Aktivitas berinternet ini menjadi pengalaman yang menyenangkan. Pengalaman-pengalaman yang menyenangkan ini memacu produksi dopamin (hormon yang mengatur rasa senang dan bahagia). Untuk mendapat respon kesenangan intensitas aktivitas berinternet akan meningkat dari waktu ke waktu. Aktivitas ini berkembang menjadi kecanduan ketika individu mulai tak bisa lepas dari internet karena mereka berusaha mendapatkan kesenangan. Ketika mereka terputus dari aktivitas berinternet kadar dopamin akan menurun sehingga mereka menunjukkan perilaku yang berbeda seperti cemas dan gelisah, mengalami kesepian dan depresi, perubahan suasana hati (mood), gangguan penglihatan, nyeri punggung dan leher, juga gangguan tidur (insomnia).
Untuk menjaga anak-anak dan remaja tidak terjebak dalam kecanduan internet, pendampingan dari orang dewasa perlu dilakukan. Pembelajaran daring harus dilaksanakan, tetapi tetap dengan pengawasan dan kontrol tetap harus diberikan. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan jadwal belajar di rumah, menetapkan tempat khusus untuk belajar secara online, juga mendampingi kegiatan belajar anak. Edukasi tentang pemanfaatan internet dan sarana pendukungnya juga dapat diberikan saat kegiatan belajar daring di rumah. Kebutuhan dan hak anak-anak atas pembelajaran harus dipenuhi tetapi orang tua perlu menetapkan batasan-batasan pemanfaatan internet dengan penjelasan secukupnya untuk dipahami anak-anak. Internet dapat menyediakan sumber belajar dengan sangat banyak, tetapi internet tak dapat menggantikan peran orang dewasa/orang tua dalam proses belajar anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H