Jeng...jeeeeng... Satu jam setelah diumumkan naik,kenaikan BBM batalkan.
Menjadi warga negara Indonesia kini seperti kita terhisap kedalam layar tivi kedalam drama korea. Sangat dramatis, mengaduk emosi tapi diakhir, kita akhirnya sadar semua itu hanya fiktif. Tapi drama yang menyeret kita kini adalah nyata ketika segerombolan orang berateraksi sirkus menjungkir balik urusan hajat hidup orang banyak dengan menggelikan.
Respon spontan saat menjadi saksi mata drama missmanagement negara tuan rumah Anual Meeting IMF-WBG adalah, '' serius ga sih ni urus negara!''
Se-bar-bar itukah management negara kita kini? Mungkin hal biasa saja bagi sebagian orang. Secara personal aku muak melihat bangsa ini dipermainkan oleh badut-badut nakal dar gerombolan sirkus ini.
Masih ingatkan soal dengan lantangnya seorang bilang '' i don't read what i sign''... Sejarah mencatat bangsa ini pernah dipimpin oleh satu orang yang bagi aku menyepelekan nasib 260jutaan jiwa yang dia pimpin dengan ke acuhannya itu. Apa mungkin ini juga bagian dari ke-santai-an yang selalu dipertontonkan dan disembah oleh oleh pemujanya itu? Â
Apa ini semua! Mau jadi hero saat rakyat akan kesusahan dengan kenaikan BBM itu hadirlah pahlawan yang menyelamatkan dengan tanggap? Hanya butuh satu jam. Gitu? Bila itu design nya maka ini adalah pelecehan bagi peradaban nalar umat manusia Indonesia.
Ok... Calm down...
Aku bakal bagikan sebuah pengalaman yang mungkin pemuja-pemuja bapak itu bisa sampaikan pada beliau untuk memperbaiki diri dan pasukannya dalam mengurus negeri tanah tumpah darah kita tercinta ini disisa waktunya, a super lovely experience waktu aku dan seorang teman makan basso di daerah senen.
Turun dari commuter line, aku dan teman bergegas keluar stasuin setelah beberapa kali gagal masuk gerbong saat transit karena penuh sekali penumpang saat sabtu sore. Buru-buru order grab dan akhirnya sampai di daerah plaza atrium. karena diluar prediksi dan kita sudah kelaparan, kita langsung mampir di bapak-bapak penjual bakso gerobak yang disekitarnya banyak abang-abang ojol lagi kongkow.
Abis pesan, kita lalu lihat ada satu bangku plastik yang menggantikan fungsi meja untuk menaruh botol-botol kecap dan saos, satu bangku lain juga digunakan oleh seorang pelanggan juga sebagai penggati meja untuk meletakkan mangkok bakso saat dia makan. Kompak kita saling lihat karena sama-sama sadar ada sesuatu yang unik. Bangku yang diubah fungsinya jadi meja untuk kepraktisan tempat yang terbatas dan pelanggan bisa duduk ditrotoar yang sudah dialas dengan plastik besar yang membatasi beton trotoar dengan tanaman hias yang ada disana.
Kita ngikut dong, ini pengamalan baru buat kita. Karena pengalaman pelanggan yang susah makan karena ga ada meja dan mangkok basso yang panas dan tempat dagangan yang harus berbagi dengan parkiran motor siasat kursi plastik kecil yg mudah ditumpuk mudah dibawa-bawa dengan muatan gerobak yang terbatas jadi meja dan bangku dari beton trotoar yang dialas plastik biar yang duduk ga kotor celananya.