Coba kamu tanya berapa lama sih, waktu yang kamu habiskan untuk sekadar berselancar di media sosial kesayangan kalian?
Empat? Lima? Atau bahkan lebih?
Akhir-akhir ini, maraknya kasus bunuh diri di kalangan remaja dikarenakan tidak sanggup menahan beban pikiran, stres kasus bunuh diri dilaporkan sebanyak 826 kasus pada tahun 2022, di mana jumlah ini meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini juga dipicu karena penggunaan media sosial yang tidak sehat. Adanya konten bersifat flexing atau pamer dari kalangan influencer, tiktoker, selegram bahkan dari kalangan artis.
Penggunaan media sosial juga dapat mendorong remaja untuk memiliki ide bunuh diri (Weinstein et al., 2021). Penelitian yang dilakukan oleh Sedgwick et al (2019), juga mengungkapkan bahwa terdapat 4 hubungan antara penggunaan media sosial/ internet yang berat dengan peningkatan upaya bunuh diri.
Hasil penelitian Marchant et al (2017), menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara media sosial dengan ide bunuh diri pada remaja, penggunaan media sosial dapat mengungkapkan pikiran, perilaku dan niat bunuh diri yang menunjukkan sejumlah besar keputusasaan. Hal ini sesuai dengan penelitian Psikiater Nova Riyanti Yusuf dalam berita harian Tagar.id mengungkapkan hasil penelitian terhadap 1.387 remaja usia SMP dan SMA pada tahun 2016, bahwa faktor utama pemicu depresi pada remaja adalah media sosial, faktor kedua prestasi dan ketiga bullying verbal. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa 30% punya potensi depresi dan 19,8% punya ide untuk bunuh diri. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Shah (2010) juga mengungkapkan bahwa secara umum pengguna internet secara signifikan dan positif berkorelasi dengan tingkat bunuh diri populasi umum pada kedua jenis kelamin.
Nah... begitu bahaya sekali ya dampak penggunaan media sosial secara tidak bijak.
Kira-kira ada solusi gak yah cara menghilangkan stres atau beban pikiran karena telah banyak mengonsumsi media sosial tersebut secara berlebihan?
Tenang, saya memperkenalkan kepada kamu 'puasa media sosial'. Puasa media sosial? Puasa media sosial adalah sebuah istilah yang mengacu pada tindakan tidak menggunakan media sosial untuk jangka waktu tertentu. Puasa media sosial dapat dilakukan secara sukarela atau karena suatu alasan tertentu, seperti untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi stres, atau memperbaiki kesehatan mental.
Dikutip dari greatmind.id, Marrisa Annita, akrtis sekaligus aktris di film Perempuan di Tanah Jahannam.
"Sejak 2016 saya bereksperimen — pelan tapi pasti—  untuk menarik diri dari media sosial. Dan pada akhirnya di 2019 saya jalankan eksperimen paling drastis yakni puasa media sosial selama sebulan penuh!" Ungkap pemenang piala citra tersebut.
"Seperti seorang pecandu yang lepas dari candunya, di minggu pertama tanpa media sosial, jari-jari saya galau dan pikiran saya kalut. Jika dulu mengisi waktu kosong tenggelam dalam media sosial, kini saya harus menghadapi rasa bosan yang akhirnya diobati dengan hal lain. Apakah dengan bermenung, membaca buku, atau menulis buku harian, sesuatu yang sudah lama sekali tidak saya lakukan. Minggu kedua mulai nyaman — sangat nyaman sampai-sampai ketika berpikir tentang log in saja membuat saya cemas. Cemas karena saya mulai merasakan nikmatnya hidup di dunia nyata daripada di dunia maya".