Bagi masyarakat NTT, lagu Gemu Fa Mire tentu bukan sesuatu yang asing. Beberapa waktu lalu lagu ini sempat hits dan menjadi lagu wajib yang diputar dalam acara pesta. Bahkan dapat dikatakan bahwa pesta tak lengkap bila tak ada lagu Gemu Fa Mire. Lagu ini hits bersama gerakan tariannya yang khas, mengutamakan hentakan kaki yang ritmik sesuai irama lalu gerakan berputar ke kiri dan kana mengikuti lirik lagunya. Dari NTT, lagu ini kemudian melesat ke level nasional. Lagunya bahkan dinyanyikan ulang oleh grup vokal lain. Gerkan tai yang ikut populer bersama lagu ini juga ikut keluar, bukan lagi disebut tarian, tetapi lebih dikenal dengan nama senam Maumere. Tentunya ini hanya salah satu, sebab kalau kita mencoba mencari di mesin pencari, kita akan menemukan beberapa gambar atau video berbeda dengan nama yang sama. Keunikan lagu dan gerakan tarinya membuatnya ditampilkan di banyak acara, bahkan dilombakan. Beberapa video yang beredar di situs youtube.com  juga menunjukkan lagu dan tarian ini merambah sampai ke luar Indonesia.Â
Seorang teman yang adalah seorang guru les vokal dengan sengaja menggunakan bagian ini untuk mengajarkan notasi dan bunyi not untuk murid-murid lesnya. Pada awal mengenalkan not dan bunyi not kepada murid-murid les vokal, hampir sebagian besar dari mereka kesulitan membidik dan membunyikan nada secara tepat. Sampai akhirnya lagu gemu fa mire menginspirasi guru tersebut untuk menggunakan lagu itu untuk mengajar. Dan, berhasil. Betapa murid-murid les vokal yang diasuhnya dengan mudah mengingat not dan bunyi not secara baik.Â
Secara teori, ingatan merupakan salah satu dari sifat-sifat umum aktivitas manusia. Manusia dan aktivitasnya tidak hanya ditentukan oleh apa yang dilakukan atau terjadi pada saat sekarang. Ada pengaruh dari pengalaman masa lampau yang ikut membentuk pribadi manusia pada saat ini. Pada kehidupan saat ini, pengalaman masa lampau dapat diaktifkan dihadirkan kembali. Aktivitas menghadirkan pengalaman masa lampau ini disebut proses mengingat.Â
Ingatan dipahami sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan menghadirkan kembali kesan-kesan. Pengertian ini mengandung tiga aspek umum ingatan yaitu menerima kesan-kesan (mencamkan), menyimpan kesan-kesan, dan menghadirkan kembali kesan-kesan (mereproduksi kesan). Dari ketiga aspek ingatan ini, mencamkan dilihat sebagai langkah primer dalam membentuk ingatan. Orang akan mengingat apabila ia terlebih dahulu telah menerima kesan-kesan. Hal ini berlaku secara umum dalam proses belajar.Â
Aktivitas mencamkan biasanya terdiri dari banyak metode. Ini biasanya disebut strategi belajar. Strategi belajar terdiri dari pilihan teknik, waktu dan metode belajar yang tepat dan lebih mudah mencapai tujuan pencaman. Di samping hal teknis ini, diperlukan pula kreativitas tertentu untuk meramu berbagai metode menjadi sebuah faktor pendukung  yang menambah dan pempertinggi pencaman. Salah satunya adalah mneumotechnik.Â
Bagi para guru, penggunaan titian ingatan dapat digunakan untuk membantu murid mencamkan materi ajar yang diberikan. Pada umumnya guru PAUD dan SD cukup familiar dengan metode ini. Meskipun demikian, para guru pada jenjang sekolah menengah pun dapat menggunakan metode titian ingatan, misalnya untuk mengingat senyawa kimia dan turunannya.Â
Nah, kalau pengarang lagu Gemu Fa Mire telah menunjukkan titian ingatan dengan caranya sendiri, bagaimana pendengar lagunya bisa terbantu mengingat not dan nada, tentu para pendidik juga mampu berkreasi menemukan titian ingatan yang lain, yang unik dan menarik bagi para murid/siswa mereka.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H