Mohon tunggu...
Indonesia Happy People
Indonesia Happy People Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang Indonesi yang bahagia dan bergembira dalam proses menjadi bagian dari upaya membangun kembali Indonesia Raya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Harus Belajar Manajemen dari Tukang Bakso

11 Oktober 2018   15:14 Diperbarui: 11 Oktober 2018   15:27 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jeng...jeeeeng... Satu jam setelah diumumkan naik,kenaikan BBM batalkan.

Menjadi warga negara Indonesia kini seperti kita terhisap kedalam layar tivi kedalam drama korea. Sangat dramatis, mengaduk emosi tapi diakhir, kita akhirnya sadar semua itu hanya fiktif. Tapi drama yang menyeret kita kini adalah nyata ketika segerombolan orang berateraksi sirkus menjungkir balik urusan hajat hidup orang banyak dengan menggelikan.

Respon spontan saat menjadi saksi mata drama missmanagement negara tuan rumah Anual Meeting IMF-WBG adalah, '' serius ga sih ni urus negara!''

Se-bar-bar itukah management negara kita kini? Mungkin hal biasa saja bagi sebagian orang. Secara personal aku muak melihat bangsa ini dipermainkan oleh badut-badut nakal dar gerombolan sirkus ini.

Masih ingatkan soal dengan lantangnya seorang bilang '' i don't read what i sign''... Sejarah mencatat bangsa ini pernah dipimpin oleh satu orang yang bagi aku menyepelekan nasib 260jutaan jiwa yang dia pimpin dengan ke acuhannya itu. Apa mungkin ini juga bagian dari ke-santai-an yang selalu dipertontonkan dan disembah oleh oleh pemujanya itu?  

Apa ini semua! Mau jadi hero saat rakyat akan kesusahan dengan kenaikan BBM itu hadirlah pahlawan yang menyelamatkan dengan tanggap? Hanya butuh satu jam. Gitu? Bila itu design nya maka ini adalah pelecehan bagi peradaban nalar umat manusia Indonesia.

Ok... Calm down...

Aku bakal bagikan sebuah pengalaman yang mungkin pemuja-pemuja bapak itu bisa sampaikan pada beliau untuk memperbaiki diri dan pasukannya dalam mengurus negeri tanah tumpah darah kita tercinta ini disisa waktunya, a super lovely experience waktu aku dan seorang teman makan basso di daerah senen.

Turun dari commuter line, aku dan teman bergegas keluar stasuin setelah beberapa kali gagal masuk gerbong saat transit karena penuh sekali penumpang saat sabtu sore. Buru-buru order grab dan akhirnya sampai di daerah plaza atrium. karena diluar prediksi dan kita sudah kelaparan, kita langsung mampir di bapak-bapak penjual bakso gerobak yang disekitarnya banyak abang-abang ojol lagi kongkow.

Abis pesan, kita lalu lihat ada satu bangku plastik yang menggantikan fungsi meja untuk menaruh botol-botol kecap dan saos, satu bangku lain juga digunakan oleh seorang pelanggan juga sebagai penggati meja untuk meletakkan mangkok bakso saat dia makan. Kompak kita saling lihat karena sama-sama sadar ada sesuatu yang unik. Bangku yang diubah fungsinya jadi meja untuk kepraktisan tempat yang terbatas dan pelanggan bisa duduk ditrotoar yang sudah dialas dengan plastik besar yang membatasi beton trotoar dengan tanaman hias yang ada disana.

Kita ngikut dong, ini pengamalan baru buat kita. Karena pengalaman pelanggan yang susah makan karena ga ada meja dan mangkok basso yang panas dan tempat dagangan yang harus berbagi dengan parkiran motor siasat kursi plastik kecil yg mudah ditumpuk mudah dibawa-bawa dengan muatan gerobak yang terbatas jadi meja dan bangku dari beton trotoar yang dialas plastik biar yang duduk ga kotor celananya.

Sederhana, tapi ini bentuk service dari manajemen bapak-bapak basso yang briliant. Saat memberikan mangkok basso beliau memberi tahu untuk kami berhati-hati terhadap tanaman hias yang ada dibelakang dengan ramah.

Bapak ini hanya menyediakan air putih, sementara yang ingin minuman dingin bisa langsung memesan dengan pedagang minuman disebelah bapak ini, sebuah gerobak yang dijaga ibu-ibu yang ternyata istrinya bapak tukang basso ini. Bapak itu menawarkan dan sang istri menghampiri kami. What a nice service. Selesai urusan perut yang ga perlu diceritakan, kita sepakat buat lanjut ketujuan kita dan membayar. Bapak ini menawarkan kami pesanan kami masing-masing untuk disatukan hitungannya atau dipisah, lalu di gabung dengan pembayaran minuman apa ingin bayar langsung pada sang ibu, biasa memang begitu tapi komunikasi sederhana dan keramahan membuat makan basso pinggir jalan ini terasa dilayani dengan sangat profesional.

Semua ini soal bagaimana bapak ini mengurus bisnisnya, kalau rasa basso orang masing-masing punya selera, yang pasti akan satu pilihan adalah soal pengalaman menyenangkan makan basso dilayani dengan sangat baik dan teratur. Sadar atau tidak bapak ini sudah menerapkan manajemen yang sangat baik untuk usahanya ini.

Gitu pak presiden... Boleh lah bapak belajar dari rakyat yang dalam memberikan pelayanan pada pelanggannya dengan sangat telaten dan tidak main-main. Apalagi memberikan pelayanan untuk hidup yang terjamin oleh seorang kepala negara bagi ratusan juga rakyatnya. Mengkoordinasikan semua kekuatan agar tidak terjadi Kebingungan rakyat yang hidupnya sudah susah.

Lucu dan miris saat mentri ngumumin, presiden batalin, stafsus bilang ga siap, pertamina ga tahu menahu. Segitu mahalnya pulsa untuk koordinasi apa gimana, bapak tukang basso dan istrinya lebih berhasil. Lebih teratur dalam mengatur urusan bisnisnya. Terlalu besar negara kita saat kemampuan leadership orang nomor satunya berulang kali harus dipertanyakan.

Ya udahlah... Kita benerin bareng-bareng disisa masa jabatan bapak ini. Sambil berjuangn tahun depan pembaruan jadi jalan untuk menjadi Indonesia yang Adil dan Makmur dengan diurus pemimpin yang tau harus apa. Memimpin dengan ksatria.

Thank you Happy People...

SPREAD LOVE

2019 PRABOWO PRESIDEN :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun