Hai Tuan,
Ternyata yang menyakitkan itu bukan ketika aku terluka, tetapi saat berusaha sembuh dari luka itu.
Banyak hal yang berubah setelahnya, dari pikiran yang selalu waspada, perubahan karakter akan ketakutan pada manusia lainnya, dan ketidakpercayaan akan semua hal.
Bagaimana jika nanti ada yang meneriaki ku lebih keras darimu?Â
Bagaimana jika tubuhku yang kecil ini diguncangkan oleh ego yang teramat besar sepertimu?Â
Bagaimana jika aku nantinya akan menangis sama derasnya seperti dulu?Â
Bagaimana jika nanti ada orang yang tidak mempercayaiku sepertimu?Â
Bagaimana jika nanti ada orang yang mempermalukanku melebihi kamu?Â
Bagaimana jika tatapan semua orang sama tajamnya sepertimu?
Aku tidak membenci siapapun, hanya saja takut.Â
Suatu perasaan yang tidak bisa aku deskripsikan, suatu luka yang sebenarnya sudah tipis-tipis aku tunjukan pada semua orang.Â
Agar setidaknya jika ada yang ingin mendekatiku mereka akan berpikir kembali.
Sungguh aku mengasiani diriku sendiri, yang tidak bisa menghantam balik semua rasa sakitnya.
Dari ku, bebyla mu
Untukmu, ayangku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H