Meski lebih dominan di babak kedua, Persija sulit merobohkan tembok kokoh pemain PSM Makasar. Pemain tengah mereka, Rasyid Bakri, Sutanto Tan dan Arfan cukup solid mengatasi serangan pemain Persija.
Di lini belakang, Hasim Kipuw dan kawan-kawan juga apik menjaga area pertahanan. Mereka sukses meredam serangan demi serangan yang dilancarkan pemain Macan Kemayoran. Tak lupa, penampilan kiper muda PSM, Hilman Syah juga moncer. Hingga 90 menit waktu normal, skor tak berubah, 0-0. Pertandingan harus diselesaikan lewat adu penalti.
Mental Pemain Diuji Saat Momen Adu Penalti
Dipercaya sebagai algojo penendang penalti bukan tugas yang sulit, tapi juga bukan tugas yang mudah. Momen adu penalti tidak sekadar mengutamakan skill atau kemampuan teknis pemain saat menendang si kulit bundar. Hal yang perlu dipersiapkan dan paling utama adalah mental.
Tadi malam, drama adu penalti terjadi antara Persija Jakarta dan PSM Makassar. Pasukan Juku Eja -- julukan PSM sejatinya lebih diunggulkan ketika eksekutor pertama Persija, Marco Simic gagal menjalankan tugasnya. Sedangkan eksekutor pertama PSM, Hasim Kipuw sukses menjebol Andritany. Penendang pertama menjadi pemicu untuk membangkitkan semangat eksekutor lainnya dalam mengeksekusi si kulit bundar.
Penendang kedua dan ketiga Persija sukses menjalankan tugasnya, sedangkan PSM Makassar hanya sukses di penendang kedua. Penendang ketiga, Abdul Rachman gagal. Bola berhasil ditangkap Andritany. Situasi ini membuat skor menjadi imbang.
Novri Setiawan dipercaya sebagai eksekutor keempat. Hanya saja, tendangannya berhasil ditepis kiper PSM Makassar Hilman Syah. Pemain Persija kembali merunduk. Pemain PSM Sutanto Tan membangkitkan kembali mental pemain. Tendangan kaki kanannya membuat kiper Andritany salah langkah. Untuk sementara, PSM unggul.
Mark Klok sebagai penendang kelima berhasil merobek gawang Hilman Syah. Sepakan kerasnya yang membentur tiang dalam, memperpanjang nafas pemain Macan Kemayoran. Giliran Yacob Sayuri sebagai penentu. Beban berat ada di pundaknya. Jika berhasil, PSM melangkah ke final, jika gagal adu penalti terus dilanjutkan. Sayang, tendangan Yakob melambung jauh.
Dag dig dug semakin terasa bagi kedua tim. Penendang keenam dan ketujuh dari masing-masing tim juga nihil. Alias tidak gol. Skor pun masih sama imbang 3-3. Penendang kedelapan Persija, Tony Sucipto berhasil melesakkan bola dengan sempurna. Kini, giliran sang kapten PSM Makassar Zulkifli Syukur. Semua pemain dan official serta penggemar PSM dibuat dag-dig-dug. Jika tidak gol, sirna harapan PSM tampil di final.
Mimpi buruk seluruh pemain PSM dan official terjadi. Tendangan sang kapten berhasil ditepis Andritany. Persija lolos dengan penuh drama, sementara PSM Makassar harus tersingkir.
Meski kalah, saya melihat para pemain PSM yang dihuni pemain-pemain lokal mampu mengimbangi pemain Persija. Di atas kertas, Persija sedikit diunggulkan. Materi pemain berlabel Timnas Indonesia serta beberapa pemain asing yang sarat akan pengalaman, salah satunya Marco Simic tak membuat pemain PSM gentar. Mereka mampu meladeni pola permainan Persija. Salut untuk PSM Makassar.