Mohon tunggu...
Dominica PutriKartika
Dominica PutriKartika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Siswa kelas 12

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hedonisme Jadi Penyebab Korupsi?

13 November 2022   12:10 Diperbarui: 13 November 2022   12:10 1660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dikutip dari : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/04/19/tren-kerugian-negara-akibat-korupsi-meningkat-dalam-5-tahun-terakhir

Halo Sobat Kompasiana, apa kabar?
Bagaimana nih setelah kalian membaca judul diatas?sudah tidak asing dong dengan kata "hedonisme" dan "korupsi" Kan. Tapi, sebenarnya apa sih hedonisme dan korupsi?

Secara garis besar hedonisme sering kali diartikan dengan hidup berfoya-foya yang berfokus mencari kesenangan dan kepuasan tanpa batas. Sedangkan korupsi adalah penyalahgunaan uang serta perilaku tidak jujur untuk kepentingan diri sendiri maupun kelompok.

Sebenarnya saat ini sudah banyak informasi berkaitan tindakan korupsi mulai dari berbagai kasus, upaya pencegahan, bahkan hukum yang diberikan bagi pelaku korupsi. Tapi mengapa masih banyak pelaku korupsi ya sobat saat ini? yuppss... tentu saja salah satu penyebab hal ini karena sifat hedonisme yang tidak pernah merasa cukup dari dalam diri sendiri. Sifat tamak dan hedonisme dari dalam diri ini lah yang menjadi pemicu meningkatkan kasus korupsi di Indonesia. 

Di zaman yang serba cepat saat ini menuntut kita untuk terus mengikuti perkembangan zaman, tetapi terkadang hal ini keliru untuk dipahami dan akhirnya berdampak negatif sehingga menjadikan seseorang ingin selalu tampil modern dengan memiliki banyak harta. Sobat Kompasiana sebenarnya apa saja ya penyebab ada nya sifat hedonisme?

1. Faktor lingkungan
Yupss...ternyata lingkungan berpengaruh besar loh terhadap kepribadian kita, apabila kita dikelilingi oleh lingkungan yang sederhana maka tanpa sadar kita akan tampil sederhana, tetapi apabila kita dikelilingi lingkungan yang serba mewah kita akan berusaha untuk tampil mewah. Jadi usahakan memilih lingkungan yang tepat ya sobat. Nah terkadang tuntutan ini yang akhirnya membuat sebagian orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan salah satunya melakukan tindakan korupsi.

2. Gaya hidup
Sobat Kompasiana pasti memiliki sifat alamiah dalam diri masing-masing. Tetapi terkadang manusia sering kali merasa tidak puas, ingin selalu merasa lebih dan tidak dapat mengontrol dirinya, hal ini lah yang memicu sifat hedonisme dan dapat berakibat buruk untuk melakukan tindakan korupsi.

3. Faktor keluarga
Sobat Kompasiana tau tidak ternyata keluarga bisa menjadi penyebab korupsi, kok bisa ya?
Yuppss... jika seseorang sejak lahir selalu disajikan dengan fasilitas yang kemewahan, maka jika sudah dewasa hal ini dapat berpotensi terciptanya gaya hidup hedonisme dan tuntutan dari keluarga yang tinggi akhirnya membuat seseorang ingin selalu terlihat lebih dalam segala hal, dan tentu saja hal ini dapat berpotensi buruk untuk melakukan tindakan korupsi.

Wah sobat Kompasiana tanpa kita sadar ternyata banyak hal-hal disekitar kita yang berpengaruh terhadap pola gaya hidup kita, salah satunya hedonisme. Hedonisme sebenarnya tidak selalu berdampak buruk. Namun sayangnya dampak yang cenderung ditimbulkan dari sikap hedonisme ini berdampak negatif. Berikut beberapa dampak negatif dari sikap hedonisme :

1. Korupsi
Sobat Kompasiana tau tidak salah satu dampak negatif dari sikap hedonisme adalah kebiasaan korupsi. Bukan hanya korupsi uang, tetapi juga korupsi waktu, korupsi pekerjaan, serta lain sebagainya. Mereka yang sudah terjebak dalam pola hidup konsumtif tidak sungkan untuk melakukan korupsi demi memenuhi keinginan nya dan kesenangan hidupnya.

2. Menjadi pribadi konsumtif
Seseorang yang sudah terjebak dalam pola hidup hedonisme akan sering menghabiskan uang nya untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, hal tersebut dilakukan hanya untuk kesenangan dan kepuasan sementara yang tidak ada habisnya.

3. Menjadi pribadi yang Pemalas
Seseorang  yang sudah terjebak dalam hedonisme akan cenderung menjadi seorang yang kurang menghargai waktu dan lebih memilih menghabiskan waktu nya untuk membeli barang-barang keinginan nya, dengan kata lain mereka yang terjebak dalam hedonisme menjadi seseorang yang pemalas dan tidak menghargai waktu.

Sebenarnya apa ada hubungan korupsi dengan sikap hedonisme? jelas ada dong!. Sobat Kompasiana sadar atau tidak saat ini korupsi semakin banyak dan sudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat serta mengakar di negara ini. Bahkan korupsi bukan hanya dilakukan oleh tingkat atas bahkan tingkat bawah juga melakukan.  Mengapa hedonisme menjadi salah satu penyebab korupsi ya? Hal ini disebabkan karena faktor internal dan eksternal dari dalam diri dan lingkungan, dorongan dari sekitar dan rasa gengsi ini lah yang terkadang memacu kita untuk berputar otak untuk mendapatkan segalanya hingga akhirnya korupsi menjadi jalan nya. Melihat situasi sekitar kita saat ini sudah semakin jelas kesenjangan sosial, sebagai contoh seseorang  yang berpakaian mewah akan cenderung lebih dihargai  dari pada mereka yang berpakaian sederhana, seseorang yang memiliki mobil akan dinilai lebih mulia dari pada mereka yang memiliki sepeda motor, seseorang yang memakai perhiasan akan dinilai lebih bahagia dari pada mereka yang tidak menggunakan apa-apa. Sehingga tanpa sadar standar kehidupan bahagia seseorang akhirnya terbentuk. Secara keseluruhan seseorang yang memiliki banyak uang akan lebih dihargai dan mulia.
Karena hal ini lah banyak orang berlomba-lomba untuk bisa selalu tampil mewah sehingga nilai dan pola pikir dalam masyarakat mulai bergeser. Terkadang mereka sadar akan pola hidup yang berfoya-foya tetapi, tidak jarang yang berasumsi "hidup ini kan hanya sekali, mengapa harus susah?"
Persepsi ini yang akhirnya memaksa mereka untuk membiayai gaya hidup hedonisme, apabila mereka yang tidak memiliki sumber daya yang cukup, mereka akan mencari jalan pintas yang dianggap cepat dan pantas bagi mereka yaitu dengan melakukan tindakan korupsi, mereka mengambil hak orang lain yang bukan menjadi haknya. Awalnya mereka akan merasa bersalah saat melakukan tindakan korupsi, namun karena telah dibutakan oleh harta duniawi dan tuntutan hidup gemerlap ini lah yang akhirnya membuat mereka merasa tidak bersalah dan akhirnya menjadi sebuah kebiasaan.

Sobat Kompasiana coba bayangkan jika ada 1000 orang yang melakukan tindakan ini atau 10.000 orang atau bahkan 100.000, apa yang akan terjadi pada negara kita.  Semakin banyak masyarakat yang melakukan tindakan korupsi dalam suatu negara ini lama kelamaan akan membuat "korupsi" menjadi tindakan yang lumrah di suatu negara. Sehingga akan banyak masyarakat yang akan terbiasa dengan tindakan ini. Ketika masyarakat permisif terhadap tindakan korupsi, maka semakin lama akan banyak individu yang melanggar norma antikorupsi dan melakukan korupsi sehingga akan semakin rendah rasa bersalah terhadap tindakan yang dilakukan nya. Berikut data peningkatan kasus korupsi setiap tahunnya. 

Dikutip dari : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/04/19/tren-kerugian-negara-akibat-korupsi-meningkat-dalam-5-tahun-terakhir
Dikutip dari : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/04/19/tren-kerugian-negara-akibat-korupsi-meningkat-dalam-5-tahun-terakhir

Korupsi sangat mematikan bagi suatu negara. Bukan hanya merugikan diri sendiri tetapi juga merugikan orang lain bahkan merugikan negara. Sobat Kompasiana coba bayangkan jika di negara kita tidak ada kasus korupsi, tentu negara kita akan jauh lebih tenang dan bahagia bukan?
Bukan menjadi rahasia umum bahwa korupsi memang sudah ada sejak zaman dahulu yang terus merembet hingga sekarang, bahkan banyak petinggi negara yang ikut terlibat dalam kasus korupsi. Namun, terkadang hukuman yang diberikan bagi tersangka korupsi kurang tegas sehingga masih banyak oknum yang melakukan korupsi dengan lebih hati-hati. Semakin maraknya kasus korupsi inilah yang sering memicu kemarahan masyarakat dan rasa tidak tenang dari masyarakat. Apabila seseorang sudah masuk ke dalam celah tersebut, maka akan sulit keluar karena sudah terjebak dan menjadi suatu kebiasaan. Berikut dampak dari kasus korupsi :

1. Yang kaya akan semakin kaya, dan yang miskin akan semakin miskin.
2. Melambatnya perkembangan perekonomian negara sehingga kesenjangan sosial semakin besar
3. Korupsi Meningkatkan Kemiskinan suatu negara
4. Menyengsarakan kehidupan rakyat.

Jangan hanya karena gengsi dan ingin tampil mewah akhirnya membutakan kita dan mengarahkan kita ke jalan yang merugikan banyak pihak. Apabila hal ini terus dibiarkan maka keadaan suatu negara akan mengalami kemunduran secara perlahan dan dapat berakibat kehancuran. Apakah hal ini masih bisa kita atasi?
Yuppss... tentu saja bisa. Kita bisa mulai mengatasi korupsi dari dalam diri sendiri. Berikut beberapa cara yang dapat kita terapkan dalam diri sendiri untuk mengatasi tindakan korupsi :

1. Memulai untuk menerapkan gaya hidup sederhana
2. Bersikap tanggung jawab, disiplin, dan tidak egois
3. Memaksimalkan nilai-nilai anti korupsi dalam diri sendiri
4. Melaporkan kepada pihak berwajib apabila mengetahui adanya kasus korupsi di sekitar kita.
5. Menanamkan kejujuran.

So, perlu di ingat ya sobat Kompasiana tidak perlu banyak gaya hanya demi tampil glamor. Sesuaikan saja dengan kebutuhan dengan kemampuan kita masing-masing. Dengan begitu hal ini akan menjadi langkah awal yang efektif untuk mencegah meningkatkan kasus korupsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun