Hasil akhir ditentukan mental pemain
Pertandingan leg kedua semifinal Piala Menpora antara Persija Jakarta dan PSM Makassar, (18/4) malam berjalan seru. Persija agresif dalam menyerang. Sedangkan PSM lebih banyak bertahan dan mengandalkan serangan balik. Tapi, tak ada gol tercipta. Pertandingan pun diselesaikan lewat adu penalti.
Bermain imbang 0-0 di leg pertama dengan tensi permainan yang tinggi, keras hingga terjadi hujan kartu. Total 12 kartu dikeluarkan wasit. 11 kartu kuning dan 1 kartu merah. Di leg kedua, pertandingan tensi tinggi kembali ditunjukkan.
Sama-sama menggunakan formasi, 4-1-2-3, kedua tim tampil all out. Di babak pertama, jual beli serangan tak terhindarkan. Pertarungan kreativitas lini tengah kedua tim terlihat di babak pertama antara Marc Klok dan Sutanto Tan. Sedangkan midfielder Persija, Rohit Chand dan midfielder PSM Makasar, Rasyid Bakri fokus memutus serangan. Babak pertama, PSM sedikit menguasai jalannya pertandingan.
Memasuki babak kedua, Pelatih PSM Setyawan mengubah formasi. Mereka lebih banyak bertahan dan mengandalkan serangan balik. Memanfaatkan kecepatan dari Yacob Sayuri, Patrich Wanggai dan Rizky Pratama.
Tampaknya, skema serangan balik tidak berjalan efektif. Rizky Pratama dan Patrick Wanggai dinilai kurang gereget. Menit-54, kedua pemain tersebut langsung diganti tenaga baru yang lebih segar. Juru racik PSM, Setyawan memasukkan Zulham Zamrun dan Saldi.
Masuknya 2 pemain PSM sedikit membawa perubahan dalam pola menyerang. PSM sesekali mengirim sinyal serangan yang cukup membahayakan gawang Persija. Menit-88, tendangan keras dari luar kotak penalti yang dilakukan Yakob Sayuri nyaris merobek gawang Persija. Beruntung, penjaga gawang, Andritany sigap menepis tendangan pemain bernomor punggung 22 itu.
Satu menit kemudian, tepatnya menit-89, PSM kembali mengancam gawang Andritany. Hanya saja, Sundulan pemain bernomor punggung 7 itu masih melambung jauh di atas mistar gawang.
Hingga peluit panjang dibunyikan, Persija Jakarta lebih banyak mendominasi jalannya pertandingan babak kedua. Gelandang serang Macan Kemayoran, Marc Klok dan Rohit Chand bermain cukup apik dan lebih kokoh. Mereka unggul dalam penguasaan bola. Termasuk Tony Sucipto yang diplot sebagai jangkar pertahanan. Sukses memutus serangan para pemain PSM.
Sedangkan pemain sayap kanan maupun kiri Persija, Osvaldo Haay dan Rico Simanjuntak bolak-balik memborbardir lini pertahanan PSM. Skill dan kecepatan mereka kerapkali membuat Zulkifli Syukur dan kawan-kawan kewalahan. Marco Simic yang dipot sebagai striker tunggal acapkali membahayakan pertahanan PSM.
Meski lebih dominan di babak kedua, Persija sulit merobohkan tembok kokoh pemain PSM Makasar. Pemain tengah mereka, Rasyid Bakri, Sutanto Tan dan Arfan cukup solid mengatasi serangan pemain Persija.
Di lini belakang, Hasim Kipuw dan kawan-kawan juga apik menjaga area pertahanan. Mereka sukses meredam serangan demi serangan yang dilancarkan pemain Macan Kemayoran. Tak lupa, penampilan kiper muda PSM, Hilman Syah juga moncer. Hingga 90 menit waktu normal, skor tak berubah, 0-0. Pertandingan harus diselesaikan lewat adu penalti.
Mental Pemain Diuji Saat Momen Adu Penalti
Dipercaya sebagai algojo penendang penalti bukan tugas yang sulit, tapi juga bukan tugas yang mudah. Momen adu penalti tidak sekadar mengutamakan skill atau kemampuan teknis pemain saat menendang si kulit bundar. Hal yang perlu dipersiapkan dan paling utama adalah mental.
Tadi malam, drama adu penalti terjadi antara Persija Jakarta dan PSM Makassar. Pasukan Juku Eja -- julukan PSM sejatinya lebih diunggulkan ketika eksekutor pertama Persija, Marco Simic gagal menjalankan tugasnya. Sedangkan eksekutor pertama PSM, Hasim Kipuw sukses menjebol Andritany. Penendang pertama menjadi pemicu untuk membangkitkan semangat eksekutor lainnya dalam mengeksekusi si kulit bundar.
Penendang kedua dan ketiga Persija sukses menjalankan tugasnya, sedangkan PSM Makassar hanya sukses di penendang kedua. Penendang ketiga, Abdul Rachman gagal. Bola berhasil ditangkap Andritany. Situasi ini membuat skor menjadi imbang.
Novri Setiawan dipercaya sebagai eksekutor keempat. Hanya saja, tendangannya berhasil ditepis kiper PSM Makassar Hilman Syah. Pemain Persija kembali merunduk. Pemain PSM Sutanto Tan membangkitkan kembali mental pemain. Tendangan kaki kanannya membuat kiper Andritany salah langkah. Untuk sementara, PSM unggul.
Mark Klok sebagai penendang kelima berhasil merobek gawang Hilman Syah. Sepakan kerasnya yang membentur tiang dalam, memperpanjang nafas pemain Macan Kemayoran. Giliran Yacob Sayuri sebagai penentu. Beban berat ada di pundaknya. Jika berhasil, PSM melangkah ke final, jika gagal adu penalti terus dilanjutkan. Sayang, tendangan Yakob melambung jauh.
Dag dig dug semakin terasa bagi kedua tim. Penendang keenam dan ketujuh dari masing-masing tim juga nihil. Alias tidak gol. Skor pun masih sama imbang 3-3. Penendang kedelapan Persija, Tony Sucipto berhasil melesakkan bola dengan sempurna. Kini, giliran sang kapten PSM Makassar Zulkifli Syukur. Semua pemain dan official serta penggemar PSM dibuat dag-dig-dug. Jika tidak gol, sirna harapan PSM tampil di final.
Mimpi buruk seluruh pemain PSM dan official terjadi. Tendangan sang kapten berhasil ditepis Andritany. Persija lolos dengan penuh drama, sementara PSM Makassar harus tersingkir.
Meski kalah, saya melihat para pemain PSM yang dihuni pemain-pemain lokal mampu mengimbangi pemain Persija. Di atas kertas, Persija sedikit diunggulkan. Materi pemain berlabel Timnas Indonesia serta beberapa pemain asing yang sarat akan pengalaman, salah satunya Marco Simic tak membuat pemain PSM gentar. Mereka mampu meladeni pola permainan Persija. Salut untuk PSM Makassar.
Tak lupa, ucapan selamat bagi Persija yang mampu melangkah ke final Piala Menpora. Mereka tinggal menunggu lawan di final antara Persib Bandung atau PSS Sleman yang akan bertanding pada Senin, (19/4). Salam Olahraga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H