Istilah hipokalemia atau hipokalemi saat ini muncul lagi ditengah masyarakat. Apalagi hal ini berhubungan dengan terhentinya siaran langsung sebuah TV swasta  karena narasumber tidak bisa melanjutkan wawancara dengan baik karena sakit. Selanjutnya narasumber tersebut melakukan konferensi pers dan menyatakan bahwa yang bersangkutan mengalami hipokalemia.Â
Akhirnya karena informasi menjadi viral maka keingintahuan masyarakat mengenai penyakit hipokalemia  ini juga menjadi besar. Teman media mewawancari saya mengenai hal ini, tentu saya bercerita kenapa seseorang tersebut bisa mengalami hipokalemia dan bagaimana gejala ini  jika seseorang tersebut mengalami hipokalemia.
Pengertian hipokalemia sendiri adalah penurunan kadar kalium darah dibawah normal. Sebagian besar laboratorium menggunakan angka 3,5-5,5 mEq/L. Kalium merupakan elektrolit  dan dibutuhkan untuk proses metabolisme didalam tubuh, hipokalemia memungkinkan jantung bekerja secara normal. Penurunan yang terlalu rendah dapat berakibat fatal bagi yang menderitanya, pasien akan mengalami gangguan irama jantung  dan bahkan akan menyebabkan terjadinya kematian.Â
Pasien yang mengalami diare sampai terjadi dehidrasi berat dapat mengalami kekurangan kalium sehingga terjadi gangguan irama jantung dan dapat berakhir pada kematian.
Kenapa bisa terjadi hipokalemia?
Secara umum ada 2 hal yang menyebabkan kenapa kalium menjadi rendah, karena asupan yang kurang atau pengeluaran yang berlebihan. Pengeluaran yang berlebihan bisa terjadi melalui muntah, diare atau dari saluran kencing bahkan melalui keringat yang berlebihan.
Asupan yang rendah bisa terjadi karena dalam keadaan sakit sehingga nafsu makan menjadi turun atau karena memang  mengurangi makan atau karena kesibukan sehingga tidak sempat makan.
Pasien-pasien yang dirawat di RS umumnya mengalami hipokalemia karena asupan yang kurang selama mengalami sakit. Pasien bisa  saja mengalami hipokalemia karena adanya kerusakan pada ginjal sehingga terjadi pengeluaran kalium yang berlebihan. Obat-obatan  yang bekerja membuat buang air kecil menjadi berlebihan misal diuretik juga bisa menyebabkan kadar kalium menurun, kadar kalium keluar bersamaan dengan urin kita. Oleh karena itu pada pasien yang mendapat diuretik atau peluruh air seni misal seperti furosemid harus juga  mengkombinasi dengan suplemen kalium atau memberikan obat peluruh air seni yang tidak mengganggu pengeluaran kalium melalui air seni. Begitu pula penggunaan pencahar juga bisa menyebabkan terjadi penurunan kalium.
Pada kasus hipokalemia yang terjadi pada beberapa pasein yang  saya lihat, mereka mengalami hipokalemia lebih karena asupan yang kurang. Hal ini juga menggejala di tengah masyarakat kita karena kesibukan atau karena ingin mengontrol berat badan sehingga kurang memperhatikan asupan makanan dan tentunya asupan kalium juga menjadi kurang.
Beberapa obat herbal yang bisa membuat berat badan turun salah satunya mempunyai efek buang air kecil menjadi meningkat hal ini juga tentu dapat menyebabkan terjadinya gangguan elekterolit.
Apa gejala yang bisa dikenali kalau seseorang mengalami hipokalemia?
Pada kondisi baru terjadi penurunan kadar kalium  biasanya seseorang yang mengalami hipokalemia  tidak merasakan apa-apa jika berlanjut biasanya ketika kadar kalium kurang dari 3 mEq/L, seseorang akan merasakan  lemas dan jika terus berlanjut seseorang yang mengalami hipokalemia akan mengalami kelemahan otot serta kram otot atau baal  dan sampai  tidak dapat mengangkat kedua kaki bahkan kedua tangannya.Â
Kram juga bisa terjadi pada perut, perut bisa menjadi kembung bahkan jika berlanjut gerakan usus juga bisa menurun bahkan pasien bisa  mengalami tidak bisa buang air besar dan tidak bisa buang angin. Pasien dengan hipokalemia juga bisa mengalami mual dan muntah yang memperburuk kondisi kekurangan kalium yang terjadi.
Hipokalemia yang berlanjut dapat menyebabkan terjadi gangguan irama jantung dan jika berlanjut terus dapat terjadi henti jantung dan henti nafas. Hipokalemia tentu bisa dicegah. Dengan mengidentifikasi penyebab terjadinya kalium yang rendah tersebut upaya pencegahan dapat dilakukan.Â
Pada kondisi hipokalemia yang terjadi, selain suplemen kalium maka poenyebab dari penurunan kalium tersebut juga harus diatasi. Misal karena diare atau  muntah maka diare dan muntah harus diberhentikan. Diare yang berlanjut akan menyebabkan terjadi dehidrasi dan terjadinya penurunan kalium oleh karena itu selain diare diatasinya, untuk mencegah dehidrasi dan penurunan kalium yang berlanjut harus segera diganti cairan dan elektrolit yang keluar dengan cairan pengganti cairan dan elekterolit seperti oralit.
Untuk kondisi hipokalemia yang terjadi karena asupan yang kurang, selain suplementasi kalium maka harus juga diperhatikan makanan yang mengandung kalium  antara lain pisang, kismis, kurma, jeruk, ikan, pepaya, melon, tomat segar, kentang, dan jus buah.Â
Mengingat kondisi hipokalemia ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan bisa mengganggu aktifitas kita maka perhatikan makan kita dan selalu memgosumsi makanan yang memang mengandung kalium yang tinggi terutama pada orang-orang yang mempunyai riwayat kekurangan kalium. Sebaliknya pada pasien yang sudah mengalami penurunan fungsi ginjal asupan tinggi kalium harus dicegah.
Dr.Ari Fahrial Syam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H