Mohon tunggu...
Dominikus Waruwu
Dominikus Waruwu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka menghabiskan waktu luang dengan membaca buku, menonton film, berolahraga, menulis dan belajar musik. Saya ingin membuat hari-hari saya terisi dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan supaya hidup menjadi maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Komunikasi yang Baik dengan Tuhan dan Sesama

12 Mei 2024   23:32 Diperbarui: 7 Juni 2024   10:46 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi (7 Juni 2024).

Renungan pada Hari Komunikasi Sedunia ke-58.

Para saudara terkasih, model komunikasi yang kita bangun dalam keluarga atau komunitas dapat mempengaruhi ukuran seberapa betah dan nyaman kita tinggal di dalamnya. Sebagai anak, kita akan merasa nyaman bila terjadi komunikasi yang baik  dengan orangtua dan saudara-saudari di rumah. Kita senang apabila setiap permasalahan rumah tangga diceritakan kepada kita. Kita ingin setiap orang berbicara dengan nada dan diksi yang enak didengar. Kita diberi kesempatan menyampaikan pendapat tanpa dibayangi ketakutan dan belajar mendengarkan pendapat orang lain.

Saya ingat ketika dulu tinggal bersama keluarga, kami diberi kesempatan bercerita tentang pengalaman kami di sekolah. Kami cerita tentang pengalaman belajar dan kegiatan yang kami lakukan bersama teman-teman. Selain tidak tahu apa gunanya, saya menceritakan pengalaman sehari-hari dengan susah payah. Jelas tidak menarik, tetapi kedua orangtua serta kedua abang saya mau saja mendengarkannya. Saya tidak tahu persis kapan kebiasaan tersebut dimulai, yang jelas saya mendapat giliran berbicara. Seiring berjalannya waktu, saya menganggap waktu yang kami habiskan bersama sebelum istirahat malam ini menyelamatkan keluarga kami dari perpecahan-perpecahan.

Di tengah kesederhanaan, saya tetap nyaman berada di rumah. Di rumah saya didengarkan, diterima dan diperlakukan secara manusiawi. Ditambah lagi percakapan dengan mama tiap kali kami berkebun. Mama adalah pengurus gereja stasi. Saya sering menjadi tempat mama bercerita tentang situasi kepengurusan di gereja. Setelah berkisah, mama meminta tanggapan saya kalau berada di posisi dia. Saya senang sekali kalau bisa memahami cerita mama dengan baik, karena dengan demikian, saya lebih mudah menanggapi. Demikianlah pengalaman saya berkomunikasi dalam keluarga.

Dalam bacaan-bacaan liturgi yang kita dengar pada hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-58 ini, kita diajak membangun persekutuan yang didasarkan pada komunikasi yang baik dengan Tuhan dan sesama. Contoh persekutuan yang didasarkan pada komunikasi yang baik dengan sesama dikisahkan dalam bacaan pertama. Dikisahkan bahwa rasul Petrus meminta kesediaan orang-orang percaya yang berkumpul menentukan siapa dari antara mereka yang dianggap pantas menggantikan posisi kerasulan Yudas Iskariot yang telah menghianati Yesus. Mereka mengusulkan Yusuf dan Matias. Lalu, terpilihlah Matias setelah undian dilakukan. Dengan cara ini, mereka diberi kesempatan untuk berdiskusi, memberi pertimbangan dan menentukan pilihan. Hal yang mau digarisbawahi ialah meskipun Petrus merupakan pemimpin, dia tidak mengambil keputusan berdasarkan pertimbangannya seorang diri. Kalau diumpamakan dalam keluarga, orangtua memberi kesempatan kepada anak-anak untuk menyampaikan pandangan mereka tentang masalah-masalah atau rencana-rencana dalam keluarga.

Contoh persekutuan yang didasarkan pada komunikasi yang baik dengan Tuhan ditunjukkan oleh Yesus, sebagaimana kita dengar dalam Injil hari ini. Dalam doa-Nya kita mendengar bahwa Yesus bersatu dengan Allah Bapa. Dan Tuhan Yesus pun ingin kita bersatu seperti Dia bersatu dengan Bapa.

Saudara-saudara terkasih, pada hari Minggu Komunikasi Sosial Sedunia ini, kita diajak untuk membangun bentuk-bentuk komunikasi yang baik dengan Tuhan dan sesama manusia. Hal itu dimungkinkan kalau kita memberi ruang pada kebijaksanaan hati sebagaimana disampaikan oleh Paus Fransiskus dalam pesannya pada hari komunikasi ini. Dalam pesannya berjudul Kecerdasan Artifisial dan Kebijaksanaan Hati: Menuju Komunikasi yang Sungguh Manusiawi, Bapa Paus mengingatkan kita pada peran kebijaksanaan hati. Di tengah maraknya arus informasi yang diselubungi berbagai kepentingan pribadi, kita berefleksi dari hati. Bapa Paus mengatakan: "Pada zaman sekarang, segala bentuk refleksi harus dimulai dari hati. Kalau tidak, risikonya, manusia bisa kaya di bidang teknologi tetapi miskin dalam kemanusiaan".

Marilah kita belajar menggunakan hati dalam berkomunikasi. Perkataan dan relasi sosial yang digerakkan hati membebaskan kita dari sikap reaktif dan kecurigaan berlebihan terhadap sesama. Dengan hati, kita membuka ruang pada dorongan untuk mengasihi daripada menyaingi. Marilah kita belajar membudayakan komunikasi yang baik dimana manusia merasa diperlakukan secara manusiawi. 

Selamat berkomunikasiii..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun