Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Politik

22 Mei, Ini yang Dilakukan Mahasiswa

16 Mei 2019   02:37 Diperbarui: 16 Mei 2019   02:40 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Mei bisa dikatakan bulan Mahasiswa. Aksi mahasiswa 98 sukses menggulung rezim berkuasa selama 32 tahun, sebuah rezim yang dalam hitungan matematis sulit dijatuhkan. Namun fakta sejarah berkata lain, Soeharto akhirnya mengundurkan diri. Sebuah fase baru dalam perpolitikan kita, sebuah era baru akhirnya datang dan mahasiswa sebagai pahlawannya. Kini publik bertanya, apakah mahasiswa masih bisa dikatakan sebagai kelompok moral force?

Pertama harus diakui bahwa zaman terus berganti, tantangan kehidupan terus bertambah. Tergilas zaman atau mengikuti keinginan zaman, mahasiswa dihadapkan pada persoalan itu. Mantan aktivis mahasiswa yang kini menjabat juga tak sehebat ketika menjadi mahasiswa. Artinya mahasiswa kehilangan teladan.

Para senior mereka tak mampu menjadi teladan, integritas mereka dikalahkan uang dan jabatan. Akibatnya krisis kepercayaan muncul dalam diri mahasiswa, benarkah para senior mereka memperjuangkan kepentingan rakyat? Atau jangan-jangan mereka memperjuangkan masa depan pribadi dengan 'menjual' nama rakyat. Keraguan itu terus terjadi, mahasiswa kini mencari jalan sendiri.

Perkembangan zaman ikut memaksa, mahasiswa dihadapkan pada kepentingan personal. Era kompetisi memecah konsentrasi mereka. Haruskah berjuang demi rakyat secara bersama atau menjadi akademisi yang pada akhirnya dapat berjuang demi rakyat. Kini dengan hadirnya ketidakstabilan negeri, mahasiswa dipanggil. Lalu apa yang akan mereka lakukan pada saat isu gerakan 22 Mei 2019?

Menurut saya yang dilakukan mahasiswa tak banyak, Ketua lembaga bisa memanfaatkan momen ini sebagai bargaining politik. Sebahagian tetap fokus pada games online, sebahagian biasa saja merespon, dan sebahagian hanya akan berkomentar di sosial media. 22 Mei 2019 akan berjalan sebagaimana hari-hari yang lain. 

Tak ada gerakan istimewa dari mahasiswa, toh para senior mereka terus mewanti-wanti agar tak sembarangan bergerak. Terutama senior-senior yang sedang nyaman dengan ruangan ber-AC serta seabrek fasilitas lainnya. Maka, kalian ngopi saja, tak perlu ikut-ikutan.

Jika mahasiswa mencoba bergerak, para senior akan mampu menghentikan. Ikatan emosional junior-senior dapat berdampak positif maupun negatif. Kali ini gerakan emak-emak menurut saya lebih militan, karena mereka yang merasakan langsung enak atau tidaknya rezim berkuasa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun