Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Berbagai Penyakit yang Lebih Sering Diderita oleh Kaum Ibu

22 Desember 2019   10:18 Diperbarui: 22 Desember 2019   14:36 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyakit yang sering dideritakaum Ibu| Ilustrasi: ummid.com via nova.grid.id

Hari ini, 22 Desember dikenal sebagai Hari Ibu. Ketika kita merayakan hari ibu buat saya sebagai dokter yang teringat adalah penyakit yang sering diderita oleh kaum ibu.

Kita semua bisa lahir ke dunia karena keluar dari rahim kaum ibu. Sudah selayaknya kita semua selalu peduli dan memperhatikan para ibu kita. Dalam perjalanan hidup kaum ibu ternyata ada penyakit-penyakit yang banyak dijumpai pada kaum ibu.

Saya coba mengurai sedikit beberapa penyakit yang banyak dijumpai kaum ibu antara lain kanker payudara, Systemic Lupus Erythematosus (SLE), dan Irritable Bowel Syndrome (IBS).

Pria dan wanita mempunyai payudara, tetapi kanker payudara lebih banyak diderita oleh wanita dibandingkan pria. Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian terbesar bagi wanita.

Data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO) menunjukkan kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara.

Penderita kanker payudara mencapai hampir 17% dari kanker yang ada. Data Kemenkes menyebutkan angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk. 

Rata-rata kematian akibat kanker payudara mencapai 17 orang per 100 ribu penduduk.

Seperti juga kanker lainnya prinsip penanganan kanker semakin dini ditemukan semakin mudah untuk diobati. Karena organ payudara berada diluar dari bagian tubuh kita, tentunya deteksi dini akan lebih mudah untuk dilakukan antara lain dengan SADARI (periksa payudara sendiri).

Selamat hari Ibu Ma... (dok. pri)
Selamat hari Ibu Ma... (dok. pri)
Para wanita harus selalu ingat bahwa mereka berisiko untuk mengalami benjolan di payudaranya, wanita mempunyai risiko 100 kali mempunyai kanker payudara dibandingkan pria.

Risiko lain yang juga harus diperhatikan untuk setiap wanita untuk terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga yang memiliki riwayat tumor atau kanker payudara, usia diatas 45 tahun, tidak memiliki anak, kehamilan pertama diatas 30 tahun dan riwayat menstruasi pada umur kurang dari 12 tahun atau menopausenya panjang sampai diatas 55 tahun.

Berdasarkan info yang di dapat dari RS Kanker Dharmais, bahwa kasus kanker payudara yang datang ke RS sudah terlambat. Diperkirakan 30% kanker payudara sudah menyebar ke organ lain dan 30% lainnya datang dengan kondisi lanjut.

Semakin lanjut kanker payudara yang datang semakin buruk prognosis dan pembiayaan pengobatan yang harus dikeluarkan juga bertambah besar.

Oleh karena itu bagi seluruh ibu apalagi dengan risiko tinggi harus selalu ingat agar secara rutin memeriksa sendiri apakah ada benjolan di payudaranya. 

Jika merasakan ada benjolan sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan benjolan yang terjadi tersebut atau SADANIS (pemeriksaan payudara klinis)

Penyakit kedua yang saya akan angkat di sini juga lebih banyak dijumpai pada wanita adalah penyakit SLE. Penyakit autoimun yang populer di tengah masyarakat. 

Penyakit ini akan dialami 9 kali lebih banyak pada wanita dibandingkan pria. Penyakit SLE terjadi pada 30-50 kasus pada 100.000 penduduk.

Penyakit ini terjadi pada wanita muda usia produktif. Jarang sekali ditemukan pada usia tua. 

Penyakit ini ditandai dengan rambut rontok, gangguan pada kulit terutama wajah berupa merah-merah kulit seperti kupu-kupu dan akan bertambah merah jika terpapar sinar matahari, nyeri-nyeri pada sendi dan otot, demam yang tidak terlalu tinggi serta sariawan berulang.

SLE bisa menyebabkan berbagai gangguan organ tubuh antara lain kelainan darah, gangguan ginjal, gangguan jantung dan pembuluh darah, gangguan paru, gangguan pada organ-organ pencernaan seperti usus, lambung dan liver, gangguan pada sistem saraf pusat serta gangguan pada mata.

Pasien yang mengalami SLE karena gangguan pada pembekuan darahnya juga bisa mengalami keguguran berulang. 

Mengingat komplikasi yang multiorgan deteksi dini penyakit ini juga menjadi penting agar komplikasi yang bisa melibatkan banyak organ bisa dicegah.

Bagi pasien yang sudah diketahui menderita SLE maka dianjurkan untuk minum obat teratur dan agar selalu kontrol teratur agar komplikasi akibat penyakit SLE tidak terjadi.

Penyakit ketiga yang juga lebih banyak diderita oleh kaum ibu adalah Irritable Bowel Syndrome (IBS). Laporan kejadian IBS pada wanita rata-rata 2-3 kali lebih banyak dibandingkan pria.

Walau beberapa kepustakaan menyebutkan tidak ada perbedaan yang signifikan angka kejadian IBS pada kaum pria maupun wanita.

Pasien dengan IBS biasanya datang dengan keluhan nyeri perut yang hilang timbul, disertai dengan kembung bisa disertai dengan diare atau malah susah buang air besar.

Nyeri perut ini biasanya berkurang setelah buang air besar. Penyakit ini diangkat karena penyakit ini mengenai 10-15 % penduduk dunia.

Tidak ada perbedaan ras terhadap angka kejadian penyakit ini.Pasien dengan IBS bisa datang dengan mencret atau susah BAB.

Melalui pemeriksaan lebih lanjut tidak ditemukan kelainan pada pasien ini atau tidak ditemukan kelainan organik. IBS merupakan penyakit fungsional. 

Banyak pasien yang datang ke dokter dengan perut kembung kadang disertai nyeri perut dan diare. Terutama setelah makan makanan tertentu misal terlalu berlemak atau terlalu pedas.

Pasien bisa saja tidak merasakan keluhan ini sebelumnya. Apakah penyakit IBS ini berbahaya sampai mengancam jiwa. Jawabannya tidak, tapi penyakit IBS ini akan mengganggu aktifitas pasien yang mengalami masalah IBS.

Keluhan kembung dan nyeri perut ini tentu akan mengurangi kualitas hidup seseorang.Karena keluhan bisa timbul setiap saat atau setiap waktu yang biasanya dicetuskan oleh makanan tertentu atau faktor stres.

Faktor stres timbul bisa karena berbagai hal seperti kurang tidur, terlalu lelah, masalah keluarga, sekolah maupun masalah pekerjaan. Pada sebagian wanita keluhan IBS tercetus saat menstruasi dan saat kehamilan.

Penanganan pasien ini biasanya dengan menghindari makanan tertentu seperti makanan yang berlemak, makanan terlalu meransang seperti makanan yang pedas, kopi, minuman yang bersoda.

Obat-obat yang diberikan obat anti cemas sesuai kebutuhan, obat anti kram (antispasmodik), anti diare atau pencahar tergantung keadaan BABnya.

Probiotik juga bisa diberikan terutama untuk IBS dengan keluhan susah BAB. Dengan berobat yang teratur dan menghindari faktor pencetus kita dapat mengendalikan penyakit ini.

Demikian uraian saya mengenai 3 penyakit yang lebih didominasi pada wanita dibandingkan pria di hari ibu. Agar para ibu lebih peduli terhadap kesehatannya di tengah kesibukannya bekerja sekaligus menjadi ibu rumah tangga.

Selamat hari Ibu,
Salam sehat,
Ari Fahrial  Syam
Akademisi dan Praktisi Klinis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun