Mohon tunggu...
Domingos De Araujo
Domingos De Araujo Mohon Tunggu... lainnya -

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menjadikan warga negaranya bertumbuh dan berkembang secara utuh ke arah yang lebih manusiawi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mempersiapkan Generasi Emas Asmat

2 Juli 2016   13:35 Diperbarui: 2 Juli 2016   13:43 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh, Domingos De Araujo, S.Pd

Majunya suatu masyarakat atau suatu suku bangsa dapat diukur dari sebesar apa pemerintah memperhatikan dan mengurus kaum ibu dan para muda-mudinya, karena merekalah yang menentukan kualitas suatu bangsa. Oleh karena itu, perlunya suatu penataan sistem yang berpihak pada mereka tanpa adanya unsur diskriminasi. Hal demikian yang harus menjadi titik fokus pemerintah Asmat dalam pengembangan sumber daya masyarakat Asmat. Beberapa keprihatinan yang dapat kita soroti bersama yaitu, banyak kaum remaja putri di kampung-kampung yang menikah muda, banyak kaum muda yang putus sekolah, banyaknya generasi muda yang menjadi pekerja kasar, ada beberapa kampung yang membiarkan kaum mudanya merokok dalam hal ini remaja putri, terlihat juga ada beberapa ibu yang merokok dalam keadaan sedang hamil dan masalah lainnya adalah komunitas atau masyarakat tempat kaum muda itu berada seolah-olah tidak peduli dengan kehadiran dan masalah kaum muda tersebut, ditambah lagi ada beberapa tokoh adat atau kaum terpelajar yang berpoligami.

Keprihatinan-keprihatinan tersebut dapat mengakibatkan hilangnya integritas kaum muda Asmat dalam menghadapi tantangan saat ini. Tantangan saat ini, salah satunya adalah masyarakat Asmat dan kaum mudanya dihadapkan pada hubungan ekonomi yang luas diantara bangsa-bangsa ASEAN atau yang kita kenal dengan nama MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Untuk menjawab tantangan dan keprihatinan di atas maka perlu adanya peraturan yang tegas untuk menpersiapkan Generasi Emas Asmat. Siapakah Generasi Emas Asmat? Generasi Emas Asmat adalah generasi yang usianya nol bulan dalam kandungan sampai dengan usia kuliah. Mengapa mereka dikatakan sebagai Generasi Emas? sebab mereka adalah benih unggul yang mudah untuk diarahkan ke arah yang lebih manusiawi dan mereka juga merupakan benih yang mudah dihancurkan dalam hitungan detik. Siapakah yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan Generasi Emas Asmat? Tentunya semua masyarakat Asmat yang memiliki tanggung jawab atas keberadaan mereka. Namun, peranan penting ada pada keluarga, tokoh adat, tokoh agama, dan pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan dan kesehatan. Keempat pemangku kepentingan tersebut harus sadar dan bergerak aktif untuk mempersiapkan Generasi Emas Asmat dan itu merupakan suatu keharusan.

Pertama,keluarga memiliki tanggung jawab yang mendasar dan utama dalam pendidikan anak. Orang tua harus sadar bahwa anak yang dimiliki adalah titipan dari sang pencipta, maka titipan tersebut harus diperhatikan dan dirawat. Salah satu contoh nyata yang harus dilakukan oleh orang tua adalah memperhatikan pendidikan dan kesehatan anak serta memberi contoh yang baik kepada mereka. Orang tua harus berani mendidik anak dengan contoh yang baik bukan dengan mengeluarkan banyak nasehat, sebab jiwa generasi muda saat ini cepat bosan dengan nasehat dan lebih menghargai contoh hidup yang nyata. Orang tua terutama sang ibu juga harus menghindari tindakan-tindakan yang dapat merusak generasi muda terutama saat hamil. Salah satunya, sang ibu harus menahan diri untuk tidak merokok pada usia kehamilan atau usia menyusui. Sebab, merokok saat masa kehamilan dan menyusui akan mengakibatkan kekerdilan perkembangan otak anak dan hal ini akan mengakibatkan daya pikir anak menjadi lamban ketika ia memasuki usia sekolah, cepat bosan serta merasa jenuh ketika diberi materi yang mengajak anak untuk berpikir secara logis. Oleh karena itu, keluarga harus mampu mendampingi dan memberi larangan keras terhadap ibu yang sedang hamil atau menyusui tersebut agar calon generasi muda yang ada dalam kandungannya dapat bertumbuh dengan baik terutama perkembangan otak si janin.

Kedua,tokoh adat bertanggung jawab penuh untuk menjaga nilai-nilai baik yang ada pada budaya Asmat. Salah satunya adalah nilai yang mengajarkan orang untuk berjalan dalam keseimbangan. Keseimbangan antara alam dan manusia, antara manusia dengan manusia dan yang lebih tinggi lagi antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Selain keseimbangan, para tokoh adat juga mempunyai peranan penting dalam mengajari generasi Asmat untuk menghormati simbol-simbol dan ritual-ritual yang baik dalam tradisi Asmat. Beberapa contoh diantaranya, bagaimana menghormati roh nenek moyang atau leluhur yang telah meninggal dunia? bagaimana menghormati pohon sagu sebagai makanan pokok? bagaimana menjaga dan merawat rumah adat? dan hal baik lainnya yang berlaku dalam tradisi Asmat. Hal-hal tersebut harus ditanamkam pada generasi muda sejak ia masih kecil, sehingga generasi muda Asmat dapat dengan baik dan benar menampilkan identitasnya ke depan umum tanpa ada perasaan malu yang menghantuinya.

Ketiga,tokoh agama berperan penting dalam perkembangan iman para kaum muda. Oleh karena itu, para tokoh agama wajib mengadakan kegiatan-kegiatan yang membuat kaum muda semakin betah terhadap imannya dan mampu bersyukur atas kehidupan ini. Sebab, kaum muda pada jaman ini mudah sekali kehilangan orientasi hidup yang berujung pada hal-hal yang mampu membuyarkan cita-cita mereka. Pelarian yang sering muncul akibat disorientasi hidup di antaranya, mabuk-mabukan, seks bebas, tawuran, dan mengonsumsi obat-obat terlarang bahkan ada yang rela membunuh diri karena masalah yang sepele. Dalam konteks Asmat, hal ini belum terlambat untuk para tokoh agama dalam mengambil sikap demi menyelamatkan iman kaum muda.

Keempat,pemerintah harus menciptakan suatu regulasi yang pro terhadap generasi muda dan kaum ibu Asmat misalnya melalui dinas kesehatan, pemerintah mengatur bagaimana memperhatikan ibu-ibu yang lagi mengandung sampai pada masa persalinan. Salah satu contoh nyata yaitu melarang ibu hamil untuk tidak merokok pada masa kehamilan atau pun setelah melahirkan. Pemerintah juga harus membangung suasana pendidikan yang lebih berpihak pada kaum muda dan para guru, serta bertindak tegas terhadap oknum-oknum yang mengaku guru namun tidak melaksanakan tugasnya. Memimjam kata-katanya Romo Magnis Suseno dalam sebuah seminar yang diadakan di Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta beberapa tahun yang lalu, Beliau mengatakan bahwa ketika adat dan agama tidak sanggup untuk mengubah peradaban manusia ke arah yang lebih baik, maka perubahan itu harus menjadi tanggung jawab dunia pedidikan. Apa yang diungkapkan oleh Romo Magnis bukanlah suatu isapan jempol melainkan suatu kenyataan yang harus disadari dengan akal sehat. Pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan harus benar-benar memiliki daya pikir yang transformatif yang termaktub dalam visi dan misi untuk membangun peradaban manusia, termasuk mempersiapkan generasi emas Asmat untuk sepuluh atau dua puluh tahun ke depan.

Pemerintah harus memilih solusi yang tepat dan regulasi yang tepat untuk mempersiapkan generasi emas Asmat menginggat kondisi geografis Asmat yang sangat berbeda dengan kabupaten lain di Indonesia. Dengan kondisi geografis alam seperti ini perlu adanya solusi yang tepat dalam rangka persiapan Generasi Emas Asmat. Salah satu solusinya adalah sekolah berasrama yang berkolaborasi dengan sistem among. Maksudnya adalah sekolah dibangung dalam bingkai satu atap namun di dalamnya terdapat sistem among untuk siswa sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga sedangkan kelas empat dan seterusnya masuk dalam sistem asrama. Sistem among ini terintegrasi ke dalam rumah guru-guru yang telah berkeluarga dan mereka bertindak sebagai orang tua asuh penganti orang tua kandung yang ada di kampung-kampung. Selain sistem pendidikan berasrama, pemerintah juga harus menetapkan regulasi yang jelas dan mengikat bagi masyarakat Asmat mengenai pendidikan dan kesehatan kaum ibu dan generasi muda, misalnya regulasi yang mewajibkan semua orang tua harus menyekolahkan anaknya dan regulasi tersebut harus dibarengi dengan sanksi yang tegas, misalnya jika ada keluarga yang melalaikan pendidikan anak maka akibatnya adalah honor pengurus kampung akan diturunkan dan dana bantuan untuk keluarga yang melalaikan pendidikan anak tidak diberikan. Dengan demikian, lambat laun akan terjadi perubahan yang signifikan dalam diri masyarakat Asmat.

Oleh karena itu, semua pihak harus menyadari bahwa Mempersiapkan Generasi Emas Asmat adalah tanggung jawab bersama, jika semua pihak bermuara pada kesadaran itu maka pendidikan dan kesehatan generasi muda dan kaum ibu Asmat akan terhindar dari negosiasi politik , untung dan rugi bagi kelompok tertentu, terhindar dari diskriminasi wilayah pemberian pelayanan pendidikan dan kesehatan. Akhirnya mari kita mengatakan bahwa, “Mempersiapkan Generasi Emas Asmat untuk sepuluh dan dua puluh tahun ke depan merupakan sebuah tujuan mulia dan mimpi indah, namun mampukah kita mewujudkan mimpi tersebut?”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun