Mohon tunggu...
Wimpie Fernandez
Wimpie Fernandez Mohon Tunggu... Penulis - Tak harus kencang untuk berlari

Penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengenal Sosok "Pria Pendiam" Arsitek Tim Belanda, Dwight Lodeweges

5 September 2020   15:21 Diperbarui: 8 September 2020   15:53 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jauh dari ekspektasi publik, ketika muncul sederet nama pelatih unggulan menggantikan Ronald Koeman yang bakal melatih Timnas Belanda diantaranya Van Bommel, Van Bronckhorst, Phillip Cocu, Dennis Bergkamp. Bahkan, santer nama pelatih lawas seperti  kembalinya Louis Van Gaal hingga Arsene Wenger. 

Namun, KNVB tampaknya lebih mempercayai dan menghargai jasa pelatih lokal. Dipastikan, sebagian besar masyarakat atau bahkan mungkin fans Timnas Orange tidak banyak mengetahui kiprah dari pria yang kini berusia 62 tahun. 

Pada 19 Agustus 2020, Asosiasi Sepak Bola Belanda, KNVB resmi menunjuk Dwight Lodeweges sebagai pelatih sementara Timnas Belanda. Pria yang sebelumnya menjabat sebagai asisten pelatih Timnas Belanda resmi ditunjuk setelah kepergian Ronald Koeman ke FC Barcelona, Agustus lalu. 

Sepak Terjang Dwight Lodeweges

Go Ahead Eagles untuk musim 1991/1992 (baris tengah Jan Versleijen, kanan Dwight Lodeweges) / Sumber: nos.nl
Go Ahead Eagles untuk musim 1991/1992 (baris tengah Jan Versleijen, kanan Dwight Lodeweges) / Sumber: nos.nl
Dwight Lodeweges lahir di Kanada, 26 Oktober 1954. Ia memulai karier sepak bola tahun 1975 bersama klub Belanda yang terbilang cukup tua, Go Ahead Eagles. 

Selanjutnya, Dwight bermain untuk klub Montreal Manac (Kanada), klub Edmonton Drillers (Amerika Utara) dan Minnesota Striker (Amerika). Dalam kurun waktu 1975 hingga 1992, kiprah Dwight sebagai pemain yang berposisi sebagai bek kiri terbilang biasa-biasa saja.   

Tahun 1995, ia mulai meniti karier sebagai asisten manajer di klub yang pernah dibelanya, Go Ahead Eagles. Kala itu, Jan Versleijen sedang mencari asisten dan matanya tertuju pada pelatih muda Dwight Lodeweges. Versleijen melihat seorang profesional yang penuh gairah.

Setelah beberapa tahun menjadi asisten di Go Ahead, Lodeweges berdiri sendiri untuk pertama kalinya pada tahun 1995 bersama klub amatir Voetbalvereniging Ons Genoegen (VVOG), Belanda. Pendahulunya adalah Henk Drost yang mengatakan, Dwight akan menjadi pelatih terbaik.  

Menurut Drost, Lodeweges sosok pelatih yang berpotensi, mengerti seni membuat sepak bola sederhana dan bisa dilatih serta mampu menempatkan pemain di tempat yang tepat. 

"Persiapan taktisnya luar biasa, pengetahuan sepak bolanya hebat dan dia sangat jelas, dapat dengan mudah memberitahu Anda apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu," lanjut Drost dikutip dari nos.nl.

Selanjutnya, Dwight melanjutkan karier kepelatihan di klub-klub Belanda seperti di FC Zwolle, FC Groningen, Heerenveen, PSV Eindhoven. Adapun kiprah kepelatihan di klub Al-Jazira (UEA), Nagoya Grampus Eight, JEF United (Jepang) dan FC Edmonton (Kanada).

Oret-Oretan Jenius

Kapten Timnas Belanda, Virgil Van Dijk membaca surat dari Dwight Lodeweges di tengah pertandingan melawan Jerman | Sumber: www.mirror.co.uk
Kapten Timnas Belanda, Virgil Van Dijk membaca surat dari Dwight Lodeweges di tengah pertandingan melawan Jerman | Sumber: www.mirror.co.uk
Februari 2018, Ronald Koeman secara resmi ditunjuk KNVB untuk membenahi pola permainan sekaligus memperbaiki prestasi Timnas Belanda yang sempat terseok-seok saat berada di bawah asuhan Danny Blind. Ia kemudian meminta Dwight Lodeweges menemaninya sebagai asisten pelatih.

Keinginan itu diungkapkan secara pribadi oleh Koeman pada Lodeweges. Tawaran itu tidak disia-siakan oleh Louis -- sapaan akrab Lodeweges. Bersama Koeman, Louis mengantarkan Timnas Belanda ke pola permainan terbaik sekaligus menghantarkan Belanda lolos ke final UEFA Nations League.

Dari sekian banyak pekerjaan sebagai asisten pelatih, ada satu momentum yang dilakukan Louis bagi Timnas Belanda. Kala bersua menghadapi Timnas Jerman di perempat final UEFA Nations League tahun lalu.

Dalam laga tersebut, Belanda tertinggal 2-1 dari Timnas Jerman. Kondisi ini membuat Koeman dan staff dibuat pusing. Sebab, Belanda hanya butuh hasil seri untuk lolos ke semifinal. Kondisi ini membuat sang pelatih Ronald Koeman dag-dig dug. Belum lagi waktu yang hampir memasuki masa injury time.

Tenang, masih ingat ucapan yang disampaikan Henk Drost bahwa Lodeweges dapat dengan mudah memberitahu Anda apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu. Ucapan itu benar adanya. Ini yang diterapkan Lodeweges ketika timnya mengalami situasi buntu saat menjamu Jerman.

Ia duduk di bangku pemain lalu mengambil selembar kertas dan menuliskan sebuah formasi. Dalam goresannya, Lodeweges membuat formasi yang mungkin "aneh". Kapten Timnas Belanda, Virgil Van Dijk yang sejatinya berperan sebagai bek tengah diminta menjadi striker.

Kertas itu, kemudian ia berikan kepada Koeman. Sekilas Koeman melihat isi selembar kertas itu. Tak berpikir lama, ia memanggil pemain yang posisinya paling dekat yakni Kenny Tete untuk memberikan kertas tersebut kepada Van Dijk.

Tak butuh waktu lama setelah kertas dibaca, Van Dijk menerapkan formasi aneh bin ajaib dari Lodeweges. Terbukti, menit ke-90 pemain Liverpool ini mencetak gol dan mengantarkan Belanda ke semifinal UEFA Nations League.

Pertandingan Perdana yang Cukup Menjanjikan

Sumber: nos.nl
Sumber: nos.nl

Setelah kepergian Koeman dari Timnas Belanda, 19 Agustus 2020, Dwight Lodeweges resmi ditunjuk sebagai pelatih sementara Timnas Belanda. Meski statusnya pelatih sementara, Lodeweges menunjukkan keseriusan terhadap para pemain.

Meski sempat vakum beberapa bulan akibat pandemi ditambah situasi intern yang sempat dibuat ramai publik dengan kepergian Ronald Koeman tak membuat Lodeweges bersama Timnas Belanda lesu.

Justru pola dan gaya permainan Timnas Belanda terbilang moncer dan tak begitu susah menemukan ritme permainan. Hal itu dibuktikan ketika bertemu Polandia dalam ajang UEFA Nations League, tadi malam.

Meski di babak pertama, pertahanan Polandia sulit ditembus, namun pada akhirnya pemain bernomor punggung 7, S.Bergwijn menjebol gawang Szczesny menit ke-61. Skor tak berubah hingga peluit panjang dibunyikan.

Ini adalah pertandingan pertama yang baik bagi Lodeweges. Ia berhasil menunjukkan kemampuannya melatih Timnas Belanda dengan melanjutkan formasi dan gaya permainan yang dulu diterapkan Ronald Koeman. Mungkin, ada sedikit banyak variasi dari Lodeweges sendiri agar pola permainan terlihat lebih menarik dan segar.

Atas kemenangan tersebut, untuk sementara Timnas Belanda menjadi pemuncak klasemen dengan mengoleksi 3 poin. Di urutan kedua ada Bosnia dan Herzegovina, ketiga ada Italia yang sebelumnya bermain imbang 1-1. Peringkat terakhir Polandia.

Selanjutnya, aksi kepemimpinan Lodeweges di pinggir lapangan bersama Timnas Belanda bisa kita saksikan pada Selasa, (8/9) melawan Timnas Italia di Stadion Amsterdam Arena. 

Semoga, pria pendiam itu bisa mengantarkan Tim Belanda meraih trofi pada turnamen  UEFA Nations League sebagai pelecut semangat meraih trofi Piala Eropa yang digelar tahun 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun