Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mata Pelajaran Kesehatan

8 Juni 2020   13:23 Diperbarui: 8 Juni 2020   13:25 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak hikmah dan pelajaran selama masa pandemi Covid-19 terjadi. Hikmah dan pelajaran itu mengajarkan kita agar lebih siap lagi menghadapi masa yang akan datang. Jika kita perhatikan lebih detail, ada kebiasaan baru yang seharusnya tidak perlu dikampanyekan, cuci tangan.

Selain itu, beberapa kebiasaan lain yang harusnya sudah dipahami bahkan sebelum pandemi datang. Namun entah mengapa kebiasaan yang tidak baru itu dianggap kebiasaan baru. Apakah kesehatan sesuatu yang baru dikenal? apakah sekolah gagal mengedukasi hal itu.

Sejauh yang saya ketahui, sekolah-sekolah di Indonesia memang tidak memiliki mata pelajaran kesehatan. Kalaupun ada kegiatan ekstra-kurikuler kesehatan di sekolah konsepnya belum memadai. Misalnya  kegiatan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) yang berorientasi meningkatkan kesehatan siswa/i, termasuk gizi dan dokter cilik (kecil).

Sayangnya kegiatan itu tidak benar-benar dilakukan di semua sekolah. Kalaupun dilaksanakan di sekolah tidak maksimal, hanya sebatas kegiatan formalitas tanpa bekas. Karenanya, kesehatan sudah waktunya dijadikan mata pelajaran di sekolah bahkan bila perlu hingga perguruan tinggi.

Nantinya mata pelajaran kesehatan di sekolah-sekolah harus melibatkan dinas kesehatan. Mulai dari penyusunan kurikulum hingga tenaga pengajar harus melibatkan mereka. Gaya hidup sehat tidak cukup dengan kampanye kesehatan. Harus dibekali dengan ilmu sehingga lebih berimplikasi dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan memasukan kesehatan dalam kurikulum dan diajarkan di sekolah-sekolah, harapannya hidup sehat tertanam sejak dini. Para peserta didik dapat menjadi duta-duta kesehatan di tengah masyarakat. Mereka menjadi teladan, setidaknya bagi keluarga masing-masing. 

Menurut pandangan saya, kampanye anti narkoba yang dilakukan di sekolah-sekolah selama ini kurang efektif. Masih banyak pelajar yang menggunakan narkoba. Saya melihat penjelasan bahaya narkoba hanya bersifat sosial-kemasyarakatan, sementara sisi kesehatan akan bahaya narkoba kurang dalam penjelasan. Tidak seperti penjelasan bahaya merokok.

Harusnya bahaya narkoba harus dilihat dari sisi kesehatan fisik bukan hanya mental. Pengetahuan ini harus diajarkan kepada siswa/i kita. Dengan adanya mata pelajaran kesehatan yang diasuh langsung oleh para dokter/tenaga medis lainnya, siswa diharapkan memiliki bekal ilmu kesehatan yang memadai sekaligus kesadaran.

Mudahnya berita hoaks terkait penyakit dan kesehatan menyebar merupakan bukti kurangnya ilmu kita. Menurut saya karena kita memang tidak benar-benar memiliki ilmu kesehatan. Karenanya kita harus mencegah generasi masa depan dari hal-hal yang sifatnya manipulatif, terutama informasi kesehatan yang menyesatkan.

Dalam pandangan saya, puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) selama ini kurang memahami tupoksinya. Mereka sangat jarang bahkan nyaris tidak pernah berkunjung ke sekolah-sekolah untuk memberi penyuluhan kesehatan. Jika nantinya mata pelajaran kesehatan sudah ada, tentunya mereka dapat berperan aktif. 

Kalaupun tidak memungkinkan dijadikan mata pelajaran, setidaknya puskesmas rajin berkunjung ke sekolah untuk memberikan penyuluhan kesehatan. Harapannya, minimal sebulan sekali. Kalau bisa semiggu sekali lebih bagus lagi. Semoga saja generasi mendatang menjadikan sehat sebagai gaya hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun