Mohon tunggu...
Donny Orlando
Donny Orlando Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Uang Kampanye dari Rakyat

14 Februari 2017   13:55 Diperbarui: 14 Februari 2017   14:01 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Crowdfunding is the practice of funding a project or venture by raising monetary contributions from a large number of people. Crowdfunding is a form of crowdsourcing and of alternative finance. In 2015, it was estimated that worldwide over US$ 34 billion was raised this way (Wikipedia.org , 19/12/16)”

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 akan digelar serentak di 101 daerah, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Pilkada tersebut akan memperebutkan sebanyak 7 kursi gubernur dan wakil gubernur, 76 kursi bupati dan kursi bupati, serta 18 kursi walikota dan wakil walikota. Diantara tujuh provinsi yang menggelar hajatan Pilkada 2017 tersebut, termasuk pula ibukota negara, yakni Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Sebanyak tiga calon pasangan gubernur dan wakil gubernur yang akan bertarung di Pilkada DKI Jakarta.

Sebagai etalase negara Indonesia, hajatan Pilkada 2017 di Provinsi DKI Jakarta adalah yang paling banyak menyedot perhatian publik. Pemberitaan untuk ketiga calon pasangan gubernur dan wakil gubernur ini pun mendominasi semua corong dan jalur pemberitaan lini masa yang tersedia. Semua gerak-gerik, jadwal keseharian, dan strategi kampanye mereka pun diulas dan dibahas setiap hari. Alhasil, kita kadang lupa, kalau masih ada 100 daerah diluar DKI Jakarta yang juga punya agenda Pilkada 2017 serupa.

Masifnya pemberitaan Pilkada 2017 di DKI Jakarta tentu tidak lepas dari kepedulian masyarakat Indonesia itu sendiri. Sebagai ibukota negara juga pusat pemerintahan dan pusat ekonomi, masyarakat tentu menaruh harapan besar pada pemimpin DKI Jakarta yang terpilih. Bagi masyarakat, pemberitaan yang terbuka ini seyogianya menjadi ajang pertarungan visi, misi, ide, dan gagasan dari ketiga pasangan calon yang semuanya sudah berkelas kaliber nasional.

Sebuah alternatif mencari pemimpin

Sudah menjadi rahasia umum bahwa biaya atau harga yang harus dikeluarkan untuk memperoleh jabatan kepala daerah sangatlah besar. Semakin tinggi posisi kepala daerah yang menjadi sasaran, semakin besar pula biaya yang dikeluarkan. Ada yang menyebut angka belasan milyar hingga ratusan milyar. Syukur-syukur bila pasangan calon tersebut sanggup membiayai sendiri pengeluaran sebesar itu. Bila tidak, besar kemungkinan terjadinya aksi barter kepentingan ketika akhirnya menjabat. Biaya yang sedemikian besar itu pula yang kerap kali dituding sebagai asal muasalnya terjadi korupsi.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebenarnya sudah mengatur dengan jelas terkait batasan besaran sumbangan dana kampanye baik perorangan maupun badan usaha swasta. Begitu pula dengan batasan maksimal dana kampanye pasangan calon yang boleh dihabiskan. Untuk Pilkada 2017 di DKI Jakarta misalnya, sumbangan dana kampanye ditentukan maksimal sebesar 75 juta untuk perorangan dan 750 juta untuk badan usaha swasta. Selain itu, ditentukan pula setiap pasangan calon wajib melaporkan dana kampanye ke KPU DKI Jakarta (KPUD) selama 3 kali. Lebih jauh, selama berkegiatan ketika kampanye, masing-masing pasangan calon tidak boleh menghabiskan uang lebih dari 203 miliar rupiah.

Marilah kita intip bersama Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye yang dirilis KPU DKI JAKARTA tertanggal 20 Desember 2016 yang bisa diunduh di kpujakarta.go.id.

Pasangan nomor urut 1, yakni Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni melaporkan sumbangan dana kampanye sebesar 9,147 milyar rupiah. Rinciannya, sumbangan perorangan sebesar 4,442 milyar, sumbangan perusahaan sebesar 1,5 milyar, sumbangan gabungan parpol pendukung sebesar 3 miliar, sumbangan kelompok sebesar 175 juta, dan sumbangan pribadi pasangan calon sebesar 30 juta. Adapun rincian pengeluaran pasangan nomor urut 1 ini belum dipublikasikan.

Pasangan nomor urut 2, yakni Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat melaporkan sumbangan dana kampanye sebesar 48 milyar rupiah. Rinciannya, sumbangan perseorangan sebesar 18,5 milyar, sumbangan perusahaan sebesar 4,752 milyar, sumbangan gabungan parpol pendukung sebesar 208 juta, sumbangan yang berkas formulir data penyumbangnya yang belum lengkap sebesar 24,7 milyar, dan sumbangan pribadi pasangan calon sebesar 1 juta. Adapun rincian pengeluaran pasangan nomor urut 2 ini sebesar 5,98 milyar rupiah.

Pasangan nomor urut 3, yakni Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno melaporkan sumbangan dana kampanye sebesar 35,6 milyar rupiah. Rinciannya, sumbangan gabungan parpol sebesar 1,1 milyar dan sumbangan pribadi pasangan calon sebesar 34,5 milyar. Belum ada sumbangan perseorangan, kelompok ataupun perusahaan yang dilaporkan. Adapun rincian pengeluaran pasangan nomor urut 1 ini belum dilaporkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun