Mohon tunggu...
Dolok Yosuadi
Dolok Yosuadi Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Senang menulis artikel umum mengenai film, hukum terkait Perbankan, Perdagangan Internasional, dan WTO

Selanjutnya

Tutup

Film

Look Back [2024] [No Spoiler]

13 Agustus 2024   19:04 Diperbarui: 15 Agustus 2024   17:36 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film animasi yang diadaptasi dari judul yang sama dari karya one shot manga oleh Tatsuki Fujimoto (creator dari Chainsaw Man yang populer) yang kemudian digarap oleh Kiyotaka Oshiyama lewat Studio Animasi Durian saya akui berhasil membuat saya tertarik untuk ke bioskop (biasanya streaming aplikasi streaming over the top).  Yang saya heran kenapa film ini oleh lembaga sensor Indonesia dilabeli Semua Umur (SU) padahal seharusnya  dilabeli Bimbingan Orangtua lah, seakan-akan memberi kesan kisahnya tentang persahabatan dua gadis cilik dari kota kecil yang mengejar impian menjadi mangaka sukses dengan alur cerita yang indah dan bersahabat seperti Film Doraemon. Bagi yang sudah paham dengan karya populer Tatsuki Fujimoto pastilah mengerti alur cerita karyanya selalu rada gore namun penuh makna artistik (Chainsaw Man dan Fire Punch), sepertinya style manga yang menampilkan gore oleh Fujimoto memang sesuai stereotype karya lulusan jurusan seni lukis yang tidak mau kehilangan sisi maskulinnya dalam lingkungan pergaulan anak seni hehehe....

Untuk saya pribadi ceritanya memang mengharukan, saya lihat penonton dari golongan gen z memang rada bengong setelah menontonnya, sepertinya film ini sukses memberikan tamparan pada gen z yang menontonnya, seakan memberi kesan ke kepala mereka hey this is real life not your digital life. Saya akui Oshiyama secara perfect mengadaptasi vibe alur cerita yang mengharukan secara tepat sesuai durasi sehingga dari awal cerita pertemuan perkenalan dua gadis cilik yang memiliki hobi yang sama dengan kepribadian ekstrovert dan introvert, bumbu-bumbu gore pada karya manga nya, sampai ditutup dengan ending  yang mengharukan bagi mereka berdua setelah dewasa, kesan manga yang ditulis terinspirasi dari gaya penulian Shakespeare dan  Christopher Nolan sukses diserap oleh Oshiyama ke dalam Film ini sehingga saat menontonnya feel nya dapat sih.

Film dan karya Manga ini menurut saya digarap sepenuh hati untuk mengenang sahabat-sahabat satu profesi dalam dunia animasi Jepang yang menjadi korban pembakaran studio KyoAni (Kyoto Animation). Nilai dari saya 10/10

Dok pribadi
Dok pribadi

P.S.: saya setuju dengan pendapat yang mengatakan judul karya ini memang terinspirasi dari lagu Oasis - Don't Look Back In Anger

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun