Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jokowi Geser Megawati Pimpin PDIP

4 Agustus 2019   10:26 Diperbarui: 4 Agustus 2019   10:32 1733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun tanda-tanda ke arah sana belum ada. Kader-kader PDIP bahkan tak seorang pun berani mewacanakan diri sebagai kandidat ketua umum. Sekedar wacana saja tak berani apalagi serius. 

Beberapa waktu yang lalu kita saksikan beberapa kader Demokrat mulai berani dengan SBY. Meski kini hilang namun mereka tak sepengecut kader PDIP. Lalu bagaimana dengan Jokowi?

Sebagai presiden harusnya Jokowi memiliki keberanian lebih. Harusnya ia berani menentang tradisi jelek di dalam partainya itu. Jokowi harus menjadi pelopor tegaknya demokrasi di PDIP. 

Dukungan kepada Jokowi pastinya akan mengalir, bahkan bukan hanya dari internal partai. Tidak mustahil ia akan menang. Kalaupun kekalahan diderita setidaknya kongres PDIP bukan lagi arisan parpol. 

Jika Jokowi membiarkan praktik tidak sehat dalam demokrasi di partainya berarti ia tidak lebih baik dari Megawati. Sama halnya Jokowi ikut mereduksi demokrasi di tubuh partai tersebut. Dan kita yakin Jokowi tak akan menyerah dengan keadaan.

Revolusi mental sebagai jargonnya harus dibuktikan pada kongres tersebut. Jokowi harus merevolusi mental kader PDIP. Jangan lagi mengkultuskan Megawati sehingga perubahan adalah harga mati.

PDIP yang lahir dari pergolakan politik nasional. Darah korban kudatuli 1997 tidak boleh sia-sia. PDIP bukan milik Megawati seorang sehingga semua kader berhak memimpin termasuk Jokowi.

Politik nasional sudah merasakan gebrakan Jokowi. Ia mengalahkan politisi-politisi senior yang lebih dikenal. Kini saatnya Jokowi menjadi agent of change bagi PDIP. Ia harus merebut pucuk pimpinan PDIP atau selamanya menjadi petugas partai.

Konyol rasanya presiden selamanya menjadi petugas partai. Konyol rasanya bila presiden selalu menjadi 'boneka' ketua partainya. Melalui suksesi kepemimpinan di PDIP Jokowi dapat membantah semua asumsi itu.

Inilah momentum bagi Jokowi membantah asumsi dirinya patuh dan tunduk pada Megawati. Inilah momentum bagi Jokowi menapaki karir politik baru. Inilah momentum regenerasi di dalam tubuh PDIP.

Saatnya Jokowi memimpin PDIP. Saatnya Jokowi menjadikan PDIP sebagai partai nasionalis yang modern. Partai yang paham kebutuhan rakyat, kebutuhan kader dan kebutuhan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun