Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sarjana Jadi Petani, Why Not?

18 Mei 2019   14:39 Diperbarui: 18 Mei 2019   14:40 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanian merupakan bidang yang dianggap remeh, padahal tanpa pengelolaan pertanian yang benar kita bisa menjadi negara kelaparan. Dengan potensi tanah dan kesuburan yang kita miliki, Indonesia berpotensi menjadi pemain utama pangan dunia bukan hanya Asia. Pemerintah sudah melakukan banyak program agar ketahanan pangan kita semakin baik. Lalu bagaimana dengan Kita? Siapkah kita menjadikan Indonesia sebagai pemain utama pangan dunia.

Kisah Faris seorang sarjan Psikologi patut dijadikan teladan bagi kaum muda, terutama sarjana lulusan perguruan tinggi. Awalnya ia melihat sawah semakin kecil digantikan dengan gedung-gedung. Sebagaimana umumnya lulusan perguruan tinggi, PNS merupakan pekerjaan yang diharapkan para orang tua. Tak terkecuali orang tuanya yang awalnya tidak setuju dirinya menjadi petani. 

Namun Faris terus bergerak, terus berusaha dan akhirnya orang tuanya setuju. Kisah Faris ini bakal sulit kita temukan di Indonesia. Kebanyakan sarjana lebih memimpikan menjadi pns atau kerja kantoran lainnya. Apa yang dilakukan Faris dan kawan-kawan bukan hanya bermanfaat bagi mereka, akan tetapi mereka ikut membantu ketahanan pangan kita. Bayangkan saja bila petani-petani muda terus bertambah, secara otomatis pangan semakin bertambah pula. 


Bila sarjana-sarjana di Indonesia tak lagi malu menjadi petani, produsen kebutuhan pangan semakin bertambah, pada saat itulah negara kita bakal menjadi pemain utama pangan dunia. Tidak perlu impor buah, sayuran, maupun beras serta bahan pangan lainnya. Sekolah SMK Pertanjan hendaknya diperbanyak agar muncul calon-calon petani professional.

Di Aceh saya dapati SMK PP Saree. Mereka belajar sambil berjuang, mereka menanam jagung manis, buah-buahan, sayuran lalu menjualnya. Lahan mereka tidak begitu luas namun dimanfaatkan semaksimal mungkin. Saya berharap SMK sejenis ini di setiap kabupaten bukan hanya satu Propinsi satu SMK Pertanian. Mengingat negara ini negara yang tanahnya subur, serta memiliki potensi alam lainnya. 

Kedepannya semoga semakin banyak sarjana yang berani menjadi petani. Pekerjaan yang dianggap remeh namun sebenarnya sangat mulia. Melalui tanaman sehat agar menciptakan generasi hebat, petani memiliki peran disitu. Petani pekerjaan mulia, dan siapa bilang tidak bisa kaya menjadi petani. Jadi, sarjana menjadi petani, mengapa tidak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun