[caption id="attachment_150389" align="alignleft" width="285" caption="diunduh dari google.com"][/caption]
Gelaran kongres partai demokrat baru saja usai. Anas Urbaningrum (AU), seorang politisi muda nan santun akhirnya terpilih mnejadi nakhoda partai yang lekat dengan sosok SBY itu. Kesantunan dan kebijaksanaan AU terlihat dari caranya berkomunikasi. Jernih dan sejuk kata banyak orang.
Kecerdasannya juga sudah teruji diberbagai forum politik dan kebijakan. Selamat untuk AU.
Menurut beberapa kalangan, selain citra santun dan bijak kemenangan AU tak lepas dari seringnya ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) PD bidang politik ini melakukan anjangsana ke daerah-daerah. Kunjungan itu menghasilkan kedekatan dengan pengurus daerah partai Demokrat. Alfian Mallarangeng sendiri mengakui bahwa kekalahannya juga disebabkan oleh kurang dekatnya dia dengan pengurus partai ditingkat daerah.
Namun, menarik juga melihat bagaimana imbas dari pemilihan yang diklaim sebagai pemilihan ketua partai yang paling cantik dan demokratis itu. dalam pemilihan itu, pengurus partai demokrat terbelah. ada yang mendukung AU, Alifian Mallarangeng dan Marzuki Ali.
Saat ini AU bersama formaturnya sedang sibuk menyusun DPP partai. Nah, penyusunan DPP rupanya menjadi semacam ajang pelampiasan dendam. Mereka yang tidak mendukung AU kansnya untuk menjadi bagian dari pengurus DPP akan mengecil bahkan punah. Setidaknya gejala saling sikut itu mulai terlihat di Sulawesi. Umar Arsal Alhabsyi seorang tim sukses AU wilayah Sulawesi, menyatakan bahwa pengurus yang tidak mendukung AU dalam pemilihan ketum akan berat kansnya untuk menduduki jabatan di DPP. lihat disini "Tentu saja mereka ini akan kami pertimbangkan untuk masuk dalam kepengurusan. Sejak awal, mereka ini menunjukkan sikap yang berseberangan dengan kami. Dengan demikian, kami juga akan mempertimbangkan bagaimana sikap kami kepada mereka," terang Umar.
Bagi Umar yang merupakan anggota DPR RI ini, mereka yang berjasa dan getol memperjuangkan AU lebih layak menjadi pengurus DPP dibandingkan dengan yang mendukung calon lain.
Jelas saja sebenarnya. Bukankah the winner takes all ??
Hanya saja jika prilaku sikut menyikut ini juga dianut oleh AU, sepertinya beberapa kalangan akan mempertanyakan karakter bijak dan santun ala mantan ketua umum PB HMI itu. Karena AU sendiri pernah mengatakan bahwa ia akan tetap mengakomodir rival-rival yang bersebrangan dengannya dalam pemilihan yang baru lalu itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H