Mohon tunggu...
Nurfahmi Budi Prasetyo
Nurfahmi Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis kalau lagi mood

Penguber kuliner, tertarik politik & penggila bola

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ari Mau, Kandidat Ketum PB HMI Bermodal Idealisme Tinggi

19 Maret 2021   21:37 Diperbarui: 20 Maret 2021   13:08 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya punya junior di HMI yang terbilang unik. Namanya Ari Safari Mau. Selain namanya yang unik, karakternya juga unik: tak bisa disetir, berpendirian kuat, teguh prinsip. Ya 11-12 dengan keras kepala.

Kongres Ambon tahun 2018, saat dirinya menjadi Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Selatan, Ari sebagai Utusan Penuh Kongres telah membuktikan karakter keras kepalanya itu. Apa sebab? Ari terkenal sebagai junior yang tak bisa disetir senior, baik senior satu Kampus maupun senior di Cabang. Di Kongres itu, Ari menjadi fenomena tersendiri dalam tradisi Kongres HMI: tidak mendukung Kandidat dari Cabangnya sendiri.

Ari yang teguh prinsip, sudah kebal dengan intimidasi, teror, rayuan, iming-iming logistik atau janji manis lainnya dari senior. Jika sudah A, ya A. Keras sekali pendiriannya, sekeras batu karang di laut.

Keunikan Ari mirip seperti tempat dimana ia lahir dan dibesarkan: Pulau Keffing yang berada di Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku. Pulau tempat Ari dilahirkan tergolong sebagai pulau unik yang keunikannya tak dimiliki pulau lain.

Pulau Keffing merupakan perairan yang kaya nutrisi dengan beraneka ragam sumber daya laut. Ada terumbu karang yang indah di dasar laut, ikan julung-julung yang tak pernah habis meskipun dieksploitasi besar-besaran.

Kembali ke soal keunikan lainnya dari sosok Ari. Saya punya kesan tersendiri yang bisa menyimpulkan: anak ini memang idealis kelas dewa. Ari benar-benar menyerapi petuah Tan Malaka yang legendaris: idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.

Saya berkesan dengan kemandirian dan keteguhan idealisme Ari yang tak silau dengan materi. Pengalaman saya, waktu menjenguk beberapa kader HMI Koorkom Unas yang ditahan dan mengalami tindakan represif aparat saat aksi 411 tahun 2016 yang menuntut kasus penistaan agama Gubernur DKI Jakarta saat itu Ahok, Ari sebagai Ketum Cabang Jakarta Selatan memenuhi panggilan polisi untuk dimintai keterangannya soal kericuhan saat demo 4 November. 

Ari Safari saat itu datang ke Polda Metro Jaya bersama Kuasa Hukum dari Kampus UNAS yang juga senior HMI. Usai ia meladeni wawancara sejumlah wartawan, saya berpapasan dengan Ari. Sebagai senior, saya tawarkan dia makan siang. Mungkin saat itu kondisi lagi sibuk, Ari menolak ajakan saya. Saat saya salam tempel untuk memberikannya uang dalam amplop, sekadar tambahan uang rokok pun ditolaknya secara halus. "Maaf Bang, bukannya menolak rezeki," ucapnya dengan lembut.

Sebagai Kandidat Ketua Umum yang cerdas, santun dan idealis, Ari memiliki keistimewaan yang jarang dimiliki Kandidat Ketum PB HMI periode 2021-2023 lainnya: tidak elitis dan bersahaja.

Ari bukan aktivis salon, bukan pula aktivis Tiktok. Tengok saja akun Instagramnya yang dominan berisi buku, buku, kutipan Filsuf, bait-bait perjuangan dan sandal jepit. Jarang ia menampakkan foto selfie ataupun foto dengan Pejabat.

Di Kongres HMI XXXI Surabaya, Ari mengusung jargon Intelektual Etik. Menurutnya, Intelektual berarti cerdas dan senantiasa berpikiran jernih yang berdasarkan pada ilmu pengetahuan, sedangkan Etik memiliki arti nilai-nilai yang berhubungan dengan akhlak.

"Ilmu pengetahuan itu merupakan sebuah karakteristik yang terdiri dari kritis, rasional, logis, objektif, dan terbuka. Kelima unsur tersebut sudah harus ditanam dalam diri para Intelektual," begitu kata Ari saat diwawancara wartawan lokal.

Dewasa ini, kata dia menambahkan, sering dijumpai banyaknya ilmuwan yang tidak beretika ataupun banyaknya orang yang beretika namun tumpul dalam berlogika, khususnya pada kader-kader HMI di masa kini.

Ari berharap Kader HMI lebih cerdas dan mengurangi aktivitas politik, apalagi politik praktis. Ya, sebuah kondisi yang jamak terjadi dalam gerbong-gerbong HMI yang berkelindan dengan kekuasaan maupun kepentingan politik seniornya.

Bagi Ari, dengan mengarusutamakan Intelektual, ke depan HMI menjadi Hadzihi Madinatul Ilmi (Ini Kota/Peradabannya Ilmu). HMI tidak lagi sekadar laboratorium politik para kadernya. Ari ingin intelektual yang lahir dari rahim HMI lebih beretika. Mengingat banyak sekali ilmuwan namun minus etika, ataupun sebaliknya, banyak orang yang beretika namun tumpul dalam berlogika, khususnya pada kader-kader HMI di masa kini.

Maka selaras dengan visinya selaku kandidat ketua umum PB HMI, Ari mengungkapkan niatnya mengembalikan kampus-kampus di Indonesia kembali menjadi laboratorium-laboratorium ilmu pengetahuan yang menjunjung tinggi etika.

Ari hendak membentengi HMI dari kehancuran yang diakibatkan oleh banyaknya kader-kader HMI yang sudah tidak berpikir panjang dalam pelaksanaan visi dan misi HMI.

"Pembicaraan mengenai politik akan dikurangi nantinya dan diganti dengan langkah baru yang lebih bagus mengenai gagasan-gagasan yang bersifat membangun sehingga dampak positifnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat Indonesia," tukas Ari mantap.

Ia meyakini, HMI mampu menjadi episentrum dari berbagai dialog peradaban dunia demi terwujudnya generasi muda di masa depan.

"HMI ke depan harus lebih cerdas, berakhlak, kreatif, dan tidak menghilangkan aspek kemoderenan dalam membangun Indonesia."

Mengutip Kakanda Taufik Hidayat, Ketua Umum PB HMI 1995-1997 (terpilih di Kongres HMI di Surabaya 25 tahun lalu) pada peringatan Ulang Tahun Emas HMI, 20 Maret 1997, dimana ia menegaskan sekaligus menjawab kritik terhadap HMI yang dipandang terlalu dekat dengan kekuasaan.

"...Bagi HMI, kekuasaan atau politik bukanlah hal yang haram. Politik justru mulia apabila dijalankan diatas etikadan bertujuan untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Lantaran itu HMI akan mendukung kekuasaan yang sungguh-sungguh dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan, sebaliknya HMI akan tampil kedepan menentang kekuasaan yang korup dan menyeleweng. Ini dibuktikan ketika HMI terlibat aktif dalam merintis dan menegakkan Orde Baru. Demikian juga saat sekarang ini dan masa-masa mendatang. Kritik-kritik itu tidak boleh mengurangi rasa percaya diri HMI untuk tetap melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar."

Semoga garis tangan Ari Safari Mau menakdirkan ia sebagai alumni Universitas Nasional yang terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI, sama seperti alm. Ayahanda Prof. Deliar Noer, Ketum PB HMI tahun 1953 yang juga lulusan UNAS dan tercatat menjadi orang Indonesia pertama yang memperoleh gelar Ph.D. dalam ilmu politik.

Selamat berjuang, Adinda Ari Safari Mau. Yakinlah, Usahamu akan Sampai dan indah pada waktunya jika ikhtiarmu sudah maksimal. Baru setelah itu bertawakkal dan pasrahkan kepada Sang Maha Pengatur Skenario.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun