cerdas mampu membedakan kepentingan sesaat dan jangka panjang. Uang 1 juta yang diberikan bohir tidaklah seberapa dibandingkan triliunan kerugian negara yang diakibatkan nepotisme. Jutaan hektar tanah dieksploitasi demi kepentingan bohir dan cukong.
Masa depan anak-cucu kita terancam apabila kita tidak menjadi pemilih cerdas. Mari lawan para bohir dan cukong dengan menjadi pemilih cerdas. Beranikah kita menjadi pemilih cerdas yang menolak money politics, yang mengawasi dan mengkritisi kebijakan kepala negara yang tidak benar.
Kita percaya masih banyak politisi baik namun mereka dipenjara oleh bohir dan cukong. Mereka tidak bebas berbuat dan berkreasi, mereka harus ikut arahan bohir dan cukong. Mereka dijadikan 'boneka' barbie para bohir dan cukong. Sudah terlalu lama itu terjadi. Sudah sepatutnya kita akhiri dominasi mereka secara cepat atau perlahan.
Kita harus paham bahwa bohir dan cukong nyaris menguasai semua sisi negeri. Bukan hanya eksekutif, mereka juga telah dan sedang menguasai legislatif, bahkan institusi penegak hukum tidak luput dari pengaruh bohir dan cukong.
Hanya rakyat cerdas dan bersatu yang dapat mengalahkan bohir dan cukong. Hanya rakyat yang terdidik dan istiqomah pada tujuan negara yang dapat menghabisi dominasi bohir dan cukong.