Mohon tunggu...
Wimpie Fernandez
Wimpie Fernandez Mohon Tunggu... Penulis - Tak harus kencang untuk berlari

Penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Peralihan Teknologi: Dari Baca Buku Cetak Hingga Baca Buku Online

15 Juli 2017   09:15 Diperbarui: 16 Juli 2017   23:25 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mywriteofpassageblog.wordpress.com

Berawal ketika saya membaca status dari salah seorang teman di salah satu akun media sosial. Usai membaca saya tergelitik lalu tergerak untuk mengangkat status sederhana tersebut menjadi bahan refleksi atau lebih tepatnya sebagai bentuk penyadaran positif bagi masyarakat, akan munculnya pergeseran teknologi yang tanpa mereka sadari lewat begitu saja.

Sebut saja namanya Bunga, dia adalah perempuan cerdas, perfectionis tapi positif namun mudah sekali baper(bawa perasaan bukan bawa perut) bahkan terkadang sok narsis. Tapi itulah manusia memiliki keunikan dan karakter yang berbeda-beda atau dengan bahasa lain, ia tampil apa adanya dan mencoba untuk menjadi diri sendiri lewat statusnya.

Dalam statusnya yang diposting tersebut, dia mengatakan demikian, "Anda masih beli buku? Atau sudah totally menggunakan buku digital? Bagi generasi migran macam saya, ebook pun masih perlu saya cetak baru akan baca. Generasi 90an mah rempong ya".

Itulah potongan kalimat atau status yang dibuat oleh kawan saya. Setelah membaca saya menangkap bahwa secara tidak langsung, dia ingin mengatakan bahwa muncul perbedaan dalam membaca buku versi cetak dan buku versi online atau yang biasa dikenal dengan sebutan ebook.Ia merasakan pergeseran teknologi dari masa ke masa sangatlah kencang dan terus berganti setiap tahunnya.

Selain itu, inovasi-inovasi baru terus dikembangkan pelaku entrepreneur muda atau usahawan muda melalui teknologi. Dengan memanfaatkan aplikasi seperti Line, Instagram, dan akun-akun kreatif dan mendidik, mereka memasarkan sekaligus menyediakan buku dengan kemasan yang cukup menarik, elegan dan menjual, entah itu dari segi konten, ketersediannya, harganya, kemudahannya dan lain sebaginya.

Selain itu, ebookjuga ramah lingkungan. Kemudahannya untuk menyalin berita alias copy-paste sama sekali tidak mempengaruhi lingkungan. Berbeda dengan buku yang berasal dari pohon, jika buku tersebut rusak akan membawa dampak negatif bagi lingkungan. Sebab, kertas yang sudah tidak digunakan lagi akan terus menggerogoti pohon agar menghasilkan buku dengan jumlah yang banyak.

Harus diakui, secara sadar atau tidak sadar -- sengaja atau tidak di sengaja, kita sebagai makhluk hidup sosial perlahan-lahan digiring oleh sikap budaya membaca yang dulunya cetak kini beralih ke online.

Era 90an vs Era Modern

Mari kita sejenak bernostalgia di era tahun 90an. Mereka atau kakak-kakak kita yang dulunya masih berseragam SMA atau sedang duduk di bangku kuliah masih membaca buku versi cetak. Di samping itu, proses untuk mendapatkannya cukuplah sulit, sulit untuk mendapatkannya, namun meski sulit ada rasa kebanggaan dan kepuasan tersendiri. Rasa bangga dan puas dapat dicontohkan sebagai berikut. Dulu, untuk mendapatkan satu buku saja mereka harus berpindah dari satu gerai ke gerai yang lain, kedua, jika ingin membaca buku yang mereka inginkan, haruslah membeli atau paling tidak meminjam teman.

Ketiga, tempat membaca tidak bisa dilakukan di sembarang tempat. Sebagai contoh ketika kita berada di mallatau halte, jarang dan sangat sulit bagi mereka untuk mau membuka buku di tempat umum, (terlepas dari minimnya tingkat budaya membaca di Indonesia).

Bandingkan dengan sekarang, di jaman yang serba modern dan praktis ini, kita diberi kemudahan untuk mendapatkan sebuah buku yang kita inginkan. Seperti yang sudah saya jelaskan para usahawan muda menciptakan berbagai macam inovasi untuk memudahkan manusia membaca sebuah buku. Melalui Toko buku online yang disebar di media sosial seperti Line, facebook, twitter dan instagram serta hadirnya akun-akun tertentu membuat kita semakin mudah untuk mendapatkan dan membacanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun