Lahirnya Sosialisme Ilmiah tidak lepas dari upaya kedua Tokoh Sosialisme Ilmiah Karl Marx dan Friedrich Engels, yang memandang perlu merumuskan peta perlawanan kelas buruh secara ilmiah dan modern, kedua tokoh ini telah mempelopori  suatu gerakan sosial ilmiah, yang konon telah banyak menyumbang bagi perubahan peradaban manusia hingga saat ini.
Sosialisme karya Marx dan engels telah menjadi lawan yang tanggu terhadap sistem produksi kapitalisme beberapa dekade terakhir ini, jika ada suatu ajaran yang membuat Kapitalisme membatasi diri dalam exploitasi terhadap rakyat itu pasti Ajarannya Marx dan Engels.
Marx dan Engels telah mendedikasikan seluruh hidup mereka untuk merumuskan teori perjuangan kaum proletriat secara menyeluruh. Baik Marx maupun Engels telah mempublis begitu banyak Artikel, dan karya ilmiah yang di kemudian hari menjadi landasan bagi gerakan perlawanan yang ada di seluruh Dunia.
Tanpa marxisme kita mungkin tidak akan melihat dunia yang dalam bentuk sekarang ini di mana Kapitalisme lebih kompromi terhadap kelas Buruh dan Tani.
Perkembangan teori marxisme secara menyeluruh tidaklah mengalami perubahan, sejak Kapital III di luncurkan praktis tidak ada lagi sebuah landasan teori yang di lahirkan lebih baik dari itu, banyak tokoh dan ahli teori marxisme yang lahir, seperti Lenin dan Trosky di Rusia, atau mao di China, Che guevara di kuba, bahkan Tan Malaka dan DN Aidit di indonesia.
Praktis pandangan-pandangan mereka hanya untuk kebutuhan praktis sesaat, Tidak seperti Kapital yang telah mampu mentelanjangi kapitalisme secara jelas tanpa kompromi, sementara ajaran-ajaran sesudahnya Ibarat pedang, mereka hanyalah berusaha  menggunakan pedang yang telah di buat oleh marx dan engels untuk memotong kapitalisme.
Perasaan bahwa pedang Marx dan engels telah cukup untuk menghabisi kapitalisme adalah sikap yang sama sekali tidak bijak saat ini, kapitalisme telah mengubah wajahnya secara mendasar dan lebih hati-hati di bandingkan di saat marx dan engels menulis Kapital I sampai III.
Kita yang mengikuti ajaran marxisme, tapi kita telah membuat kesalahan dengan beranggapan bahwa marxisme itu hanya bisa di pahami oleh orang berpaham sosialisme saja tanpa memperhitungkan kalau buku Kapital itu ada di pasar dan bisa di miliki oleh siapapun, termasuk untuk melawan kita.
Di sisi lain pada abad-21 dengan Slogan Revolusi Industri 4.0, yang secara prinsip di gaungkan untuk menyongsong peradaban baru, tidak memberikan pengaruh apapun pada marxisme di seluruh dunia, tidak ada suatu komunitas marxis yang berani menyatakan ini jalan kita untuk memenangkan peradaban Dunia baru seperti yang di lakukan Lenin di Rusia, padahal jika kita benar-benar ingin membuka kembali lembaran sejarah, marxisme itu tidak akan secara langsung mengintervensi suatu gerakan di suatu Negara, Ajaran-ajaran marx dan engels hanya bisa menjadi dasar tidak bisa digunakan secara langsung, karna kondisi lapangan yang dibicarakan marx bukanlah di negara kita saat ini.
Kesadaran dan pemahan marxisme di abad-21 sungguh miris untuk di bahas, selain ajakan berdamai dengan jaman tersebut tidak ada lagi landasan teori yang di berikan kepada Buruh, Tani maupun mahasiswa, segala kebutuhan teori dalam menghadapi realitas dan kondisi obyektif lapangan telah di kembalikan pada pencarian secara individu.
Meski mengembalikan pada individu tidaklah buruk namun organisasi yang berpaham kolektif harus memiliki landasan teori yang lebih maju dan lebih realistis dalam misi mengubah suatu tatanan masyarakat, yang secara struktur saat ini telah mengalami kehancuran luar biasa.