Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, era digital telah membawa perubahan drastis dalam hampir semua aspek kehidupan, digitalisasi semakin menjadi sorotan utama dalam diskusi ekonomi global termasuk dalam sistem keuangan. Munculnya mata uang digital, baik dalam bentuk cryptocurrency maupun mata uang digital bank sentral (CBDC), telah memicu perdebatan sengit mengenai dampaknya terhadap stabilitas moneter. Pertanyaan mendasar pun muncul: apakah digitalisasi uang ini merupakan ancaman atau peluang bagi stabilitas moneter?
Â
Peluang yang terbuka
- Peningkatan efisiensi
Digitalisasi uang menawarkan berbagai peluang yang tidak dapat diabaikan. Salah satunya adalah peningkatan efisiensi dalam sistem pembayaran. Transaksi yang sebelumnya memakan waktu dan biaya tinggi kini dapat dilakukan dengan cepat dan murah melalui platform digital. Hal ini tidak hanya menguntungkan bagi konsumen tetapi juga untuk bisnis, yang dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan produktivitas. Digitalisasi uang berpotensi meningkatkan efisiensi transaksi, mengurangi biaya, dan memperluas akses keuangan bagi masyarakat yang belum terbankir.
- Meningkatkan inklusi keuangan
uang digital juga dapat meningkatkan inklusi keuangan. Di negara-negara dengan akses perbankan yang terbatas, uang digital memberikan alternatif bagi masyarakat untuk terlibat dalam sistem keuangan. Dengan adanya smartphone dan internet, individu dapat melakukan transaksi, menabung, dan berinvestasi tanpa harus bergantung pada lembaga keuangan tradisional.
- Inovasi
Teknologi blockchain yang mendasari banyak cryptocurrency membuka peluang untuk inovasi baru dalam sistem pembayaran dan kontrak pintar. Seperti Dompet Digital atau E-Wallet (meliputi GoPay, OVO, Dana). Tokenisasi Aset (meliputi Tokenisasi properti, saham, atau komoditas) serta QR Code dan NFC (Near Field Communication).
- Transparansi
Transaksi digital dapat dilacak dengan lebih mudah, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam sistem keuangan. Seperti Teknologi blockchain yang mendasari banyak cryptocurrency menyediakan catatan transaksi yang transparan dan tidak dapat diubah. Setiap transaksi akan tercatat secara permanen dalam blockchain, sehingga dapat dilacak oleh siapa saja. Dan Informasi mengenai jumlah koin yang beredar, alamat dompet, dan transaksi yang terjadi umumnya bersifat publik. Hal ini memungkinkan siapa pun untuk memverifikasi kepemilikan dan aktivitas terkait mata uang digital.
Ancaman terhadap Stabilitas Moneter
- Munculnya cryptocurrency yang tidak terdesentralisasi
Munculnya cryptocurrency yang tidak terdesentralisasi dapat mengganggu pengendalian moneter yang selama ini dilakukan oleh bank sentral. Jika masyarakat beralih ke mata uang digital yang tidak terdaftar, maka bank sentral kehilangan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan suku bunga, yang dapat menyebabkan fluktuasi ekonomi yang tidak diinginkan. Mata uang kripto seperti Bitcoin terkenal dengan volatilitasnya yang tinggi. Fluktuasi nilai yang drastis dapat mengganggu aktivitas ekonomi dan menimbulkan ketidakpastian bagi pelaku pasar.
- Dampak ke Mata Uang Fiat
ika cryptocurrency semakin banyak digunakan, volatilitasnya dapat  menular ke mata uang fiat, sehingga mengikis kepercayaan masyarakat terhadap mata uang nasional. volatilitas harga cryptocurrency yang ekstrem dapat menimbulkan risiko bagi investor dan mengganggu kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan. Ketidakpastian ini dapat menciptakan instabilitas dalam perekonomian, terutama jika banyak orang berinvestasi dalam aset yang tidak memiliki dasar nilai yang jelas.
- Ketergantungan pada Infrastruktur Digital
Sistem keuangan digital sangat bergantung pada infrastruktur teknologi. Jika terjadi gangguan pada sistem ini, seperti serangan siber atau kegagalan perangkat keras, dapat menyebabkan disrupsi besar-besaran dalam sistem pembayaran.
- Ketidaksetaraan Akses Teknologi
Tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap teknologi digital, sehingga dapat memperbesar kesenjangan ekonomi. Keterbatasan infrastruktur teknologi informasi, seperti jaringan internet yang lambat atau tidak merata, menjadi penghalang utama. Kurangnya kepemilikan perangkat digital seperti smartphone atau komputer, terutama di daerah pedesaan atau kalangan masyarakat berpenghasilan rendah. Dan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi digital membuat banyak orang kesulitan beradaptasi dengan sistem keuangan digital.
Keseimbangan antara Peluang dan Ancaman
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang seimbang. Regulator perlu menerapkan kebijakan yang memungkinkan inovasi sambil tetap menjaga stabilitas moneter. Ini termasuk pengembangan regulasi yang jelas untuk uang digital, perlindungan konsumen, dan memastikan bahwa ada pengawasan yang memadai terhadap transaksi digital untuk mencegah praktik curang dan pencucian uang.
Penting juga bagi bank sentral untuk mengeksplorasi pengembangan CBDC sebagai cara untuk memanfaatkan keuntungan digitalisasi uang tanpa mengorbankan stabilitas moneter. Dengan CBDC, bank sentral dapat mempertahankan kontrol atas sistem keuangan sekaligus memberikan masyarakat pilihan untuk menggunakan uang digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H