Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Koruptor Juga Teroris

17 Maret 2019   15:52 Diperbarui: 17 Maret 2019   16:00 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut saya koruptor punya andil besar akan hal itu. Semakin banyak yang tidak bersekolah, peluang meningkatnya angka kriminalitas semakin besar. Bahkan teroris bersenjata yang terorganisir kebanyakan lahir dari persoalan sosial. Agama hanya dijadikan perekat, perayu, atau dalil pembenaran tindakan. Korupsi salah satu teror yang dilakukan dengan menggunakan kekuasaan, artinya aparatur negara bisa menjadi pelaku teror.

Artinya regulasi juga bisa menjadi teror, pembuatnya bisa dianggap teroris. Meski dengan alasan keamanan negara, sama halnya dengan mereka yang beralasan demi dan atas nama Tuhan maupun agamanya. Para koruptor juga demikian, cobalah tanya mereka secara personal. Ada yang demi partainya atau capres yang didukungnya. Korupsi demi capres atau calon kepala daerah agar setelah terpilih dapat jabatan maupun proyek milyaran.

Lalu bagaimana sikap kita menghadapi teroris? Tentu setiap jenis teror akan kita hadapi dengan cara berbeda. Kalau teroris bersenjata yang merekrut melalui propaganda ideologi, maka kita harus meningkatkan wawasan dan pengetahuan. Agar kita dan generasi selanjutnya tidak menjadi bagian dari teroris bersenjata api, tajam maupun bom. Sedangkan teroris berdasi, berpartai, bahkan penguasa, maka kita mengalahkan mereka secara konstitusional. Jangan pilih kandidat yang dijagokan koruptor maupun koruptor itu sendiri.

Jangan beri kesempatan penerima suap yang menjual jabatan, maupun orang-orang yang ia dukung untuk berkuasa. Jangan pula memilih wakil rakyat yang ikut mensahkan regulasi yang meneror kebebasan berpendapat dan berekspresi. Kita lupa pembangunan fisik hebat tanpa pembangunan manusia, hanya akan menciptakan teroris-teroris baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun