Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, dkk. pada 2018 yaitu terdapat setidaknya 17 jenis burung yang berhasil dijumpai di Taman Heulang. Data tersebut perlu dilakukan pemutakhiran setiap waktu untuk mengetahui apakah terjadi perubahan terhadap keberadaan jumlah jenis burung tersebut.
Satwa liar seperti kupu-kupu dan burung memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan ekosistem. Misalnya, kupu-kupu berperan penting sebagai pollinator, yaitu agen penyerbuk alami bagi bunga. Burung dapat membantu dalam penyebaran biji (seeds dispersal) dan pengendali hama (biokontrol). Selain itu, kupu-kupu dan burung dapat menjadi indikator baik atau tidaknya kualitas lingkungan (bioindikator).
Seiring pesatnya pembangunan, kupu-kupu dan burung menghadapi ancaman seperti kehilangan habitat, perburuan dan perdagangan secara ilegal, pencemaran lingkungan, perubahan iklim global, serta kerusakan ekosistem yang berdampak pada produktivitas dan kesehatan habitat mereka.
Pada tempat yang sama, Pendiri komunitas KupuKita, Dr. Nurul L. Winarni mengatakan pihaknya terus mengajak dan mendorong masyarakat terutama generasi muda untuk terlibat dalam pendataan kupu-kupu yang ada di sekitar mereka.
"Kami terus mendorong gerakan citizen science kupu-kupu, Sebuah kegiatan kerja ilmiah yang dilakukan masyarakat secara menyenangkan dengan dampingan ilmuwan profesional atau lembaga ilmiah" kata Nurul yang juga sebagai Head of Service and Development/Research Scientist Research Center for Climate Change Universitas Indonesia.
Berdasarkan hasil pengamatan selama setengah hari yang melibatkan siswa SLTA, mahasiswa, penggitan konservasi, dan masyarakat umum kemarin (Sabtu, 18 Mei 2024), didapatkan 15 jenis burung dan 16 jenis kupu-kupu di Taman Heluang Kota Bogor. "Dari 15 jenis burung yang teramati, terdapat satu jenis burung, yaitu burung kipasan belang (Rhipidura javanica) yang masuk ke dalam kategori burung yang dilindungi oleh Permen LHK No.106 tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi", ujar Ahmad Baihaqi, salah satu pendamping di acara Belantara Biodiversity Class. "Berdasarkan status keterancaman, terdapat satu jenis burung, yaitu burung kacamata biasa (Zosterops melanurus) masuk ke dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) yang berstatus rentan terhadap kepunahan atau Vulnerable (VU)", imbuh pengamat burung yang akrab disapa Abay ini.
Turut hadir peserta kegiatan yaitu pelajar yang berasal dari SMA Negeri 1 Sukaraja, Bogor; SMA Negeri 6, Bogor; SMA Negeri 9, Bogor dan SMK Negeri 1, Bogor; SMA N 6, Tangerang Selatan serta mahasiswa dari Universitas Riau, Universitas Andalas, Universitas Padjajaran, Universitas Mataram, Universitas Jember, Universitas Samudera dan Universitas Mulawarman. Fasilitator kegiatan ini berasal dari Belantara Foundation, KupuKita dan Himabio Helianthus FMIPA Universitas Pakuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H