Mohon tunggu...
Money

Aktor-aktor Pemberdayaan Masyarakat

15 September 2017   05:24 Diperbarui: 15 September 2017   05:47 2081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kedua dari kiri) Hans Antiov, Ph.D (Knowledge Sector Initiative, Jakarta) pada COMICOS 2017 foto: uajy.ac.id

        Sebuah riset yang dilakukan oleh Dewi Anggraini, La Ode Muh Umran dari Universitas Halu Oleo ini terjun langgsung di desa pesisir Wabula, Kabupaten Buton. Dalam penelitian tersebut kedua akademisi turun langgsung dan berbaur dengan masyarakat adat setempat. Hal-hal yang menjadi target mereka dalah bagaimana mengajak masyarakat setempat untuk menangkap hasil laut menggunakan cara-cara traditional.

        Mengapa harus menggunakan cara-car traditional? Cara tradisional yang selama ini telah banyak di tinggalkan oleh para masyrakat nelayan. Selain kembali menggunakan cara tradisonal dalam menagkap hasil laut juga ikut menjaga ekosistem biota laut. Mengingat sebagian besar masyarakat adat sekitar yang bermata pencaharaian sebagai nelayan, maka kelanggsungan hidup biota laut dan ekosistemnya perlu dijaga dan dirawat. Dampak dari penggunaan cara ini akan mengedukasi masyarakat untuk lebih sensitiv terhadap maslah-masalah lingkungan hidup.

       Masih dari universitas yang sama namun dengan tim yang berbeda yaitu, M. Najib Husain, Marsia Sumule. Para pegiat akademisi ini mengusung kampanye energi terbarukan pada masyarakat pemulung di Kampung Mandiri Energi Kota Kendari. Dimana dalam kampanye ini di laksanakan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya energi terbarukan dari hasil pengelolaan sampah.

      Energi terbarukan yang dimaksudkan adalah bagaimana masyrakat memanfaatkan sampah untuk di olah menjadi bahan baku aspal. Pemanfaatan sampah plastik menjadi aspal ini bukan lagi menjadi hal baru, penemuan dalam bidang ilmuwan ini telah lebih dulu ditemukan oleh salah satu profesor universitas ternama di India. Ya, penemu plastic tar road adalah Professor R Vasudevan dari Thiagarajar College of Engineering India. Teknologi tersebutlah yang di adopsi oleh negara kita dan salah satunya menjadi bahan kampanye untuk mengedukasi masyarakat.

      Untuk mewujudkan masyarakat yang berpendidikan, sensitiv terhadap persoalan lingkungan hidup, sosial dan globalisasi merupakan tanggung jawab bersama. Namun perlu adanya aktor-aktor kunci yang berintegritas dalam bidang-bidang tersebut seperti pemerintah dan kaum intelektual akademisi. Jadilah masyarakat yang cerdas dan peka juga mampu mengatasi persoalan tersebut menjadi suatu hal yang dapat mesejahterakan masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun