Mohon tunggu...
Dom
Dom Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - ...

....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pura sebagai Benteng di Bali

8 Februari 2022   11:47 Diperbarui: 8 Februari 2022   12:06 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Arsitektur adalah suatu proses dari perencanaan, perancangan, dan konstruksi pada bangunan atau struktur lainnya. Kali ini kita akan membahas bagaimana ciri-cirinya dan struktur bangunan kerajaan majapahit pada tahun 1293 hingga 1518. Pada tahun 1478, kerajaan Demak menyerang Majapahit, kerajaan besar Hindu di masa lalu. Majapahit jatuh, dan pengaruh Islam kemudian menyebar ke seluruh pulau Jawa. Sisa-sisa orang yang selamat itu melarikan diri ke pulau Bali timur yang lebih aman. Di Bali, mereka membuka hutan untuk pemukiman mereka, di lokasi yang kemudian dikenal sebagai modern Ubud. 

Majapahit mendapat sambutan hangat dari Bali. Pada tahun 1489, Seniman dan arsitek Majapahit telah menemukan lapangan pekerjaan baru untuk membangun kembali Majapahit, yang baru. Cita-cita Waturenggong adalah membangun sedikit Majapahit dan akhirnya arsitektur Bali mulai menemukan bentuk barunya, lepas dari perkembangan di Jawa di bawah kekuasaan Islam. Waturenggong mendorong Danghyang Nirartha untuk membangun pura di sekitar pantai Bali. Setelah zaman Nirartha, denah pura di Bali terbagi menjadi tiga bagian secara umum, yaitu: jabapura atau jaba pisan (halaman luar), jaba tengah (halaman tengah) dan jeroan (halaman dalam). Selain itu terdapat pula pura yang terdiri dari dua bagian yaitu jaba pisan (halaman luar) dan jeroan (halaman dalam). 

Dalam pembangunan ini terdapat ciri-cirinya, yaitu bangunan persegi panjang hingga oktagonal yang kokoh, tinggi tembok yang mencapai 10 meter, terdapat tembok yang kokoh untuk keamanan, dll.

Ternyata terdapat 3 pura, yaitu Pura Uluwatu, Pura Desa Gede Peliatan, Ubud dan Pura Agung Jagatnata, Denpasar. Pura Uluwatu terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Pura Uluwatu, juga disebut Pura Luwur, adalah salah satu dari enam Pura yang dianggap pilar spiritual Bali. Pura Desa Gede Peliatan terletak di Peliatan, sebuah desa yang terkenal dengan keluarga kerajaan dan pertunjukannya seni, terutama tari dan musik. Pura Agung Jagatnatha adalah pura terbesar di kota Denpasar. Kuil ini dibangun untuk menampung umat Hindu yang datang ke wilayah perkotaan Denpasar dari berbagai desa di Bali.

Kesimpulannya Studi yang dilakukan menunjukkan bahwa hampir semua karakteristik benteng secara umum terpenuhi di pura pura Bali, yang dibangun setelah era Nirartha. Ini mungkin tidak disengaja karena Nirartha juga tentu tidak menyangka kalau desain yang dibuatnya dengan arsitek Majapahit akan menjadi pola umum yang diikuti oleh masyarakat selama bertahun-tahun setelahnya. Arsitektur adalah cerminan masyarakat. Dalam hal ini, tampak bahwa orang-orang Mahapahit bersama dengan Nirartha memang mencoba bertahan dari masuknya pengaruh budaya Islam yang kuat dari Jawa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun