Membaca Itu Ngabuburit

Korona datang kita pun mengubah beberapa kebiasaan, dari urusan cuci tangan yang jarang dilakukan hingga urusan keluar rumah. Manusia memang dianugerahi dengan kemampuan adaptasi, entah itu terhadap cuaca maupun terhadap kondisi tertentu. Hari ini ketika kita harus berdiam di rumah, mengurangi aktifitas di luar bersama teman-teman, kebosanan dapat terjadi.

Apalagi ketika Ramadan, kita yang biasa di sore melakukan Ngabuburit. Kita yang biasa menghabiskan waktu mencari makanan berbuka, atau sekedar menikmati suasana jelang berbuka, kini harus bersabar. Korona mengharuskan kita meniadakan aktifitas tersebut, namun sebagai mahluk berakal manusia selalu menemukan solusi.

Dalam situasi dan kondisi begini, saya merekomendasi kepada Anda yang ingin ngabuburit namun tanpa keluar rumah. Dalam beberapa jam Anda dapat ngabuburit ke beberapa wilayah di Indonesia bahkan dunia. Asik bukan? Ya, sarankan kepada Anda untuk menjelajah dunia melalui bacaan. Membaca, terutama hal yang positif akan menjadi ngabuburit mental kita. 

Membaca akan menambah wawasan sekaligus 'memanggil' gagasan. Tak perlu enggan membaca kembali buku-buku yang sudah khatam. Kalau pun stok buku bacaan habis, Anda dapat membaca media online yang kontennya bermanfaat. Media online yang menyajikan esai seperti kompasiana.com misalnya. Ada juga beberapa media online yang menyajikan e-book yang dapat kita baca. 

Selain itu, kita dapat membaca buku-buku hadist, dan tentunya baca Alquran. Nah bagi Anda yang benar-benar kesepian karena ketiadaan ngabuburit, sejatinya membaca itu ngabuburit, bahkan area yang kita kunjungi jauh lebih jauh dan luas. Tidak ada kerugian dari kegiatan membaca, satu-satunya kerugian hanya diderita oleh mereka yang malas membaca.