Jaringan yang patut diteliti lebih mendalam antara lain: gerakan sosial, modal sosial, ekologi dan sumberdaya alam serta penjelasan konsep mengenai ketiga hal tersebut menurut Prell, adalah sebagai berikut:
Pertama, Gerakan sosial, topik gerakan sosial meningkat pesat sejalan dengan popularitas bidang analisis jaringan sosial (Diani and McAdam, 2003). Gerakan sosial merujuk pada aksi kelompok yang fokus pada politik spesifik dan atau isu sosial dengan meletakkan tujuan inisiasi atau mengkontribusi untuk perubahan.
Dalam hal gerakan sosial, dimana masyarakat yang berada di Kabupaten Bantul bersama-sama bertindak dan bergerak demi adanya perubahan. Perubahan dalam bentuk apa? Perubahan berkaitan dengan keresahan warga terkait penumpukan sampah, limbah yang tak diangkut. Hal ini mendorong masyarakat untuk bertindak mengelola sampah yang ada agar tidak menjadi persoalan bagi lingkungan sekitar
Modal sosial merujuk pada kemampuan untuk identifikasi sumberdaya membangun jaringan sosial dengan orang lain, serta proses yang terlibat dalam mengakses sumberdaya tersebut (Lin, 2001). Dalam pembahasan ini bagaimana antar individu dengan individu atau masyarakat melihat suatu sumberdaya yang akan digunakan untuk menjalankan serta memproses sebuah program kerja bersama. Masyarakat harus memanfaatkan sumberdaya seperti teknologi, sumberdaya alam dan lainya guna mendukung tujuan dari masyarakat yang sehat dan lingkungan yang bersih bebas polusi
Ketiga, Ekologi dan Sumberdaya Alam, pakar ekologi memulai untuk melihat keuntungan dalam integrasi pendekatan jaringan sosial dengan ide dalam sistem ekologi, dan juga mengunakan analisis jaringan sosial sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan atau wawasan baru ke dalam kebiasaan sumber daya alam yang dapat dikelola dan diatur.
Komunikasi lingkungan tidak hanya terjadi dalam konteks kelembagaan seperti dalam forum-forum komunikasi masyarakat desa hutan tetapi juga melalui media massa sebagai salah satu civil society yang melalui pemberitaannya dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat yang lebih luas akan pentingnya pengelolaan sampah dan limbah di lingkungan sekitar. Penggunaan media dan teknologi sangat diperlukan bagi kelompok, yaitu salah satunya Jejaring Pengelolaan Sampah yang ada di Kabupaten Bantul inilah sebagai salah satu media yang perlu dimanfaatkan.
Bagaimana Jaringan Terbentuk? Scott L.Feld menguraikan penjelasan yang berbeda mengenai terbentuknya homofili. Feld (1981) memberi nama penjelasan homofili sebagai teori foci (fokus). Feld (1981;1016) mendefinisikan foci atau fokus adalah suatu relasi di mana aktor saling berinteraksi dalam aktivitas yang sama dan terorganisasi, bisa berupa tempat pekerja, organisasi, keluarga dan seterusnya. Foci merujuk kepada relasi antara aktor yang didasarkan pada aktivitas atau tujuan yang sama yang terorganisasi.Â
Relasi ini tidak harus serta dan timbal balik (seperti pada klik), tetapi mempunyai tujuan dan aktivitas yang sama. Model foci atau fokus menitikberatkan pada tempat di mana aktor berinteraksi dengan aktor lain- bisa berupa tempat kerja, organisasi, kelompok bermain, dan sebagainya. Dengan mengamati foci, kita bisa menyelidiki apa yang menyebabkan aktor berkumpul dengan aktor lain. Terdapat kecenderungan di mana aktor yang mengumpul dalam foci mempunyai karakteristik yang sama (homofili).
Dalam Hal ini adanya kesamaan antara LBH Bantul dengan Masyarakat tentang lingkungan hidup. Masyarakat tinggal di sebuah lingkungan atau daerah, sedangkan LBH merupakan Lembaga Pemerintah yang mengurusi segala macam persoalan keberlanggsungan lingkungan hidup. Bila masyarakat memiliki persoalan mengenai lingkungan sekitarnya maka persoalan tersebut bukan hanya masyarakat yang bertanggung jawab, namun lmbaga-lembaga non pemerintah maupun pemerintah juga bertanggung jawab.
JPSM mempunyai peran dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengelola sampah, sebagai sebuah organisasi dalam menjaga keberlanjutannya tentu memerlukan informasi. Jaringan komunikasi dapat terjadi secara formal ataupun informal. Komunikasi secara formal terjadi dalam pertemuan atau rapat-rapat yang dilakukan  oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul. Sedangkan jaringan komunikasi informal lebih sering terjadi pada individu internal kelompok atau antar kelompok.
Dibentuk nya jejaring dari forum yang dibentuk ini bertujuan untuk memudahkan kelompok-kelompok pengelolaan sampah yang sudah ada yang sudah eksis, untuk saling memberi dan mengisi kelompok yang lemah, untuk mencari solusi mencari penanganan sampah. Jaringan komunikasi JPSM sebagai subsistem memperoleh informasi dari berbagai sumber, informasi dari pihak eksternal di luar anggota JPSM Â yakni pemerintah daerah dalam hal ini adalah Dinas Lingkungan Hidup pembinaan yang dilakukan secara formal dan informal secara berkala setiap tiga bulan sekali dalam pertemuan atau rapat terkait peningkatan pengetahuan anggota.