Musibah kembali melanda Indonesia, kita semua bersedih dan berduka. Ratusan nyawa melayang dan ribuan warga mengungsi. Karena area yang terkena arena rekreasi, ternyata ada saja cerita bahwa teman-teman kita juga terkena musibah tersebut.Â
Beberapa bulan yang lalu kami pun sempat berlibur di Tanjung Lesung Resort lokasi yang memang paling banyak korban tewas. Teman sejawat saya kehilangan ibu dan adiknya karena memang sedang berada di lokasi bencana saat musibah itu terjadi.
Kita melihat tim bantuan bahu membahu membantu korban yang ada, prinsip dari penanganan bencana adalah menemukan korban meninggal, mengidentifikasi dan menguburkan, mengobati korban yang sakit dan menjaga tetap sehat masyarakat yang ada di tempat pengungsian.Â
Berbagai bantuan diberikan dan kadang kala buat kita yang akan memberikan bantuan tersebut belum tahu apa yang harus dibantu. Dengan membaca  info ini mudah-mudahan menginspirasi apa bentuk bantuan yang akan diberikan.
Adapun tips penanganan korban bencana Tsunami Selat Sunda:
1. Untuk korban luka segera ditangani dan di evakuasi ke Puskesmas dan RS terdekat untuk penanganan lebih lanjut. Semakin cepat diobati semakin cepat mencegah komplikasi infeksi pada luka tersebut. Tim dokter harus disiapkan dengan obat-obat pembersih luka, antibiotika dan obat penghilang luka.Â
Sarung tangan, benang, obat lidocain dan jarum untuk menutup luka (sesuai dengan info dari teman-teman dokter yang ada di lapangan). Pasien dengan patah tulang perlu penanganan Dokter Bedah/Dokter Bedah Tulang untuk tindakan operasi.
2. Korban hilang segera ditemukan, diidentifikasi dan dimakamkan. Karena jika terlalu lama ditunda penguburannya jenazah dapat menjadi sumber infeksi.
3. Para pengungsi harus mendapat makanan dan minuman yang cukup selama berada di pengungsian, ini juga membuat mereka tenang karena kebutuhan hidup dasarnya dipenuhi. Pengadaan sembako pada lokasi pengungsian dengan jumlah besar harus dikawal oleh Polisi.
4. Dapur-dapur umum yang tersedia selalu mendapat suplai bahan makanan dan air bersih yang memadai untuk masak dan minum.
5. Usahakan makanan yang dikonsumsi dalam keadaan segar.
6. Usahakan agar kondisi tempat pengungsian di buat senyaman mungkin. Tersedia alas tidur yang memadai dan juga selimut agar tubuh para pengungsi terutama orang tua dan anak-anak tetap terlindungi terutama dari angin malam.
7. Kebersihan lingkungan pengungsian selalu terjaga dengan tersedianya tempat-tempat sampah di sekitar lokasi pengungsian. Termasuk bangkai binatang harus dikubur untuk menjaga lingkungan pengungsian tetap sehat.
8. Sarana MCK yang memadai dengan persediaan air yang cukup tentu juga tersedianya sabun dan peralatan mandi .
9. Para pengungsi khususnya anak-anak dan orang tua diberikan suplemen yang berisi multivitamin dan mineral mengingat keterbatasan makanan dan minuman dengan zat gizi yang lengkap yang bisa dikonsumsi sehari-hari.
10. Bagi anak-anak perlu upaya untuk melakukan trauma healing dengan pengadaan buku-buku bacaan, mainan anak-anak dan kelompok-kelompok bermain untuk anak-anak.
11. Untuk pasien usia lanjut perlu adanya kegiatan seperti alat sulam, melakukan aktivitas pengajian bersama-sama dan lainnya yang membuat para orang usia lanjut ini tetap selalu berpikir.
12. Sarana dan prasarana untuk ibadah harus diadakan agar masyarakat bisa berkesempatan untuk berdoa dan tetap sabar dalam menghadapi cobaan ini.
13. Acara-acara kesenian yang menjadi favorit masyarakat sekitar juga diusahakan hadir secara berkala untuk mengatasi kejenuhan dan mengurangi kesedihan para pengungsi.
Sekali lagi, prinsip dari penanganan bencana adalah menemukan korban meninggal, mengidentifikasi dan menguburkan, mengobati korban yang sakit dan menjaga tetap sehat masyarakat yang ada di tempat pengungsian.
#PrayforBanten&Lampung
#IndonesiaRingofFire
Salam Sehat,
Dr.Ari F Syam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H