Minke menjawab keraguan identitasnya yang bukan Eropa maupun ningrat dengan intelektualitas. Kasta yang dibawanya sejak lahir tidak membuatnya berkecil hati, malah membuatnya kritis dan revolusioner.
Nyai Ontosoroh yang dihina identitasnya juga menjawabnya dengan intelektualitas. Ia melahap buku-buku bak makanan pokok. Usaha kerasnya tidaklah sia-sia. Ia melampui identitas etnisnya.Â
Nyai Ontosoroh menjawab hinaan dengan prestasi bukan dengan kemarahan apalagi kekerasan. Bagaimana dengan kita? Apakah masih sering marah bila identitas dihina?
Bukankah lebih baik menjawab hinaan dengan prestasi ketimbang membalasnya dengan hinaan? Bukankah orang-orang suci dan hebat di masa lalu juga sering dihina namun tak membalas hinaan tersebut?
Diperankan Iqbal Ramadhan dan aktor hebat lainnya, menurut saya, film Bumi Manusia layak ditonton. Selamat menonton buat teman-teman yang di kotanya ada bioskop. Menulislah sebagaimana Minke, agar keinginan dapat tercapai. Believe it.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H