Mohon tunggu...
Dommamo RZ. Barutu
Dommamo RZ. Barutu Mohon Tunggu... Lainnya - Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Jember

Seseorang yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan selalu berusaha untuk belajar hal-hal baru. Sangat terbuka terhadap kesempatan yang ada dan tantangan yang menantang. Selalu berusaha untuk mengembangkan diri dan meningkatkan keterampilan yang berguna bagi diri orang lain maupun diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Potensi Resesi Ekonomi Global 2023: Pandemi COVID-19 dan Perang Dagang China-Amerika Serikat hingga Konflik Rusia-Ukraina

2 Maret 2023   20:36 Diperbarui: 2 Maret 2023   20:56 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekonomi global telah menjadi topik yang semakin menarik perhatian banyak orang selama beberapa tahun terakhir. Terlebih lagi, pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak awal tahun 2020 telah membuat keadaan semakin tidak pasti dan tidak menentu. Seiring dengan hal tersebut, ada beberapa faktor lain yang berpotensi untuk memicu resesi ekonomi global pada tahun 2023.

Salah satu faktor yang potensial memicu resesi ekonomi global pada tahun 2023 adalah perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Sejak awal tahun 2018, kedua negara telah terlibat dalam konflik dagang yang terus memanas. Hal ini telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kedua negara, dan bahkan berdampak pada ekonomi global secara keseluruhan. Jika ketegangan antara kedua negara tidak kunjung mereda, maka bisa jadi akan terjadi resesi ekonomi global pada tahun 2023.

Selain perang dagang, pandemi COVID-19 juga masih menjadi ancaman bagi perekonomian global. Meskipun vaksinasi COVID-19 telah dimulai di berbagai negara di seluruh dunia, namun masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah varian baru virus yang terus muncul dan menyebar dengan cepat. Jika pandemi COVID-19 tidak segera teratasi, maka resesi ekonomi global pada tahun 2023 bisa menjadi suatu kenyataan yang sangat mungkin terjadi.

Tidak hanya perang dagang dan pandemi COVID-19 saja, konflik Rusia-Ukraina juga bisa mempengaruhi perekonomian global pada tahun 2023. Konflik antara kedua negara ini telah terjadi sejak tahun 2014 dan belum menunjukkan tanda-tanda untuk mereda. Jika konflik ini semakin memanas, maka bisa jadi akan terjadi ketidakstabilan politik dan ekonomi di kawasan tersebut yang kemudian berdampak pada ekonomi global secara keseluruhan.

Pandemi COVID-19 yang dimulai pada tahun 2020 telah menyebabkan banyak negara mengalami kontraksi ekonomi yang signifikan. Meskipun pemulihan ekonomi global telah dimulai pada tahun 2021, namun masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi dan ada potensi resesi ekonomi global pada tahun 2023. Faktor yang mempengaruhi potensi resesi ekonomi global ini meliputi dampak pandemi COVID-19 dan perang dagang antara Amerika Serikat dan China hingga Konflik Rusia-Ukraina.

Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Ekonomi Global

Sumber gambar: VOA Indonesia
Sumber gambar: VOA Indonesia
Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor ekonomi global. Lockdown yang diberlakukan oleh banyak negara untuk mengendalikan penyebaran virus telah membatasi aktivitas ekonomi dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Menurut laporan Bank Dunia, ekonomi global mengalami kontraksi sebesar 4,3% pada tahun 2020. Beberapa sektor, seperti pariwisata, perhotelan, dan penerbangan, mengalami kerugian yang sangat besar. Namun, sektor teknologi dan e-commerce mengalami peningkatan pesat, karena banyak orang beralih ke belanja online dan bekerja dari rumah.

Pemulihan ekonomi global telah dimulai pada tahun 2021, namun masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah ketidakpastian varian baru dari COVID-19 yang dapat memicu gelombang kedua dari pandemi. Selain itu, inflasi yang tinggi dan ketidakpastian kebijakan moneter dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Perang Dagang China dan Amerika Serikat

                                                                                                                  Sumber gambar: Kompas
                                                                                                                  Sumber gambar: Kompas
Perang dagang antara China dan Amerika Serikat telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global sejak awal tahun 2018. Perang dagang ini dimulai ketika Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memutuskan untuk memperkenalkan tarif impor yang lebih tinggi untuk produk-produk China. Tindakan ini memicu perang dagang antara kedua negara dan mempengaruhi pasar global. Beberapa negara, seperti Jepang dan Korea Selatan, juga terkena dampak perang dagang ini karena ketergantungan mereka pada pasar China dan Amerika Serikat.

Perang dagang antara China dan Amerika Serikat dapat mempengaruhi potensi resesi ekonomi global pada tahun 2023. Peningkatan tarif impor dan ketidakpastian pasar dapat mempengaruhi bisnis dan industri global. Selain itu, perang dagang ini juga dapat mempengaruhi pasar saham dan nilai tukar mata uang.

Konflik Rusia-Ukraina

                                                                                                          Sumber gambar: Detik News
                                                                                                          Sumber gambar: Detik News
Di sisi lain, invasi Rusia terhadap Ukraina pada Februari 2022 juga berpotensi memicu resesi global. Konflik ini telah memicu kenaikan harga minyak dunia dan ketidakpastian di pasar keuangan global. Harga minyak mentah Brent melonjak hampir 4% menjadi $ 86,50 per barel pada hari Senin setelah invasi, dan kemudian mencapai rekor tertinggi lebih dari $ 130 per barel pada pertengahan Februari. Kenaikan harga minyak ini memicu kenaikan harga bahan bakar di seluruh dunia, yang dapat meningkatkan biaya produksi dan mengurangi daya beli konsumen.

Selain itu, konflik ini juga dapat mengganggu pasokan gas alam dari Rusia ke Eropa, yang menyumbang sekitar 40% dari pasokan gas alam Eropa. Karena Eropa sangat bergantung pada gas alam dari Rusia, konflik ini berpotensi mengganggu pasokan energi dan mengakibatkan kenaikan harga gas alam dan listrik di Eropa, yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dan industri di seluruh dunia.

Tidak hanya itu, konflik ini juga dapat mengganggu rantai pasokan global, terutama bagi perusahaan yang memiliki hubungan perdagangan dengan Rusia atau Ukraina. Pembatasan perdagangan, embargo, dan sanksi ekonomi dapat mengganggu arus perdagangan dan memicu penurunan permintaan global. Hal ini dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi di seluruh dunia, karena banyak negara bergantung pada perdagangan internasional sebagai sumber pendapatan dan pertumbuhan ekonomi.

Dalam situasi yang serba tidak pasti ini. Potensi resesi ekonomi global pada tahun 2023 sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu, penting bagi para pemimpin global untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah ini dan memperkuat kebijakan ekonomi dan keuangan domestik untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dalam menghadapi ketidakpastian dan risiko eksternal.

Referensi:

International Monetary Fund. (2021). World Economic Outlook Update, July 2021: Fault Lines Widen in the Global Recovery. https://www.imf.org/en/Publications/WEO/Issues/2021/07/27/world-economic-outlook-update-july-2021

World Trade Organization. (2021). WTO Director-General: Trade Facilitation Agreement critical to COVID-19 response. https://www.wto.org/English/news_e/news21_e/dgno_29jan21_e.htm

The World Bank. (2021). Global Economic Prospects, June 2021. https://openknowledge.worldbank.org/handle/10986/35425

United Nations Conference on Trade and Development. (2021). UNCTAD Economic Development in Africa Report 2021: From Debt Resolution to Growth Recovery. https://unctad.org/system/files/official-document/aldcafrica2021_en.pdf

Ministry of Finance, Japan. (2021). Japan's Fiscal Year 2021 Tax Reform Proposals. https://www.mof.go.jp/english/tax_policy/publications/fy2021_tax_reform_proposals.pdf

National Bureau of Statistics of China. (2021). China's GDP Grew 18.3 Percent YoY in the First Quarter of 2021. http://www.stats.gov.cn/english/PressRelease/202104/t20210416_1814869.html

Statista. (2022). GDP growth (annual) worldwide from 2016 to 2026. https://www.statista.com/statistics/268750/global-gross-domestic-product-gdp-growth-rate/

Statista. (2022). Gross domestic product (GDP) of Ukraine from 1985 to 2021. https://www.statista.com/statistics/268174/gross-domestic-product-gdp-in-ukraine/

World Bank. (2022). Ukraine Overview. https://www.worldbank.org/en/country/ukraine/overview

U.S. Energy Information Administration. (2022). Ukraine. https://www.eia.gov/international/analysis/country/UKR

Council on Foreign Relations. (2022). Russia's Conflict With Ukraine. https://www.cfr.org/backgrounder/russias-conflict-ukraine

Reuters. (2022, February 24). Russia-Ukraine crisis: Putin says he is ready for war but does not want it. https://www.reuters.com/world/europe/russia-ukraine-crisis-putin-says-he-is-ready-war-does-not-want-it-2022-02-24/

BBC News. (2022, February 28). Russia-Ukraine war: What we know and what we don't. https://www.bbc.com/news/world-europe-60532102

The New York Times. (2022, February 27). Putin Says Russia Will Protect Ukraine, Despite Warning. https://www.nytimes.com/2022/02/27/world/europe/putin-russia-ukraine-warning.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun