Mohon tunggu...
Domenico Rafello Arsatya
Domenico Rafello Arsatya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Kolese Kanisius

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menteng Raya 64, Saksi Bisu Perjalanan Jiwa dan Harapan

20 November 2024   22:25 Diperbarui: 21 November 2024   00:03 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kanisius.sch.id/

Sekolah dibawah naungan Pater Jesuit ini memang memiliki banyak sekali nilai-nilai yang sungguh-sungguh memformasi kami menjadi calon pemimpin yang mau melayani bukan dilayani. Bukan sekolah yang hanya sekadar memfasilitasi dalam pendidikan formal tetapi juga mendidik kami dalam membentuk karakter yang kuat.

 Kejujuran sangat-sangat dijunjung tinggi, latihan dasar kepemimpinan juga melatih banyak aspek nilai-nilai yang ditanam sejak pertama kali kami menginjakkan kaki di Kolese Kanisius. 

Pendidikan karakter ini yang sungguh menjadi penting, dengan semboyan-semboyan yang terpampang jelas pada website Kolese Kanisius  yaitu "Give us your boy and he will return to you as a man". Mengedepankan Tuhan dalam segala hal, kami dilatih secara rohani maupun jasmani. Belajar menemukan Tuhan dalam segala hal "Finding God In All Things"

Pada suatu ketika saya sempat terpilih untuk diminta menuliskan testimoni bersekolah di Kolese Kanisius, dan ini kata-kata yang saya tulis, "Berproses di Kolese Kanisius adalah formasi yang sangat berharga, Kanisius adalah wadah bagi kami, para Kanisian untuk bisa berekspresi mengembangkan diri dalam kebersamaan. 

Saya belajar banyak makna baru tentang pendidikan,  bukan hanya tentang mengedepankan intelektual, tetapi dalam prosesnya saya juga dididik untuk menjadi manusia dewasa sebagai calon pemimpin masa depan yang jujur dan melayani. AMDG." Dan saya kira kata-kata itu bisa mencerminkan dan mendefinisikan Kolese Kanisius itu seperti apa. 

Dan kini, langkahku mulai menghitung detik menuju perpisahan, namun hati ini tetap tertambat di Menteng Raya 64. Setiap sudutnya mengajarkan saya bahwa hidup bukan hanya tentang diri sendiri, melainkan tentang memberi, berbagi, dan melayani. Aku tahu jejak ini takkan hilang. Kanisius telah mengukirkan namanya dalam jiwaku.. Meski kelak jarak memisahkan, semangat Kanisian ini akan terus hidup. 

Jiwa Kanisian adalah nyala api yang tak pernah padam, menyalakan obor harapan, untuk dunia yang lebih baik. Untuk setiap Kanisian, Menteng Raya 64 bukan sekadar alamat ia adalah jejak hidup yang akan selalu dikenang.  Terima kasih, Kolese Kanisius, rumah yang menjadikan aku berani bermimpi besar dan rendah hati untuk melayani. 

AMDG.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun